Satu Kegiatan dengan Pasien Meninggal Dunia di Solo, Warga Malang Diisolasi
RS Soepraoen Kota Malang, Jawa Timur, saat ini merawat seorang pasien dalam pemantauan (PDP) COVID-19. Pasien tersebut pernah satu kegiatan dengan seorang pasien positif COVID-19 yang meninggal di RS Moewardi Solo.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS – Seorang warga Malang, yang pernah kontak dengan pasien positif Covid-19 dan kemudian meninggal dunia di RS Moewardi Solo, tengah menjalani isolasi. Seorang mahasiswa Universitas Brawijaya Malang juga tengah dirawat di tempat berbeda guna meminimalkan potensi penyebaran Covid-19.
“Seintensif apa kontak dengan pasien yang meninggal di Solo itu, saya tidak tahu. Tapi yang jelas, pasien ini sedang menjalani perawatan di ruang isolasi sejak 10 Maret 2020,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif, Sabtu (14/03/2020).
Pasien perempuan berusia 43 tahun itu kini dirawat di Rumah Sakit Tentara Dr Soepraoen Kota Malang. Dia dan korban meninggal dunia di Solo berada di acara yang sama di Bogor, 26-28 Februari 2020.
Pasien itu kini dirawat karena demam dan memiliki tanda sakit paru (pneumonia). Husnul mengatakan, sampel lendir tenggorokan dan hidung pasien akan diambil untuk diperiksa lebih lanjut.
Akan tetapi, Husnul berharap kasus ini tidak membuat warga Malang panik. Warga diminta tetap menjaga kondisi kesehatan tubuh. Jika merasa tidak enak badan, mereka diminta mendatangi puskesmas terdekat. Saat ini, ada 16 puskesmas di Kota Malang. "Petugas puskesmas sudah dilengkapi alat pelindung diri,” kata Husnul.
Sementara itu, gedung jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang disemprot disinfektan dan untuk sementara ditutup. Hal itu dilakukan setelah seorang mahasiswanya berstatus pasien dalam pantauan Covid-19. Dia kini dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang.
"Langkah itu diambil karena hingga kini belum ada kepastian tentang status mahasiswanya, apakah positif atau tidak Covid-19," kata Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani.
Menurut Nuhfil, saat ini, sudah dilakukan sterilisasi gedung bertujuan memastikan kondisi gedung kembali nyaman digunakan saat nantinya mahasiswa kembali masuk. Pada 16-27 Maret 2020, mahasiswa Teknik Industri UB akan menjalani ujian tengah semester (UTS). Kondisi ini membuat UTS kemungkinan besar dilakukan secara daring atau mengambil soal dan dikerjakan di rumah
“Setelah ada kejelasan, akan segera diputuskan lagi langkah berikutnya. Senin (16/03/2020), kami akan rapat menentukan model pembelajaran lebih lanjut di UB. Apakah kuliah dilakukan online atau lainnya,” kata Nuhfil.
Ke depan, Nuhfil berharap mahasiswa UB tidak pulang ke rumahnya di luar kota. Saat ini, dia mengatakan, kondisi Kota Malang aman. Mahasiswa justru diminta tidak pulang ke daerahnya.
"Jangan sampai terjadi transmisi lokal virus, pulang ke daerah lantas membawa virus itu ke Malang,” kata Nuhfil.
Menunda Kegiatan
Kampus UB, menurut Nuhfil mengikuti saran pemerintah untuk menunda kegiatan-kegiatan yang mendatangkan orang dari luar kota atau orang asing. "Untuk kegiatan bersama dosen asing sebagai dosen tamu, mata kuliahnya digelar online,” kata Nuhfil.
Adapun untuk wisuda, Nuhfil masih memertimbangkan solusi terbaik. Usulan dari Tim Satuan Tugas Pencegahan Penyebaran Covid-19 UB, wisuda diganti mengambil ijazah di masing-masing fakultasnya. Prosesi wisudanya bisa diagendakan di bulan-bulan berikutnya, sambil menunggu situasi aman.
Pembentukan satgas pencegahan penyebaran Covid-19 UB sesuai Surat Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35492/A.A5/HK/2020 tanggal 12-3-2020 tentang Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Satgas itu bertugas mengedukasi, sosialisasi, promosi, hingga kegiatan pencegahan penyebaran Covid -19
Ketua Tim Satgas Covid-19 UB dr Aurick Yudha Nagara mengatakan mahasiswa Teknik Industri UB berstatus pasien dalam pemantauan di Rumah Sakit Saiful Anwar Kota Malang, setelah ayahnya meninggal dunia. Diduga, penyebab kematian ayahnya akibat Covid-19. Namun, belakangan diketahui ayah dan ibu mahasiswa itu negatif Covid-19.
"Saat ini, kondisi mahasiswa itu sudah tidak menggunakan tabung oksigen. Dia juga sudah bisa menggunakan HP," kata dia.