Antisipasi Ledakan Kasus di Pantura, Ruang Isolasi RSUD Tegal Ditambah
Ruang isolasi di RSUD dr Soeselo Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, akan ditambah dari empat ruang menjadi 15 ruang. Upaya ini untuk mengantisipasi potensi ledakan jumlah kasus positif Covid-19 di wilayah pantura Jateng.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Rumah Sakit Umum Daerah dr Soeselo Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, bakal menambah ruang isolasi dari sebelumnya empat ruang menjadi 15 ruang. Upaya ini untuk mengantisipasi potensi ledakan jumlah kasus positif coronavirus disease 2019 atauCovid-19 di wilayah pesisir utara Jateng.
Hingga Minggu (15/3/2020), secara nasional, jumlah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 bertambah menjadi 117 orang. Dari jumlah tambahan kasus sebanyak 21 kasus, dua di antaranya berasal dari pasien yang dirawat di Jateng. Untuk mengantisipasi kasus serupa di wilayah Kabupaten Tegal dan sekitarnya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soeselo menambah ruang isolasi dari empat ruang menjadi 15 ruang.
”Kami sudah melakukan langkah-langkah antisipasi dengan menambah jumlah ruang isolasi. Ruang isolasi yang semula diperuntukkan untuk pasien paru dan TB (tuberkulosis) akan kami geser untuk perluasan ruang isolasi pasien Covid-19,” kata Direktur RSUD dr Soeselo Guntur Muhammad Taqwin seusai rapat koordinasi terbatas terkait antisipasi penularan Covid-19 di Kantor Bupati Tegal, Minggu.
Selain menambah jumlah ruang isolasi, RSUD dr Soeselo juga sedang mengajukan penambahan jumlah alat perlindungan diri (APD) kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jateng dan Kementerian Kesehatan. Menurut Guntur, persediaan APD di RSUD dr Soeselo sudah mulai menipis.
Hingga saat ini, di Kabupaten Tegal, terdapat satu pasien dalam pengawasan yang diisolasi di RSUD dr Soeselo. Pasien tersebut merupakan seorang anak buah kapal (ABK) yang baru kembali dari Korea Selatan, empat hari lalu. Direncanakan, pemeriksaan usap tenggorokan akan dilakukan kepada pasien tersebut, Senin (16/3/2020). Sebelumnya, RSUD dr Soeselo mengisolasi tiga pasien terduga Covid-19. Berdasarkan hasil pemeriksaan, tiga pasien tersebut negatif Covid-19.
Sementara itu, Bupati Tegal Umi Azizah mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan dana darurat sebesar Rp 6 miliar. Sebagian dana tersebut bisa dialokasikan untuk menanggulangi Covid-19, termasuk untuk pembelian APD.
”Kami sedang mengkaji bagaimana agar dana darurat ini bisa segera dipersiapkan untuk mengendalikan Covid-19. Prinsipnya, kami mengutamakan kegiatan-kegiatan pencegahan karena belum ada kasus positif Covid-19 di wilayah Kabupaten Tegal,” ujar Umi.
Selain menyiapkan dana darurat, Pemerintah Kabupaten Tegal juga akan memantau pergerakan masuk dan keluar orang di wilayah Kabupaten Tegal. Pemantauan tersebut akan dilakukan oleh pemerintah desa. Mulai Senin (16/3/2020), semua kepala desa diminta melaporkan pergerakan masyarakat di wilayahnya masing-masing kepada bupati.
”Saya sudah memerintahkan para kepala desa untuk memantau masyarakat yang baru pulang bepergian, terutama dari kota atau negara yang ada kasus positif Covid-19. Warga tersebut akan kami pantau kesehatannya selama 14 hari,” kata Umi.
Para kepala desa diminta memantau masyarakat yang baru pulang bepergian, terutama dari kota atau negara yang ada kasus positif Covid-19.
Upaya lain yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tegal adalah meliburkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah selama dua pekan. Para siswa diminta belajar mandiri di rumah masing-masing dengan diawasi orangtua.
Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie menambahkan, pihaknya mengimbau momen belajar mandiri di rumah tidak dimanfaatkan untuk berwisata, jalan-jalan, ataupun kegiatan lain yang dilakukan di luar rumah. Sebab, penggantian sistem belajar dari sekolah menjadi di rumah justru dimaksudkan untuk menekan risiko paparan virus korona.
”Agar anak-anak tidak bosan belajar di rumah, kami akan mengadakan kegiatan yang menarik, seperti kompetisi daring. Mungkin akan mengarah ke kegiatan semacam e-sport,” ujar Ardie.
Tak hanya Pemerintah Kabupaten Tegal, seluruh pemerintah daerah di wilayah pesisir pantai utara bagian barat Jateng juga mulai meningkatkan upaya antisipasi penularan infeksi virus korona jenis baru (SARS-Cov-2). Upaya yang dilakukan antara lain membatasi kegiatan yang menghadirkan banyak orang, meliburkan kegiatan belajar-mengajar selama dua pekan, serta menyediakan alat pengukur suhu, cairan antiseptik, wastafel, dan sabun untuk menjaga kebersihan tangan.