Terkendala Geografis dan Alat Kesehatan, Maluku Mesti Cegah Korona Masuk
Pemerintah daerah di Maluku mesti bersiaga mencegah masuknya virus korona baru yang kini mulai ditemukan di sejumlah daerah di Pulau Jawa. Salah satunya dengan memperketat pintu masuk seperti pelabuhan dan bandara.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Hingga Minggu (15/3/2020) malam, belum ada laporan orang dalam pengawasan terkait Covid-19 di Provinsi Maluku. Namun, pemerintah daerah diminta mewaspadai lalu lintas pergerakan manusia yang memasuki Maluku melalui sejumlah titik sehingga membuka kemungkinan masuknya virus korona.
Ketua Komnas HAM Provinsi Maluku Benediktus Sarkol mendesak Gubernur Maluku dan semua bupati/wali kota mengambil langkah cepat mencegah virus yang kini merebak di Pulau Jawa dan sejumlah daerah lain di Indonesia itu masuk ke Maluku. ”Sejauh ini belum ada langkah konkret dari pemerintah daerah. Sangat diragukan. Kami harap ada pembatasan orang-orang yang masuk ke Maluku. Pemeriksaan di bandara dan pelabuhan juga diperketat,” ujarnya.
Menurut dia, jika sampai ada warga Maluku yang positif Covid-19 dan menular ke warga lain, penanggulangannya bakal semakin sulit. Peralatan dan tenaga medis di Maluku sangat terbatas. Hanya ada satu rumah sakit yang menjadi rujukan, yakni RSUD dr Haulussy di Ambon. Rumah sakit itu untuk 11 kabupaten/kota yang jaraknya berjauhan dengan Kota Ambon.
Selain itu, di rumah sakit tersebut tidak ada laboratorium pemeriksaan sampel pasien dalam pengawasan Covid-19. Pemeriksaan harus dilakukan di Jakarta. ”Keterbatasan semacam ini harus diatasi lewat pencegahan sedini mungkin. Jangan sampai tunggu jatuh korban dulu. Nanti semakin sulit mengurusinya,” ujar Benediktus.
Menurut dia, virus tersebut akan dengan mudah menyebar, terutama bagi orang dengan imunitas lemah. Benediktus melihat potensi penyebaran itu sangat tinggi mengingat banyak anak memiliki masalah gizi sehingga sistem pertahanan tubuh rapuh. ”Angka stunting dan kurang gizi di Maluku sangat tinggi,” katanya.
Pantauan di jalanan Kota Ambon, Minggu, terdapat imbauan mengenai langkah-langkah pencegahan dan penanganan Covid-19 yang terpampang di sejumlah baliho. Selain itu, pesan yang sama disampaikan melalui pengeras suara di sejumlah lampu lalu lintas. Imbauan itu berasal dari Pemerintah Kota Ambon dan Pemerintah Provinsi Maluku. Sayang, masih banyak warga yang batuk dan bersin di sembarang tempat. Sebagian besar dari mereka tidak mengenakan masker.
Masih banyak warga yang batuk dan bersin di sembarang tempat. Sebagian besar dari mereka tidak mengenakan masker.
Hingga Minggu malam belum ada langkah konkret pemerintah setempat sebagaimana daerah lain, seperti Kota Solo di Jawa Tengah, Banten, dan DKI Jakarta. Sekolah di Ambon, misalnya, belum diliburkan. Sejumlah orangtua kini mulai khawatir dengan nasib anak-anak mereka.
”Kami tidak mau anak-anak kami jadi korban. Kalau pemerintah tidak liburkan, kami liburkan sendiri anak-anak kami,” kata Merry, orangtua murid, warga Karang Panjang, Kota Ambon.
Merry juga meragukan kesiapan pemerintah daerah dalam menghadapi ancaman virus korona baru itu. Sebagai contoh, di banyak fasilitas umum tidak tersedia cairan pembersih tangan beralkohol. Di Kota Ambon, stok cairan pembersih tangan dan masker semakin sulit ditemukan, termasuk di sejumlah apotek. ”Kami selamatkan diri dan keluarga masing-masing. Jangan berharap penuh pada pemerintah,” katanya.
Sementara itu, dalam keterangan yang diterima Kompas pada Minggu petang, Pemprov Maluku menyatakan telah membentuk tim gerak cepat penanganan virus korona pada 9 Maret. Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Kasrul Selang mengatakan, fokus pihaknya saat ini menjaga pintu masuk di pelabuhan dan bandara.
Kondisi geografis Maluku yang terdiri atas pulau-pulau menjadi tantangan tersendiri.
Ia menyatakan pemerintah daerah sangat siap menghadapi ancaman tersebut. Meski begitu, Kasrul mengakui, kondisi geografis Maluku yang terdiri atas pulau-pulau menjadi tantangan tersendiri.
Ia menambahkan, RSUD dr Haulussy di Ambon yang menjadi satu-satunya rumah sakit rujukan terus dilengkapi fasilitasnya. Saat ini tersedia ruang isolasi yang terdiri atas empat tempat tidur. Tim penanggulangan Covid-19 di RSUD dr Haulussy juga sudah dibentuk dan telah melakukan simulasi penanganan. Kasrul mengimbau masyarakat agar tidak perlu panik menghadapi kondisi ini