KUPANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur membentuk tim koordinasi penanggulangan Covid-19. Ketua RT/RW di 22 kabupaten/kota di NTT wajib memantau kondisi sakit warga baru di wilayah itu, termasuk warga umum. Kabupaten/kota segera membentuk pusat panggilan atau call centre Covid-19 dengan tim khusus penanganan Covid-19.
Kepala Biro Humas Sekretariat Daerah NTT Marius Ardu Jelamu, di Kupang, Minggu (15/3/2020) pagi, mengatakan, surat keputusan pembentukan tim koordinasi penanggulangan Covid-19 sudah ditandatangani Gubernur Viktor Laiskodat pada Sabtu (14/3/2020). Tim ini juga didorong terbentuk di setiap kabupaten/kota di NTT sehingga penanggulangan Covid-19 lebih efektif.
Tim ini, menurut Jelamu, akan lebih proaktif di lapangan, bekerja sama dengan semua elemen masyarakat. Para ketua RT/RW wajib memantau setiap tamu baru dan warga setempat seusai bepergian dari luar NTT kemudian mengalami sakit, terutama demam, batuk, dan pilek. ”Jika menemukan pasien seperti ini, segera dilaporkan ke petugas kesehatan atau aparat kepolisian terdekat untuk ditangani,” katanya.
Masyarakat sendiri juga demikian. Masyarakat harus lebih proaktif melaporkan kondisi kesehatan jika merasa diri mengalami sakit yang berbeda dengan sakit-sakit sebelumnya, terutama demam, batuk, dan pilek.
Keduanya masuk rumah sakit pada Jumat (13/3/2020) malam. Suaminya demam, batuk, dan pilek. Kondisinya masih sakit sampai hari ini. Pasangan suami istri ini telah dirujuk ke RSUD TC Hillers dengan kapal milik pemda.
Namun, intinya masyarakat tidak boleh panik jika di lingkungan itu ditemukan Covid-19. Jangan bertindak di luar ketentuan karena virus itu tidak menyebar melalui udara, tetapi melalui sentuhan fisik atau benda-benda. Masyarakat harus selalu mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga ketahanan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang cukup, berolahraga, dan tidur yang cukup.
Baca juga: Menunggu Jurus Gugus Tugas Penangkal Covid-19
Ia mengatakan, SK Tim Penanggulangan Virus Korona itu juga mendorong pembentukan call centre di setiap kabupaten/kota di NTT. Call centre itu sangat penting. Setiap orang yang diduga terserang virus korona tidak perlu mendatangi puskesmas atau rumah sakit setempat.
Mereka cukup menghubungi call centre, kemudian tim yang ditugaskan pemkab/pemkot setempat menanggulangi virus korona bertindak. Di situ ada sopir, kendaraan, tenaga medis, para medis, alat pengaman tubuh, dan fasilitas lain yang disiapkan lengkap. Mereka ini telah dilatih khusus bagaimana berinteraksi dengan orang yang diduga terinfeksi virus korona.
Nomor telepon call centre ini perlu disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat di wilayah itu. Jika perlu, setiap pembayaran pulsa listrik, telepon, atau pembayaran lain dicantumkan nomor telepon call centre itu sehingga masyarakat lebih mudah ingat.
Pasangan suami istri diawasi
Direktur RSUD Lewoleba, Lembata, NTT, Bernad Beda, mengatakan, satu pasang suami istri asal Lembata yang baru tiba dari Inggris diamankan dan diisolasi di RS tersebut dengan status dalam pengawasan. Tetapi karena rumah sakit rujukan ada di RSUD TC Hillers, Maumere, Sikka, maka pasangan suami istri ini dikirim ke rumah sakit itu.
”Keduanya masuk rumah sakit pada Jumat, 13 Maret, malam. Suaminya demam, batuk, dan pilek. Kondisinya masih sakit sampai hari ini. Tetapi pasangan suami istri ini telah dirujuk ke RSUD TC Hillers dengan kapal milik pemda,” kata Bernad.
Baca juga: Langkah Solo Didukung dan Diikuti
Ia mengatakan, sesuai keterangan dari kedua pasangan suami istri ini, sang suami sedang sakit usus buntu. Menurut rencana, setelah sampai di Lewoleba, sang suami akan menjalani operasi usus buntu itu.
Karena pasien itu baru tiba dari Inggris pada Kamis (12/3/2020), pihak rumah sakit memutuskan keduanya diisolasi sambil menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Sementara itu, informasi soal kapal pesiar dengan penumpang 10 orang yang dilarang masuk Waingapu, Sumba Timur, sampai hari ini Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora sulit dihubungi. Saat dihubungi pada Sabtu (14/3/2020) malam, ajudan bupati mengatakan bupati sedang rapat dan pada Minggu (15/3/2020) pagi bupati mengikuti kegiatan beribadah di gereja.