Ratusan Tenaga Kesehatan di Jabar Segera Jalani Tes Covid-19
Tujuh pasien di Jawa Barat terkonfirmasi positif Covid-19. Ratusan tenaga kesehatan akan melakukan tes Covid-19 untuk mengantisipasi penularan virus tersebut dari pasien.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kewaspadaan tinggi atas penularan Covid-19 juga dilakukan pada ratusan tenaga kesehatan di Jawa Barat. Hingga Minggu (15/3/2020), tujuh pasien di Jabar terkonfirmasi positif Covid-19, yang enam di antaranya diisolasi di sejumlah rumah sakit dan satu pasien meninggal sebelum didiagnosis.
Enam pasien positif Covid-19 tersebar di Kota Depok (2 orang), Kabupaten Bekasi (2 orang), serta Kota Cirebon dan Kota Bandung masing-masing satu orang. Sementara satu pasien lainnya meninggal di Kabupaten Cianjur.
”Kami proaktif melakukan tes Covid-19. Tenaga kesehatan yang menangani pasien positif (Covid-19) akan didahulukan. Jumlahnya 200-300 orang,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu (15/3/2020).
Tes akan dilakukan di Laboratorium Kesehatan Jabar yang bekerja sama dengan Laboratorium Mikrobiologi dan Parasitologi Universitas Padjadjaran serta Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi Institut Teknologi Bandung. Laboratorium ini juga difungsikan memeriksa spesimen pasien diduga terinfeksi Covid-19.
”Langkah ini akan membantu dalam percepatan pengendalian penyebaran Covid-19. Kalau hanya mengandalkan Balitbangkes Kementerian Kesehatan akan memakan waktu,” ujarnya.
Kamil mengatakan, pihaknya mempunyai anggaran Rp 24 miliar untuk membeli peralatan kesehatan, di antaranya ventilator, alat memonitor kondisi pasien, dan alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan. Jika alokasi anggaran itu kurang, akan disiapkan tambahan Rp 50 miliar dengan merevisi anggaran perencanaan program lainnya.
Enam pasien positif Covid-19 tersebar di Kota Depok (2 orang), Kabupaten Bekasi (2 orang), serta Kota Cirebon dan Kota Bandung masing-masing satu orang.
”Anggaran itu juga termasuk untuk membeli tes kit (Covid-19). Alatnya dari negara Asia, tetapi saya belum bisa sebutkan nama negaranya,” ujarnya. Menurut dia, pemerintah kabupaten/kota juga dapat mengalokasikan anggaran untuk menangani penyebaran Covid-19 dengan menggunakan anggaran kedaruratan di setiap daerah.
Pemerintah Provinsi Jabar telah mendistribusikan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis ke sejumlah rumah sakit di Jabar. APD yang standar sangat penting untuk memperkecil risiko penularan Covid-19 dari pasien.
Pekan lalu, petugas ambulans Rumah Sakit Umum Daerah Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Jabar, terpaksa mengenakan jas hujan plastik saat mengantarkan pasien dalam pengawasan Covid-19. Hal tersebut dilakukan karena keterbatasan APD bagi petugas kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Jabar Berli Hamdani Gelung Sakti mengatakan, terdapat 82 pasien dalam pengawasan di Jabar. Dari jumlah itu, 54 pasien di antaranya sudah dinyatakan negatif Covid-19.
Sementara, jumlah status orang dalam pemantauan Covid-19 di Jabar berjumlah 785 orang. Dari jumlah itu, 291 orang di antaranya sudah selesai dipantau karena tidak menunjukkan gejala Covid-19.
Saat ini, Pemprov Jabar menyiapkan 52 RS yang tersebar di 27 kabupaten/kota untuk menangani pasien dalam pengawasan Covid-19. Terdapat delapan RS rujukan, yaitu RS Hasan Sadikin (Kota Bandung), RS Paru Dr H A Rotinsulu (Kota Bandung), RS Dr Slamet (Kabupaten Garut), RS Gunung Jati (Kota Cirebon), RS R Syamsudin (Kota Sukabumi), RSUD Indramayu, RS Dustira (Kota Cimahi), dan RS Paru Cisarua (Kabupaten Bogor).
Belajar di rumah
Kamil juga mengeluarkan surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan Covid-19. Kegiatan yang berdampak pada pengumpulan massa akan ditunda.
Kegiatan belajar-mengajar di sekolah, dari tingkat pendidikan anak usia dini hingga SMA/SMK, akan ditiadakan selama dua pekan sejak Senin (16/3/2020). ”Siswa tetap belajar, tetapi di rumah. Konsep pembelajarannya sudah kami siapkan,” ujarnya.
Kamil menuturkan, salah satu materi pembelajaran mengenai Covid-19. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengetahui cara penyebaran penyakit tersebut dan memahami langkah pencegahannya.