Borobudur dan Gili Ditutup
Penutupan tempat wisata favorit selama dua pekan masih akan dilihat perkembangannya. Penanggulangan penularan Covid-19 akan diikuti penyemprotan disinfektan.
Penutupan tempat wisata favorit selama dua pekan masih akan dilihat perkembangannya. Penanggulangan penularan Covid-19 akan diikuti penyemprotan disinfektan.
MAGELANG, KOMPAS — Kawasan zona I Taman Wisata Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ditutup bagi pengunjung selama 14 hari, 16-29 Maret 2020. Di Nusa Tenggara Barat, pemerintah provinsi juga menutup akses kapal cepat dari Bali ke kawasan tiga Gili.
Zona I Taman Wisata Candi Borobudur yang dimaksud adalah keseluruhan bangunan candi berikut halamannya. Penutupan kunjungan berlaku untuk paket kunjungan umum/reguler, paket wisata matahari terbit (sunrise), paket wisata matahari terbenam (sunset), dan Borobudur Manohara Pakcage.
Penutupan didasarkan pertimbangan kondisi bangunan candi, terutama bagian lorong, yang relatif sempit serta memungkinkan wisatawan bertemu dan kontak fisik. ”Interaksi atau kontak fisik, seperti bersenggolan tangan, kami sadari berpotensi menularkan virus, termasuk korona jenis baru,” ujar Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Tri Hartono dalam jumpa pers di Kantor BKB, Minggu (15/3/2020).
Penutupan dilakukan mengacu surat edaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Magelang terkait pencegahan dan penanganan Covid-19 serta merujuk arahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Untuk sementara, penutupan diputuskan 14 hari. Pembukaan kembali kawasan zona I nantinya juga masih akan melihat perkembangan penanganan Covid-19, terutama di wilayah Jawa Tengah. Masa penutupan ini, menurut Tri, akan dimanfaatkan untuk membersihkan seluruh bangunan candi serta menyemprotkan cairan antijamur dan disinfektan, termasuk ke pegangan tangga candi.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana mengatakan, pihaknya hanya sebatas mengikuti keputusan BKB. Kendati demikian, pihaknya masih akan membuka loket masuk dan menerima pengunjung hingga batas yang ditentukan. ”Penutupan sebagian wilayah zona I nantinya akan langsung kami sampaikan di loket pembelian tiket masuk. Namun, jadi atau tidaknya berkunjung, keputusan kami serahkan kepada wisatawan,” ujarnya.
Akhir pekan kemarin, Candi Borobudur masih ramai dikunjungi. Sabtu (14/3), jumlah wisatawan mencapai 15.000 orang dan Minggu (15/3) masih lebih dari 10.000 orang, ratusan di antaranya wisatawan asing. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan, sejauh ini memang ada sejumlah tempat wisata yang sudah ditutup, khususnya di sekitar Solo Raya.
Seperti diberitakan sebelumnya Pemerintah Kota Solo telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB). Terkait penanganan Covid-19, data Dinas Kesehatan Jateng, sejak awal Maret hingga Minggu, tercatat 57 pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 dan empat orang di antaranya positif, yakni 2 orang di RSUD Dr Moewardi, Solo; 1 orang di RSUP Dr Kariadi, Semarang; dan 1 orang di RSUD Tidar, Magelang. Masih ada 15 pasien dirawat di berbagai RS di Jateng.
”Para pengelola destinasi wisata yang memiliki potensi daya tarik wisatawan mancanegara diminta terapkan protokol screening terhadap wisatawan melalui komunikasi dengan agen travel. Agen yang membawa wisatawan agar berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan rumah sakit,” kata Ganjar.
Akses dari Bali
Di Mataram, Pemprov Nusa Tenggara Barat mengambil sejumlah langkah untuk mengantisipasi merebaknya Covid-19. Selain menetapkan status Siaga Darurat Bencana Non-Alam Covid-19, pemprov juga menutup akses kapal cepat dari Bali ke kawasan tiga Gili dan meliburkan aktivitas belajar-mengajar.
Perjalanan dinas juga dilarang dan sejumlah ajang pariwisata serta pertemuan melibatkan banyak orang dibatalkan. Keputusan diambil dalam rapat Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Wagub Sitti Rohmi Djalillah dengan bupati/wali kota se-NTB, termasuk forum komunikasi pimpinan daerah dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah NTB di Mataram.
Zulkieflimansyah mengatakan, rapat memutuskan memperketat pintu masuk ke NTB. Salah satunya menutup sementara mobilitas ke kawasan tiga Gili, yakni Gili Trawangan, Meno, dan Air di Lombok Utara, khususnya akses kapal cepat dari Bali. Penutupan selama 14 hari sejak Senin.
”Kenapa dilarang, karena kontrol (laut) relatif agak susah. Kenapa tiga Gili, karena Bali sudah terpapar dan biasanya (wisatawan yang masuk ke Gili) dari Bali. Ini untuk menunjukkan kalau kami sangat serius mewaspadai dan mengantisipasi (Covid-19),” katanya.
Kawasan tiga Gili merupakan obyek wisata andalan NTB. Data Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pemenang, setiap hari sepanjang Januari- Maret tercatat 1.100-1.200 wisatawan asal Bali datang menggunakan kapal cepat, yang didominasi wisman.
”Bukan berarti karena ditutup sementara kawasan Gili akan seperti tempat mati. Ini kesempatan kita semua memastikan Gili dan tempat wisata lain aman,” kata Zulkieflimansyah. Di Bali, Pemprov Bali melalui Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 memastikan belum ada penambahan kasus positif, setelah pasien kasus 25 yang meninggal.
Namun, pemerintah tetap mengimbau pentingnya kewaspadaan dan pencegahan, di antaranya menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Terkait sanitasi lingkungan, Satgas Penanggulangan Covid- 19 menggerakkan seluruh instansi melaksanakan disinfeksi rutin. Penyemprotan disinfektan serentak di Bali dimulai Minggu di sejumlah fasilitas umum dan kantor instansi, termasuk dermaga Mertasari, Sanur, dan Kantor Polda Bali. (EGI/ZAK/COK)