Jawa Barat Prioritaskan PDP dan ODP untuk Tes Covid-19
Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, Pemprov Jawa Barat melakukan uji spesimen di Laboratorium Kesehatan Jabar. Tes ini diprioritaskan untuk pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan uji spesimen di Laboratorium Kesehatan Jabar untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Tes ini diprioritaskan untuk pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan Covid-19.
Tes dilakukan dengan memeriksa spesimen dari apusan tenggorokan melalui mulut dan hidung. Namun, jumlah kit tes terbatas sehingga tidak semua orang dapat melakukan tes ini.
”Tes ini diprioritaskan untuk orang yang paling berisiko terinfeksi Covid-19. Pada kluster pertama adalah PDP (pasien dalam pengawasan) dan ODP (orang dalam pemantauan),” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jabar Berli Hamdani Gelung Sakti di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (16/3/2020).
Berli mengatakan, tes tersebut menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR). Uji spesimen dilakukan di Laboratorium Kesehatan Jabar yang bekerja sama dengan Laboratorium Mikrobiologi dan Parasitologi Universitas Padjadjaran serta Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi Institut Teknologi Bandung. Namun, jika hasil tes dinyatakan positif Covid-19, pengumumannya akan dilakukan pemerintah pusat.
Pemprov Jabar menyediakan kit tes untuk sekitar 300 orang. Namun, sebagian besar sudah digunakan untuk PDP dan ODP. ”Saat ini kit tes tinggal seperempat (untuk sekitar 75 orang), tetapi nanti akan ditambah saat anggarannya sudah turun,” ujarnya.
Menurut Berli, tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19 tidak luput diperiksa. Jumlahnya 80 orang dari delapan rumah sakit rujukan Covid-19.
Kedelapan rumah sakit itu adalah RS Hasan Sadikin di Kota Bandung, RS Paru Dr H A Rotinsulu (Kota Bandung), RS Dr Slamet (Kabupaten Garut), RS Gunung Jati (Kota Cirebon), RS R Syamsudin (Kota Sukabumi), RSUD Indramayu, RS Dustira (Kota Cimahi), dan RS Paru Cisarua (Kabupaten Bogor).
Pemprov Jabar menyediakan kit tes untuk sekitar 300 orang. Namun, sebagian besar sudah digunakan untuk pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan.
”Untuk menentukan prioritas tes, kami menggunakan metode bola salju. Artinya, orang yang paling berisiko karena berinteraksi dengan pasien positif Covid-19 akan diprioritaskan,” ucapnya.
Berli mengatakan, pihaknya akan menambah kit tes tersebut. Jumlahnya sekitar 20.000 unit yang dapat digunakan untuk 10.000 orang.
Hingga Senin sore, pasien positif Covid-19 di Jabar berjumlah 10 orang. Mereka tersebar di Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Cianjur, dan Kota Bandung.
Jumlah PDP 65 orang dengan pasien yang dalam proses pengawasan 28 orang. Sementara ODP berjumlah 706 orang dengan orang yang dalam proses pemantauan 448 orang.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, selain membeli kit tes, pihaknya juga akan membeli peralatan medis lainnya, di antaranya ventilator, alat memonitor kondisi pasien, dan alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan. Anggarannya sekitar Rp 24 miliar.
Negatif Covid-19
Gubernur Kamil juga mengikuti tes Covid-19. Tes ini dilakukan karena dia pernah bertemu dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang telah dinyatakan positif Covid-19.
Pertemuan itu terjadi saat mengawal proses transit 69 anak buah kapal Diamond Princess di Bandara Internasional Jawa Barat, Kabupaten Majalengka, Minggu (1/3/2020). Ketika itu, Kamil dan Budi Karya menggelar konferensi pers terkait proses transit tersebut.
”Saya sudah dites kemarin (15/3/2020). Hasilnya sudah keluar. Saya dan Ibu Atalia (istri Ridwan Kamil) negatif (Covid-19),” ujarnya.