Pemkab Banyumas menyiapkan 25 ruang isolasi tambahan sebagai antisipasi meningkatnya jumlah pasien dalam pengawasan terkait Covid-19.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Banyumas menyiapkan 25 ruang isolasi tambahan sebagai antisipasi meningkatnya jumlah pasien dalam pengawasan terkait Covid-19. Pemerintah kabupaten melalui dinas kesehatan serta tim medis di tingkat puskesmas juga memberikan perhatian terhadap 202 orang dalam pemantauan.
”Ruang isolasi di RSUD Banyumas saya tambah 2, RSUD Ajibarang 2, Puskesmas Pekuncen 11, dan Rumah Sakit Mata Banyumas 10,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein di Banyumas, Jawa Tengah, Senin (16/3/2020).
Ruang itu dipakai untuk jaga-jaga jika jumlah pasien meluber (melonjak). Mudah-mudahan tidak terjadi.
Saat ini di Kabupaten Banyumas sudah terdapat 8 ruang isolasi, yakni 6 unit di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto dan 2 unit di RSUD Banyumas. Sementara, dari 25 ruang isolasi tambahan itu, yang memenuhi standar dengan tekanan negatif ada 4, yaitu di RSUD Banyumas dan Ajibarang.
”Ruang itu dipakai untuk jaga-jaga jika jumlah pasien meluber (melonjak). Mudah-mudahan tidak terjadi. Kalau nanti misalnya banyak, kami sudah siapkan,” kata Husein.
Selain itu, lanjut Husein, pemerintah daerah juga akan bekerja sama dengan rumah sakit swasta di Purwokerto, Banyumas, untuk menyiapkan minimal 1 ruang isolasi. Rumah sakit itu, antara lain, RS Elisabeth, Rumah Sakit Islam, Rumah Sakit Dadi Keluarga, Rumah Sakit Bunda, dan Rumah Sakit Ananda.
Pemerintah daerah juga menyiapkan dana tanggap darurat bencana non-alam sebesar Rp 3,6 miliar. ”Dana ini nanti digunakan jika pemkab bekerja sama dengan RS swasta untuk menyiapkan ruang isolasi,” ujarnya.
Husein menyampaikan, petugas medis di tingkat puskesmas juga memantau 202 orang karena antara lain memiliki riwayat baru kembali dari negara terjangkit Covid-19. ”Ini mereka yang baru datang, misalnya dari Jepang, Korea, dan Singapura, mereka dalam pemantauan. Dari 202 orang itu, ada 13 orang yang demam, batuk, pilek ringan, tapi tidak masuk rumah sakit,” katanya.
Husein juga menutup beberapa lokasi tempat berkerumunnya orang, antara lain GOR Satria Purwokerto dan obyek wisata Baturraden, selama 14 hari. Selain itu, Husein juga melaksanakan arahan Presiden dan juga Gubernur Jawa Tengah yang meminta pelajar belajar di rumah serta menunda kegiatan atau acara yang melibatkan massa.
Pemkab juga mencetak 800.000 stiker pencegahan virus korona serta meminta bantuan CSR perusahaan menyediakan 400.000 masker. Secara terpisah, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Margono Soekarjo Tri Kuncoro menyampaikan, di RSUD Margono terdapat 5 orang pasien dalam pengawasan dan 2 orang dalam pemantauan.
Lima orang dalam pemantauan terdiri dari pasien pertama rujukan dari Cilacap dan baru pulang umrah pada 10 Maret 2020. Pasien kedua adalah rujukan dari Banjarnegara dan baru pulang dari Canberra, Australia, pada 24 Februari.
Selanjutnya, pasien ketiga dari Purwokerto baru pulang dari Penang, Malaysia, pada 27 Februari. Pasien keempat rujukan dari Sidareja, baru pulang dari Yogyakarta dan bertemu WNA China pada 12 Februari. Pasien kelima rujukan dari Purbalingga, baru pulang dari Depok 10 Maret. ”Cek laboratorium dan rontgen toraks sudah dilakukan dan menunggu hasil swab,” kata Tri.
Tri menyampaikan, kelima pasien dalam pemantauan berada di ruang isolasi RSUD Margono. Adapun dua orang dalam pemantauan (ODP) berada di ruang isolasi IGD RSUD Margono. Pasien ODP pertama baru pulang dari perjalanan ke Semarang dan Solo. Adapun pasien kedua baru pulang umrah empat hari yang lalu.