Sabang hingga Merauke Perangi Korona
Seluruh penjuru negeri, dari Sabang hingga Merauke, terus bergerak memerangi penyebaran Covid-19. Beragam kebijakan diambil pemerintah daerah, mulai dari meliburkan siswa hingga menangani pasien.
Seluruh penjuru negeri, dari Sabang hingga Merauke, terus bergerak memerangi penyebaran Covid-19. Beragam kebijakan diambil pemerintah daerah, mulai dari meliburkan siswa hingga menangani pasien.
BANDA ACEH, KOMPAS — Untuk mencegah penyebaran virus korona jenis baru, Pemerintah Provinsi Aceh meliburkan sekolah sejak Senin (16/3/2020) hingga dua pekan ke depan. Sementara Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat memperketat pengawasan di wilayah perbatasan dengan Malaysia.
Kebijakan meliburkan sekolah, menurut Kepala Dinas Pendidikan Aceh Rachmat Fitriadi, merupakan tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Adapun pelaksanaan ujian nasional untuk siswa sekolah menengah kejuruan pada Senin tetap digelar.
Rektor Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Herman Fithra menuturkan, aktivitas perkuliahan diliburkan sementara waktu. Namun, pelayanan administrasi tetap berjalan. Proses belajar-mengajar kemungkinan akan dilakukan secara daring.
Sementara itu, Rektor Universitas Teuku Umar, Aceh Barat, Jasman Maaruf menuturkan, pihaknya akan menggelar rapat senat pada Senin untuk memutuskan sistem perkuliahan selama pencegahan penyebaran virus korona tipe baru.
Kepala Biro Humas Pemprov Aceh Iswanto mengatakan, saat ini para pihak sedang membahas lebih detail rencana pencegahan penyebaran virus korona tipe baru. Kebijakan ini diharapkan diikuti oleh pemerintah kabupaten dan kota.
”Semua unsur pemerintahan harus memiliki gerak yang sama karena upaya pencegahan ini tidak bisa dilakukan parsial, tetapi harus menyeluruh. Kami juga tentu membutuhkan dukungan masyarakat dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 ini,” kata Siswanto.
Kebijakan meliburkan sekolah juga diambil Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menyusul satu warganya yang positif Covid-19. Sekolah dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga SMA/SMK diliburkan mulai Senin sampai ada pemberitahuan selanjutnya.
Perbatasan diperketat
Gubernur Kalbar Sutarmidji berpesan, selama libur, siswa diminta tidak keluar rumah. ”Orangtua siswa diminta menjaga anak-anaknya. Keputusan ini diambil agar pasien yang ditangani secara langsung tidak terlalu banyak,” ujarnya.
Upaya pencegahan persebaran Covid-19 juga dilakukan dengan memperketat pengawasan di perbatasan. Warga yang tidak tinggal di perbatasan tidak boleh melintas di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong di Kabupaten Sanggau, Aruk-Sajingan di Kabupaten Sambas, Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang, serta Badau di Kabupaten Kapuas Hulu.
Langkah ini diambil setelah Pemerintah Malaysia mengumumkan lebih dari 20 kasus positif Covid-19 di wilayah Sarawak yang berbatasan dengan wilayah Kalimantan. Kebijakan lainnya, Pemprov Kalbar menunda acara-acara yang melibatkan banyak orang.
Pemerintah kabupaten/kota juga diminta melakukan hal yang sama. Instansi pemerintah dilarang melakukan perjalanan dinas ke luar daerah jika tidak sangat penting dan mendesak. Saat ini di Kalbar ada lima orang yang diisolasi, satu orang di antaranya positif Covid-19. Sementara hasil laboratorium empat pasien yang diisolasi kemungkinan sudah diketahui pada Senin.
”Satu orang yang positif Covid-19 terkena di luar negeri. Namun, kondisinya membaik. Yang diisolasi rata-rata pernah dari Sarawak dan Kuala Lumpur. Kemudian, ada juga yang mengisolasi diri di rumah, yakni yang baru menghadiri tablig akbar di Kuala Lumpur,” kata Sutarmidji.
Di Merauke, Papua, satu pasien dalam pengawasan Covid-19 dirawat di RSUD Merauke. Pelaksana Tugas Kepala RSUD Merauke Nevile Muskita, saat dihubungi dari Jayapura, mengatakan, pasien pria berusia 42 tahun tersebut baru mengikuti kegiatan seminar di daerah Bogor pada awal Maret lalu. Ia mengikuti kegiatan itu bersama salah seorang warga asal Solo yang meninggal karena positif Covid-19 pada Jumat (13/3/2020).
Pasien tiba di Merauke pada 3 Maret dan sempat melanjutkan perjalanan dengan pesawat ke Kabupaten Mappi sehari kemudian. ”Ia dibawa ke RSUD Merauke pada Rabu (11/3/2020). Saat ini, ia dirawat di ruang isolasi,” kata Nevile.
Terobosan aplikasi
Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, mengembangkan aplikasi Lawan Covid-19 untuk memberikan panduan pencegahan dan penanganan virus korona kepada warga. Aplikasi diharapkan meningkatkan kesadaran warga terhadap potensi penyebaran virus korona di Surabaya.
”Di aplikasi itu, warga akan tahu langkah apa saja yang harus dilakukan sehingga jika terjadi kasus, penyebarannya bisa dilokalisasi,” ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Aplikasi, antara lain, berisi cara pencegahan penularan virus korona dan persebaran pasien positif Covid-19. Dengan demikian, upaya lokalisasi penyebaran bisa ditekan karena pemantauan kontak langsung pasien mudah ditelusuri. Semua warga bisa menggunakan aplikasi ini karena dapat diakses melalui gawai.
Dengan informasi yang tersebar di masyarakat, diharapkan tindakan bisa dilakukan sesegera mungkin. Hal ini juga untuk menghindari hoaks agar tidak terjadi kepanikan. ”Kami siapkan antisipasi semaksimal mungkin,” kata Risma.
Pemkot Surabaya juga akan mengundang berbagai pemangku kepentingan, seperti pengusaha, tokoh agama, serta pelaku transportasi, untuk membuat protokol. Mereka akan dikumpulkan pada Senin untuk memutuskan cara terbaik agar kegiatan tetap berlangsung dan potensi penularan ditekan.
Terkait kegiatan belajar-mengajar, sekolah mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga sekolah menengah pertama di Surabaya diliburkan pada 16-21 Maret. Meskipun demikian, Pemkot Surabaya tetap memberikan tambahan vitamin bagi anak-anak dan warga lansia agar imunitasnya tetap kuat melawan potensi virus korona. ”Pemasangan wastafel dan hand sanitizer akan ditambah, terutama di tempat-tempat umum,” kata Risma.
Saat ini sudah dipasang lebih dari 100 wastafel di area publik di Surabaya. Sementara itu, merebaknya virus korona menimbulkan inisiatif warga Surabaya untuk lebih memproteksi diri, terutama mengurangi bersentuhan dengan orang lain di sekitarnya. Kewaspadaan untuk menjaga diri terutama dilakukan saat harus berada di kerumunan, seperti di gereja, pasar, dan pusat perbelanjaan, salah satunya dengan tidak lagi bersalaman.
Beberapa gereja Katolik di Surabaya bahkan sudah meniadakan berjabat tangan saat prosesi salam damai ketika misa berlangsung, seperti di Gereja Santa Maria Tak Bercela dan di Gereja Roh Kudus Gununganyar. Sebagai gantinya, umat menundukkan kepala atau melipat tangan di dada sambil menundukkan kepala saat prosesi salam damai.
”Umat jangan terlalu ketakutan, bahkan sampai tidak mau misa karena khawatir virus korona. Paling penting adalah melakukan pola hidup sehat dan sering cuci tangan pakai sabun dan mengurangi kontak langsung dengan orang lain,” kata Romo Corinus Budaya SVD seusai misa di Gereja Roh Kudus Gununganyar.
(IQBAL BASYARI/AGNES SWETTA PANDIA)