Konsentrasi massa dalam jumlah besar meningkatkan risiko penyebaran wabah Covid-19. Beragam cara dilakukan untuk meminimalkan risikonya. Di Jawa Barat, rapat pemerintahan dilakukan jarak jauh melalui konferensi video.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
Konsentrasi massa dalam jumlah besar meningkatkan risiko penyebaran virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan wabah Covid-19. Beragam cara dilakukan untuk meminimalkan risikonya. Di Jawa Barat, rapat pemerintahan dilakukan jarak jauh melalui konferensi video.
Kaki Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melangkah cepat memasuki ruang Command Center di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (16/3/2020). Dia duduk di kursi utama di tengah ruangan itu. Posisinya menghadap ke belasan monitor yang menampilkan wajah bupati dan wali kota di 27 kabupaten dan kota di Jabar.
”Coba yang bisa dengar suara saya angkat tangan,” ujar Kamil untuk memastikan suaranya sudah terhubung. Satu per satu bupati dan wali kota mengangkat tangannya.
Kamil menyapa satu per satu bupati dan wali kota. Hal ini untuk memastikan suara pemimpin pemerintahan di kabupaten dan kota tersebut juga terdengar jelas di ruangan itu.
Siang itu, Kamil menyampaikan perkembangan kasus Covid-19. Hingga Senin sore, pasien positif di Jabar berjumlah 10 orang. Mereka tersebar di Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Cianjur, dan Kota Bandung.
Kamil mengatakan, lokasi pasien positif dapat dilihat di peta sebaran kasus Covid-19 di Jabar. Peta ini bisa diakses melalui situs web Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar).
Lokasi pasien positif diberi simbol lingkaran merah. Lokasi pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 diberi simbol lingkaran kuning, sementara orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 dengan simbol lingkaran biru.
Kamil meminta bupati dan wali kota memperbarui data pasien positif, PDP, dan ODP setiap hari. Pendataan itu dinilai penting disampaikan ke publik sebagai bentuk transparansi.
”Kalau bisa pukul 12.00 datanya sudah dikirim ke pemerintah provinsi sehingga dapat segera direkap dan ditampilkan di Pikobar,” ujarnya.
Menurut Kamil, rapat melalui konferensi video sangat membantu dalam koordinasi provinsi dengan pemerintah kabupaten dan kota. Sebab, jika bertemu secara langsung, akan memakan waktu untuk berkumpul bersama di lokasi rapat. Alhasil, konsentrasi massa dapat dihindari sekaligus memperkecil potensi penularan Covid-19.
”Bukan hanya untuk rapat koordinasi penanganan Covid-19, Command Center juga dapat digunakan untuk rapat-rapat lain yang tidak dapat bertemu langsung,” ujarnya.
Dalam konferensi video itu, bupati dan wali kota juga ditemani pejabat lainnya. Salah satunya kepala dinas kesehatan di setiap kabupaten/kota.
Bukan hanya untuk rapat koordinasi penanganan Covid-19, Command Center juga dapat digunakan untuk rapat-rapat lain yang tidak dapat bertemu langsung.
Kepala Dinas Kesehatan Jabar Berli Hamdani Gelung Sakti mengatakan, rapat melalui konferensi video sangat efektif di tengah wabah Covid-19. Selain mengurangi pertemuan orang dalam jumlah besar, juga mempercepat koordinasi karena tidak terhalang jarak.
”Salah satu yang kami sampaikan ke pemerintah kabupaten dan kota adalah memperbaiki pendataan PDP dan ODP. Dengan begitu, data yang ditampilkan di Pikobar akurat,” ujarnya.
Menurut Berli, meskipun sebaran lokasi pasien positif, PDP, dan ODP ditampilkan, privasi mereka tetap dilindungi. Sebab, lokasi yang ditampilkan hanya sampai tingkat desa atau kelurahan.
Konferensi video ini juga disiarkan secara langsung melalui akun Instagram Ridwan Kamil. Warganet dapat memantau interaksi rapat. Siaran ini ditonton lebih dari 2.000 akun tanpa harus datang menemui Gubernur demi sesuap informasi ancaman Covid-19.