Tiga Pasien dengan Gejala Batuk dan Pilek Diisolasi di Palembang
Tiga pasien dengan gejala Covid-19 diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Mohammad Hoesin, Palembang, Sumatera Selatan. Dua mahasiswi dari Belanda dan India masuk pemantauan ketat.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Tiga pasien diisolasi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Mohammad Hoesin, Palembang, Sumaera Selatan, setelah menunjukkan sejumlah gejala coronavirus disease 2019 atau Covid-19. Spesimen ketiganya sudah dibawa ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19 Sumsel, Yuwono, Selasa (17/3/2020), di Palembang. Dia mengatakan, sampai saat ini tiga pasien tersebut masih berada di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Mohammad Hoesin (RSMH), Palembang.
Ketiga pasien itu terdiri dari pria asal Palembang berumur 30 tahun, perempuan asal Lubuklinggau berumur 13 tahun, dan pria asal Jakarta berumur 40 tahun. ”Ketiganya masuk ke ruang isolasi kemarin. Saat dirawat, mereka menunjukkan sejumlah gejala seperti batuk, pilek, dan demam,” katanya.
Untuk pasien asal Palembang diketahui memiliki riwayat perjalanan ke Malaysia. Adapun anak itu diketahui bersekolah di Jakarta, sedangkan pria asal Jakarta tersebut diketahui tinggal dekat dengan wilayah terjangkit.
Yuwono mengatakan, saat ini kondisi ketiganya sudah membaik. Hanya saja, pihaknya masih menunggu hasil penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). ”Hasil ini akan diketahui dalam beberapa hari ke depan,” katanya.
Tidak hanya itu, satgas juga memantau lima orang dalam pemantauan karena memiliki riwayat perjalanan ke wilayah terjangkit dan diduga pernah berinteraksi dengan orang yang terjangkit.
Selain itu, dua mahasiswi program pertukaran pelajar Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya asal Belanda dan India saat ini juga dalam pemantauan (orang dalam pemantauan/ODP). Hal ini dikarenakan mahasiswi asal Belanda diketahui pernah dikunjungi oleh ibunya pada 26 Februari 2020.
Saat ibunya kembali ke Belanda pada 7 Maret, ia diketahui sakit dan pilek di Belanda. Dua hari kemudian, ibu mahasiswi tersebut dinyatakan positif terjangkit Covid-19.
Namun, ketika memeriksakan kembali pada 12 Maret, yang bersangkutan diketahui negatif Covid-19. ”Kemungkinan metode pemeriksaan yang diterapkan berbeda sehingga ada hasil yang berbeda,” kata Yuwono.
Adapun untuk mahasiswa kedokteran asal India juga harus dipantau lantaran dia teman sekamar mahasiswi asal Belanda tersebut. ”Kami masih melihat perkembangan keduanya,” katanya.
Adapun untuk dua ODP yang lain merupakan seorang ibu berusia 28 tahun dan anaknya, bayi berumur tiga tahun, asal Kabupaten Empat Lawang. Ibu tersebut diketahui pernah melakukan perjalanan ke Malaysia.
Dengan penambahan ini, total ada enam orang yang masuk dalam ODP. Tiga di antaranya sudah dinyatakan negatif terjangkit Covid-19.
Adapun pasien dalam pemantauan, sejak Januari hingga saat ini, mencapai 80 orang. ”Dari jumlah tersebut, 76 sudah melewati masa inkubasi dan dinyatakan tidak terjangkit Covid-19,” ujarnya.
Yuwono mengatakan, sampai saat ini proses pemeriksaan sampel masih dikirim ke Balitbangkes Jakarta. Ke depan, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang dan RSMH Palembang akan dijadikan laboratorium pemeriksaan Covid-19.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, setiap instansi agar berintegrasi untuk mencegah Covid-19 masuk ke Sumsel. ”Penjagaan dilakukan di setiap pintu masuk, baik bandara maupun pelabuhan,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga menginstruksikan agar satgas menyiapkan rumah sakit tambahan untuk membantu rumah sakit rujukan jika terjadi lonjakan jumlah pasien dalam pengawasan. Sampai saat ini ada lima RS yang menjadi rujukan untuk penanganan Covid-19 di Sumsel.
Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal Priyo Widyanto mengatakan, pihaknya menyiapkan 100 polisi untuk melakukan penyemprotan cairan disinfektan. ”Hanya saja, kami masih kesulitan mencari alat pelindung diri untuk petugas,” katanya.