Seorang WNI di Sabah Malaysia Positif Covid-19 Seusai Ikut Tablig Akbar
Seorang WNI di Negara Bagian Sabah, Malaysia, dinyatakan positif mengidap Covid-19. Ini jadi tantangan Pemerintah Indonesia mengingat banyak jalur tidak resmi untuk melintasi perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan Utara.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Seorang warga negara Indonesia di Negara Bagian Sabah, Malaysia, dinyatakan positif mengidap coronavirus disease atau Covid-19. Hal ini menjadi tantangan Pemerintah Indonesia mengingat banyak jalur tak resmi untuk melintas di perbatasan Kalimantan Utara dan Sabah.
Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya Konsulat Republik Indonesia di Tawau Emir Faisal mengatakan, WNI berjenis kelamin lelaki itu dinyatakan positif Covid-19 sejak 14 Maret. WNI tersebut dinyatakan positif setelah menghadiri Perhimpunan Tabligh Akbar di Masjid Sri Petaling di Negara Bagian Selangor, Malaysia, pada 27 Februari hingga 1 Maret.
”Saat ini WNI itu sedang menjalani pengobatan di Rumah Sakit Lahad Datu. Pemerintah Malaysia sudah memastikan, semua yang suspect dan positif Covid-19 di Malaysia biayanya ditanggung Pemerintah Malaysia,” kata Emir ketika dihubungi dari Balikpapan, Selasa (17/3/2020).
Ia mengatakan, saat ini Konsulat RI di Tawau masih berusaha mencari WNI lain yang ikut dalam kegiatan tersebut. Pemerintah Malaysia juga mengimbau semua peserta tablig akbar itu untuk memeriksakan diri ke rumah sakit rujukan di sekitar tempat tinggal mereka.
Setelah kejadian itu, Pemerintah Malaysia membatasi kegiatan di luar ruang. Sekolah di Malaysia diliburkan pada 18 Maret-31 Maret 2020. Selain itu, kegiatan mengumpulkan banyak orang sudah dibatasi. Emir juga mengatakan, Pemerintah Malaysia melarang warga negara asing dari Iran, Italia, dan Denmark memasuki wilayah Malaysia.
Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial Budaya Konsulat Jenderal RI di Kota Kinabalu Debbi Oktarossa mengatakan belum bisa menyebutkan jumlah WNI yang terjangkit Covid-19 di wilayah kerjanya. Ia meminta menunggu pengumuman resmi dari Kementerian Luar Negeri.
”Seluruh WNI yang terinfeksi Covid-19 merupakan peserta kegiatan tablig akbar di Masjid Sri Petaling maupun anggotanya. Kami masih berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Malaysia untuk memperoleh informasi terkini terkait kondisi WNI di wilayah kerja kami dan mencari siapa saja yang ikut kegiatan itu,” tutur Debbi.
Menurut data Kementerian Kesehatan Malaysia hingga Senin (16/3/2020), total kasus positif Covid-19 sebanyak 553 kasus dan belum ada korban meninggal. Di Malaysia, Negara Bagian Sabah menempati urutan ketiga terbanyak kasus positif Covid-19, yakni 57 kasus.
Semua WNI yang terinfeksi Covid-19 merupakan peserta kegiatan tablig akbar di Masjid Sri Petaling maupun anggotanya.
Jalur ”tikus”
Provinsi Kalimantan Utara berbatasan langsung, baik darat maupun laut, dengan Sabah. Jarak Rumah Sakit Lahad Datu ke Kabupaten Nunukan, Kaltara, sekitar 200 kilometer. Meski demikian, Pemerintah Provinsi Kaltara masih kesulitan memantau jalur tak resmi yang kerap digunakan orang melintasi perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kaltara.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltara Usman mengatakan, alat pemindai suhu tubuh atau thermal scanner di Kaltara sejauh ini hanya ada di Bandar Udara Juwata, Tarakan, dan Pelabuhan Internasional Tunon Taka di Pulau Nunukan.
”Selebihnya, Pemerintah Provinsi Kaltara bekerja sama dengan dinas kesehatan kabupaten dan kota untuk memaksimalkan pemantauan melalui petugas puskesmas dengan bantuan alat pemindai suhu tubuh tembak,” katanya.
Kabupaten Nunukan adalah wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Wilayahnya meliputi Pulau Sebatik, Pulau Nunukan, dan wilayah di sisi utara Pulau Kalimantan. Meski demikian, Pemerintah Kabupaten Nunukan belum membuat kebijakan meliburkan sekolah. Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid baru membuat instruksi, imbauan, dan surat edaran untuk menjauhi kerumunan dan mengurangi kegiatan di luar ruang yang tak perlu.
Saat ini belum ada warga yang dinyatakan positif Covid-19 di Nunukan. Hanya ada 81 orang dalam pemantauan Dinas Kesehatan Nunukan. Mereka sebagian besar adalah mahasiswa dan orang yang baru pulang wisata dari China, Jepang, Korea Selatan, Filipina, dan Malaysia.
Pemerintah berkoordinasi dengan TNI, kepolisian, dan Dinas Perhubungan Nunukan untuk memperketat pengawasan masuk dan keluar orang melalui Pelabuhan Tunon Taka.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan Aris Suryono mengatakan, saat ini pemerintah sudah berkoordinasi dengan TNI, kepolisian, dan Dinas Perhubungan Nunukan untuk memperketat pengawasan masuk dan keluar orang melalui Pelabuhan Tunon Taka.
”Untuk jalur tak resmi atau jalur ’tikus’, itu sulit dipantau. Kami mengerahkan petugas puskesmas untuk aktif memeriksa warga di wilayah kerjanya yang sering melintas di jalur tak resmi. Kami juga mengimbau agar warga yang melintas berinisiatif memeriksakan diri,” kata Aris.
Lalu lintas keluar dan masuk WNI di perbatasan tak bisa dihindarkan sebab banyak barang kebutuhan pokok warga di perbatasan didapat dari Tawau, Malaysia. Tawau bisa ditempuh dari Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, sekitar 20 menit naik perahu bermesin.
Selain itu, banyak warga di Pulau Sebatik yang bekerja sebagai pekerja sawit di Pulau Sebatik yang menjadi wilayah Malaysia. ”Kami hanya bisa mengimbau warga untuk langsung memeriksakan diri setelah melewati batas negara karena jalur ’tikus’ sulit sekali dipantau,” kata Camat Sebatik Tengah Aris Nur.