Banyak Kabar Simpang Siur, Banyuwangi Optimalkan ”Call Center” 112
Meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia menimbulkan banyak kekhawatiran bagi warga. Salah satunya terkait beredarnya kabar simpang siur. Pemkab Banyuwangi pun mengoptimalkan ”call center” 112 untuk atasi masalah itu.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia menimbulkan banyak kekhawatiran bagi warga. Salah satunya terkait beredarnya kabar simpang siur. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menjadikan layanan call center 112 sebagai pusat informasi dan penanganan Covid-19.
Sejumlah warga resah karena banyak kabar simpang siur terkait penyebaran virus korona jenis baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19. Tak hanya itu, kabar terkait hilangnya sejumlah kebutuhan pokok juga kerap tersebar melalui layanan pesan singkat Whatsapp.
”Ini di grup Whatsapp banyak informasi yang simpang siur. Ada yang bilang (pusat perbelanjaan) Roxy dan Vionata akan tutup. Ada informasi elpiji dan beras mulai langka. Paling mengkhawatirkan, ada info warga yang sudah positif Covid-19,” keluh Dyah Nita (29), warga Banyuwangi.
Nita mengeluhkan, informasi-informasi tersebut justru membuat masyarakat panik. Warga semakin panik karena tidak mengetahui bagaimana memastikan kebenaran informasi tersebut.
Keluhan warga tersebut langsung ditanggapi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menginstruksikan layanan call center 112 sebagai pusat informasi dan penanganan Covid-19.
“Kami juga banyak mendapat keluhan terkait simpang siur informasi Covid-19. Kami berharap masyarakat tidak perlu panik, pastikan informasi yang simpang siur itu ke call center 112. Ada petugas kami yang akan membantu memastikan kabar simpang siur tersebut,” ujarnya.
Pantauan Kompas di ruang kendali call center 112, terdapat tiga petugas yang berjaga. Mereka masing-masing menghadap sebuah laptop dan perangkat telepon. Di ruang tersebut juga tersedia layar besar berukuran 3 meter x 1,5 meter yang berisi pantauan kamera pemantau (CCTV).
Khusus di masa pandemi Covid-19, layar tersebut juga menayangkan data paling terbaru tentang Covid-19 di Banyuwangi. Data yang ditampilkan antara lain jumlah orang dengan risiko, orang dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan, hingga pasien positif terinfeksi virus korona.
Menurut Anas, dengan adanya data yang selalu diperbarui oleh dinas kesehatan, warga yang mendapat info simpang siur bisa mengeceknya di sini. ”Kami berharap dalam situasi seperti ini tidak terjadi kepanikan,” kata Anas.
Anas menambahkan, petugas dari dinas kesehatan akan diperbantukan di ruang kendali call center 112. Petugas tersebut akan membantu menjawab pertanyaan terkait Covid-19, termasuk memberikan panduan penanganan pertama dan sementara bila ada warga yang dilaporkan mengalami gejala Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Widji Lestariono mengatakan, hingga hari ini, sudah ada 309 orang yang pernah masuk kategori orang dengan risiko (ODR). Kategori ini merupakan kelompok orang yang baru pulang dari luar negeri dan saat ini dalam kategori sehat.
Selain itu, sudah ada 3 orang yang masuk dalam kategori orang dalam pemantauan. Namun, dua orang di antaranya sudah dinyatakan sehat dan satu orang masih melakukan karantina pribadi.