Sewa Kamar dan Rapat-rapat di Perhotelan di Lombok ”Disapu Badai” Covid-19
Dunia perhotelan di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, mengalami masa sulit karena sebaran Covid-19. Okupansi kamar dan sewa ruang rapat di hotel menurun drastis, termasuk sejumlah pembatalan.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Wabah coronavirus disease 2019 atau Covid-19 benar-benar menjalar ke sektor jasa perhotelan di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Menyusul imbauan pemerintah menangani persebaran virus SARS-CoV-2, banyak rencana pertemuan (meeting) pemerintah dan swasta diundur, bahkan dibatalkan.
Sejumlah hotel pun kehilangan potensi pemasukan. ”Sebenarnya saya ada pertemuan hari ini di Mataram, yaitu rapat koordinasi dengan jajaran dinas pertanian. Karena ada kebijakan terkait pandemi Covid-19, rakor kami tunda,” kata Staf Ahli Bidang Lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan), Pending Dadih Permana, Rabu (18/3/2020), di Jakarta.
Kegiatan Kementan di Mataram antara lain membicarakan strategi dan kebijakan bidang pertanian bersama Dinas Pertanian Pemerintah Provinsi NTB dan kabupaten/kota se-NTB. Pertemuan sosialisasi jagung rendah aplatoksin guna mendukung substitusi impor dan ekspor juga dibatalkan penyelenggaraannya yang mestinya berlangsung pada Rabu (18/3/2020) dan Kamis (19/3/2020).
Sebelumnya, Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengatakan, ajang balap sepeda Le’ Etape Indonesia by Tour de France’ yang sedianya berlangsung 3-5 April mendatang diundur jadwalnya menjadi Agustus 2020. Wisata olahraga itu akan dimulai dan berakhir di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. ”Tetapi, 30 persen peserta yang sudah kadung mengagendakan tetap akan datang pada April ini untuk bersepeda sehat,” ujar Zulkieflimansyah.
Direktur Le’ Etape Indonesia by Tour de France’ Zacky Badrudin mengatakan, balap sepeda itu memperlombakan nomor jarak jauh (long distance) 125 kilometer dan jarak pendek (short distance) dengan menempuh jarak 75 km. Hingga saat ini ada 1.300 peserta terdaftar. Dari jumlah itu, 1.000 peserta mengikuti lomba jarak jauh, sisanya 300 peserta mengikuti lomba jarak pendek.
Para peserta itu berasal dari 18 negara, yaitu Indonesia, Singapura, Australia, Thailand, Aljazair, Italia, Amerika Serikat, Pakistan, Arab Saudi, Malaysia, Kanada, Perancis, Portugal, Italia, Vietnam, Jepang, China, dan Korea Selatan. Di antara negara itu, China, Singapura, Korea, Jepang, Vietnam, Malaysia, dan Arab Saudi dinyatakan banyak terpapar Covid-19.
Dampak perhotelan
Di kalangan perhotelan, seperti dikatakan General Manager Hotel Santika Baharudin Adam, ada banyak pembatalan sewa kamar dan rapat-rapat instansi dan lembaga pemerintah dan swasta. Dari pembatalan kamar dan kegiatan pertemuan hotel itu, Santika kehilangan pendapatan sekitar Rp 400 juta selama Maret-April. Begitu pun tingkat hunian 123 kamar hotel itu turun dari 73 persen menjadi 40 persen per hari, Rabu (18/3/2020).
Menurut General Manager Hotel Aruna Senggigi, Weni Kristansi, terjadi penurunan tingkat hunian kamar mencapai 30 persen sejak merebaknya Covid-19, sejak akhir Januari. Hotel dengan 154 kamar itu masih tertolong kegiatan pemerintah yang melakukan pertemuan di hotel itu.
Soal turunnya hunian hotel juga disampaikan General Manager Hotel Jayakarta Lombok Cherry Abdul Hakim. Sejak NTB berstatus Darurat Covid-19, okupansi kamar hotel itu menjadi 20 persen meskipun masih ada tabungan untuk operasional hotel dari tingkat hunian kamar pada pekan pertama dan kedua Maret 2020.
Dihubungi secaraterpisah, Marketing Hotel Idoop Claudia Larasati mengatakan, tingkat okupansi hotel dengan 96 kamar itu mencapai 56 persen karena ada kegiatan pertemuan swasta. ”Kalau pelatihan selesai, tingkat hunian turun menjadi 23 persen,” ujar Claudia.
Selama Maret ini, ada delapan pertemuan Organisasi Perangkat Daerah NTB, NGO (Non Goevermental Organisation), dan swasta dibatalkan penyelenggaraannya di hotel itu. Untuk menggaet tamu menginap, Claudia mengatakan, hanya ”bermain” dengan memberlakukan diskon sewa kamar dan sewa ruangan pertemuan.
Namun, strategi itu juga sulit dilakukan karena belum tentu ada peminatnya. Pada saat bersamaan, pemerintah menetapkan Darurat Bencana Non-alam Covid-19 hingga 29 Mei 2020 yang masuk bulan puasa Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.