Erupsi, Anak Krakatau Keluarkan Abu Setinggi 300 Meter
Gunung Anak Krakatau di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu 300 meter.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Gunung Anak Krakatau di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Rabu (18/3/2020), mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu 300 meter. Aktivitas gunung api itu kembali aktif setelah satu bulan terakhir terpantau landai.
Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Kalianda, Lampung Selatan, Andi Suardi mengatakan, erupsi terjadi pada pukul 12:42 dengan amplitudo maksimum 42 milimeter (mm) dan durasi sekitar 10 detik. Kondisi cuaca yang berkabut membuat luncuran debu vulkanik GAK sulit diamati.
Kolom abu juga tidak dapat teramati secara langsung karena gunung api tertutup kabut. Namun, berdasarkan pantauan visual dari kamera pengintai, teramati asap berwarna putih kelabu dengan tinggi 300 meter dari atas puncak.
Hingga kini, aktivitas GAK masih fluktuatif. Namun, belum ada peningkatan status GAK. Status GAK masih di Level II (Waspada) dan masyarakat atau wisatawan tidak boleh mendekat dalam radius 2 kilometer dari kawah.
Terjadi perubahan bentuk pada kawah gunung api tersebut.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rabu pukul 12.00-18.00, terjadi dua kali letusan dengan amplitudo 20-42 mm dan durasi 44-608 detik. Embusan tercatat empat kali dengan amplitudo 3-6 mm dan durasi 12-15 detik.
Perubahan bentuk
Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Krakatau Seksi Wilayah III Lampung Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Syarif mengatakan, berdasarkan pemantauan petugas BKSDA pada 12 Maret 2020, terjadi perubahan bentuk pada kawah gunung api tersebut.
”Sebagian danau kawah yang terbentuk saat erupsi pada 2018 lalu, saat ini sebagiannya mulai tertutup daratan,” ujarnya. Hal itu terjadi akibat tingginya aktivitas GAK sejak Januari 2020. Selama 1 Januari hingga 18 Maret, GAK tercatat mengalami erupsi sebanyak 10 kali.
Selain perubahan bentuk kawah, petugas juga mendapati berbagai jenis burung dan kupu-kupu mulai terlihat di sekitar daratan karakatau. Namun, belum ditemukan hewan lainnya, seperti biawak yang pernah hidup di gunung api itu sebelum erupsi besar pada 2018.