Kabupaten Temanggung Kekurangan APD untuk Penanganan Covid-19
Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, saat ini kekurangan alat pelindung diri yang dibutuhkan tenaga medis untuk kegiatan penanganan Covid-19. Stok APD berupa jas pelindung saat ini dipastikan kosong.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, saat ini kekurangan alat pelindung diri yang dibutuhkan tenaga medis untuk kegiatan penanganan Covid-19. Stok APD berupa jas pelindung saat ini bahkan dipastikan kosong.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Suparjo mengatakan bahwa dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Temanggung untuk mencukupi kebutuhan jas.
”Pada kondisi terburuk saat wabah semakin meluas dan APD belum juga tercukupi, mungkin kami akan melakukan upaya alternatif menggunakan jas penyemprot hama sebagai pengganti jas pelindung,” ujarnya saat ditemui, Rabu (18/3/2020).
Saat ini, Suparjo mengatakan, pihaknya sudah sempat membicarakan hal ini dan Dinas Pertanian Kabupaten Temanggung memastikan ada delapan jas penyemprot hama yang juga dalam kondisi steril karena belum pernah dipakai.
Pada kondisi terburuk saat wabah semakin meluas dan APD belum juga tercukupi, mungkin kami akan melakukan upaya alternatif menggunakan jas penyemprot hama sebagai pengganti jas pelindung.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung sebenarnya memiliki 40 jas pelindung. Namun, semua jas tersebut digunakan untuk mendukung kebutuhan di sejumlah rumah sakit di Kabupaten Temanggung.
Sejak awal Maret lalu, Suparjo mengatakan, pihaknya sudah mengajukan permintaan bantuan APD kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menutupi kekurangan tersebut. Permintaan bantuan yang diajukan tersebut meliputi lebih dari 5.000 jas, 1.250 masker, 250.000 masker bedah, 120 pasang sepatu bot, 120 kacamata, dan sedikitnya 30.000 pasang sarung tangan. Namun, hingga saat ini, permintaan bantuan tersebut belum dipenuhi.
Saat ini, di tengah kondisi kekurangan APD, Suparjo mengatakan, pihaknya berusaha menghemat penggunaan APD yang masih tersedia. Stok 8.000 masker yang masih tersedia, misalnya, sengaja disimpan untuk kebutuhan tenaga medis di Dinas Kesehatan dan rumah sakit.
”Kami tidak akan membagi masker untuk petugas yang hanya memiliki keluhan ringan, seperti batuk pilek biasa,” ujarnya.
Berdasarkan data terakhir pada Rabu (18/3/2020), di Kabupaten Temanggung terdapat tiga pasien dalam pengawasan (PDP) dan 371 orang dalam pengawasan (ODP). Tiga PDP saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Temanggung dan kondisi kesehatan 371 ODP kini terus dipantau oleh petugas puskesmas.
Pemantauan ODP, menurut Suparjo, dilakukan melalui komunikasi lewat telepon saja.
”Petugas tidak mungkin melakukan kunjungan langsung ke rumah ODP karena hal itu membuat mereka berisiko terpapar virus,” ujarnya.
Sebanyak 371 ODP tersebut antara lain terdiri dari rombongan siswa SMA Negeri 1 Temanggung dan rombongan warga Desa Pakurejo, Kecamatan Bulu. Dua rombongan ini baru saja pulang dari Bali. Khusus untuk rombongan SMA Negeri 1, sebanyak 25 orang sempat mengalami keluhan demam dan kondisi saat ini terus dipantau.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Temanggung Tetty Kurniawati mengatakan, sementara ini, RSUD Temanggung sudah menyiapkan dua kamar isolasi. Namun, untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kasus, dalam waktu dekat pihaknya akan menyiapkan tambahan delapan kamar lagi.
Dia mengatakan, tidak hanya terbebani oleh tanggung jawab kerja, petugas medis RSUD Temanggung saat ini juga rawan mendapatkan beban psikologis. Tetty mencontohkan, seorang perawat yang ikut merawat pasien PDP sempat diisolasi oleh suaminya dan dilarang untuk melakukan kontak dengan anggota keluarga yang lain.
”Setelah kami turun tangan, membantu memberikan penjelasan, barulah akhirnya suami dan pihak keluarga memahami kondisi yang terjadi dan mau menerima perawat tersebut seperti sebelumnya,” ujarnya.