Antisipasi Penyebaran Korona, Pelacakan Digalakkan di Palu
Pelacakan untuk menemukan orang dengan riwayat bepergian ke negara dan daerah terjangkit Covid-19 di Kota Palu, Sulawesi Tengah, digalakkan. Hal itu untuk mengantisipasi penyebaran virus korona jenis baru di daerah itu.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Pelacakan untuk menemukan orang dengan riwayat bepergian ke negara dan daerah yang terjangkit Covid-19 di Kota Palu, Sulawesi Tengah, terus dilakukan. Pelacakan penting untuk menemukan lebih awal kasus sehingga memudahkan antisipasi penyebaran penyakit.
Hasil pelacakan tim surveilans Dinas Kesehatan Kota Palu dan 13 puskesmas sejauh ini membuahkan hasil dengan bertambahnya orang dalam pemantauan (ODP). ODP diartikan mereka yang teridentifikasi memiliki riwayat bepergian ke negara dan daerah yang sudah dijangkiti Covid-19.
Para ODP di Sulteng kebanyakan memiliki riwayat perjalanan ke Jepang, Korea Selatan, dan Turki. Sementara untuk di Indonesia, mereka diketahui baru pulang dari kota-kota yang saat ini memiliki pasien positif Covid-19, antara lain Jakarta dan Bali.
Ketua Tim Kewaspadaan dan Pengendalian Covid-19 Kota Palu Lutfiah mengatakan, saat ini terdata 53 ODP. Mereka mulai dilacak sejak 31 Januari 2019. Meskipun berdasarkan masa inkubasi selama 14 hari sebagian sudah lewat, mereka tetap dipantau.
”Mereka menjalani isolasi diri di rumah. Sejauh ini mereka sehat,” kata Lutfiah di Palu, Rabu (18/3/2020). Sebanyak 53 ODP tersebut tambahan terbaru dari sebelumnya 32 orang.
Pelacakan (tracing) yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Palu bekerja sama dengan tempat-tempat mobilitas orang, terutama bandara. Tak sedikit juga ODP didapat karena mereka melaporkan diri. Mereka mengisi formulir yang disebut penyelidikan epidemiologi. ”Pelacakan jalan terus dan harus diperkuat. Tim surveilans bekerja setiap hari,” ujar Lutfiah.
Jumlah anggota tim surveilans sejauh ini 14 orang. Mereka bertugas di puskesmas di Kota Palu. Selain itu, anggota surveilans dari sembilan rumah sakit di kota tersebut juga turut mengambil bagian dalam pelacakan.
Pengelola surveilans Dinas Kesehatan Kota Palu, Nur Puspa Fitriani, mengatakan, dirinya sering berkomunikasi dengan ke-53 ODP. Komunikasi tersebut dilakukan secara tatap muka dan menggunakan medium komunikasi, terutama telepon genggam. Komunikasi bertujuan mengetahui perkembangan kondisi kesehatan mereka.
Selain menangani ODP, pemerintah saat ini juga mengurus empat pasien dalam pengawasan (PDP), masing-masing di RSU Anatapura dan RSU Undata. Sampel dua PDP di RSU Undata sudah dikirim pada Minggu kemarin ke Kementerian Kesehatan, tetapi instansi terkait di Sulteng belum menerima hasilnya. Sementara sampel dua PDP di RSU Anatapura baru pada Rabu ini dikirimkan.
PDP adalah pasien yang memiliki gejala terkait dengan Covid-19, yakni demam, batuk, atau sesak napas. Mereka menjalani isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19 sambil menunggu hasil pemeriksaan sampel untuk mengetahui apakah positif atau negatif Covid-19.
Secara umum, kewaspadaan untuk antisipasi penyebaran Covid-19 di Palu meningkat. Selain merumahkan para siswa, kecuali yang menjalankan ujian nasional, pada setiap tempat pelayanan umum dan instansi disediakan cairan pencuci tangan. Itu terlihat antara lain di Kantor Samsat, ruang pelayanan surat izin mengemudi (SIM) Polres Palu. Minimal satu botol cairan pencuci tangan disediakan untuk digunakan warga.