Sebanyak 24 orang berada dalam pemantauan terkait virus korona atau Covid-19 oleh tim kesehatan di Nusa Tenggara Timur. Mereka tersebar di Kota Kupang, Manggarai Barat, dan Kabupaten Kupang.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS - Sebanyak 24 orang dalam pemantauan terkait virus korona oleh tim kesehatan di Nusa Tenggara Timur. Mereka tersebar di Kota Kupang, Manggarai Barat, dan Kabupaten Kupang. Dua orang dalam pemantauan telah dikirim swab tenggorokan di Laboratorium Patologi Kementerian Kesehatan di Jakarta. Sementara Dinas Kesehatan Sikka juga melakukan pemantauan terhadap 12 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur (NTT) Dominikus Minggus Mere di Kupang, Kamis (19/3) mengatakan, jumlah 24 orang dalam pemantauan (OPD) itu terhitung sejak 8 Maret sampai dengan 18 Maret. Mereka ini masuk kategori OPD setelah melakukan perjalanan dari luar negeri atau dari provinsi yang sedang terinveksi virus korona.
"Sebanyak 14 orang di Kota Kupang, Labuan Bajo tujuh orang, Lembata dua orang, dan Kabupaten Kupang sebanyak satu orang. Jumlah semua 24 orang. Tidak semua orang harus diisolasi di rumah sakit. Sebagian dipantau di rumah kediaman, tidak keluar rumah kediaman selama 14 hari, setelah mereka tiba dari luar NTT,”kata Minggus.
Sebanyak dua OPD asal Lembata yang baru saja pulang dari Inggris, saat ini sedang diisolasi di RSUD TC Hillers, Maumere. Keduanya adalah suami –istri. Mereka dirujuk oleh RSUD Lewoleba, Lembata, 230 km dari Maumere. RSUD TC Hillers Maumere dan RSUD Komodo di Labuan Bajo ditunjuk sebagai RSUD rujukan Korona di daratan Pulau Flores.
Sebanyak 14 orang di Kota Kupang, Labuan Bajo tujuh orang, Lembata dua orang, dan Kabupaten Kupang sebanyak satu orang. Jumlah semua 24 orang. Tidak semua orang harus diisolasi di rumah sakit. Sebagian dipantau di rumah kediaman, tidak ke luar rumah kediaman selama 14 hari, setelah mereka tiba dari luar NTT (Dominikus Minggus)
Sementara rumah sakit lain khusus merawat korona, yakni RSUD WZ Yohannes Kupang dan RSUD Gabriel Manek di Atambua sebagai rumah sakit di daratan Pulau Timor. RSUD Umbu Meha di Waingapu, khusus untuk masyarakat di daratan Pulau Sumba.
Ia mengatakan, gugus tugas penanggulangan virus korona di NTT dipimpin Sekretaris Daerah NTT Benediktus Polomaing. Semua Kepala OPD, PNS, TNI dan Polri terlibat menanggulangi virus ini.
Semua direktur RSU di NTT, perwakilan dokter, dan perawat diundang ke Kota Kupang melakukan pertemuan dengan pimpinan gugus tugas penanggulangan virus korona. Semua tenaga medis dan paramedic serta pimpinan rumah sakit memiliki pemahaman sama tentang cara menangani virus korona ini.
Kepala Dinas Kesehatan Sikka, Petrus Herlemus Baru mengatakan, sedang melakukan pemantauan terhadap 12 orang. Mereka adalah delapan orang PNS yang baru selesai melakukan perjalanan dinas dari Jakarta dan Surabaya, sementara empat orang adalah pelajar, yang baru saja pulang dari Jepang, mengikuti pertukaran pelajar di sana.
Pemantauan terhadap 12 orang ini berlangsung selama 14 hari, terhitung sejak mereka tiba di Maumere, Sikka. Mereka dipantau di rumah kediaman masing-masing, tetapi selama masa pengawasan, tidak diperkenankan keluar rumah.
“Kita berharap semua pihak terutama ODP dan keluarga memahami imbauan ini. Semua yang dilakukan pemerintah menyangkut penyebaran virus korona atau Covid-19, demi kebaikan semua pihak terutama masyarakat Sikka khususnya dan NTT pada umumnya,”kata Herlemus.
Dinas Kesehatan Sikka telah membentuk pusat panggilan atau call centre. Jika ada orang yang memiliki gejala sakit mirip gejala Covid-19 segera menghubungi nomor pusat panggilan yang ada di RSUD TC Hillers atau Dinas Kesehatan Sikka.
Sementara itu pihak RS Bhayangkara Kupang membantah melakukan perawatan terhadap pasien Covid-19 di rumah sakit itu. Kota Kupang hanya ada satu rumah sakit rujukan pasien Covid-19, yakni RSUD WZ Yohannes.
Sampai hari ini belum ada pasien Covid-19 yang dirawat di NTT. Semua kegiatan terkait virus korona, masih sebatas pengawasan atau pemantauan orang.