Perhotelan di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, mulai mengurangi jam kerja karyawan karena sepinya wisatawan. Penutupan akses kapal cepat dari Bali ke kawasan tersebut membuat arus wisatawan anjlok
Oleh
Ismail Zakaria/Khaerul Anwar/Frans Pati Herin/Nino Citra Anugrahanto
·3 menit baca
PEMENANG, KOMPAS — Perhotelan di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, mulai mengurangi jam kerja karyawan karena sepinya wisatawan. Penutupan akses kapal cepat dari Bali ke kawasan tersebut membuat arus wisatawan anjlok. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menegaskan, kebijakan itu untuk mencegah penularan wabah Covid-19.
Hal itu menjadi pembicaraan dalam pertemuan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah, Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar, dan Kepala Kepolisian Daerah NTB Inspektur Jenderal Tomsi Tohir dengan para pengelola hotel di kawasan tiga Gili (Trawangan, Meno, dan Air) di Gili Trawangan, Rabu (18/3/2020).
Ketua Gili Hotel Association (GHA) Lalu Kusnawan mengatakan, hampir semua hotel di tiga Gili menerapkan giliran jam kerja. Hingga Rabu siang, kata Kusnawan, masih ada sekitar 1.000 wisatawan yang berada di tiga Gili. ”Jadi, kami kurangi jam kerja karyawan dari 15 hari berkerja, kemudian 15 hari di rumah,” katanya.
Menurut Kusnawan, mereka belum bisa memastikan kondisi pada bulan-bulan berikutnya. ”Tutup total (untuk saat ini) belum ada. Menunggu situasi dan kondisi,” ujarnya. Tidak hanya hotel, penutupan akses kapal cepat dari Bali ke Gili, penyumbang wisatawan terbanyak di kawasan itu, juga berdampak pada usaha lain, seperti usaha kuliner.
Dalam pertemuan itu, para pengelola hotel di kawasan Gili berharap pemerintah daerah memberi kepastian tentang berapa lama penutupan akses akan berlangsung. ”Mungkin bisa disiapkan pemeriksaan suhu tubuh terhadap setiap tamu. Dampak jangka panjangnya harus kita pertimbangkan, apalagi pembatalan (kedatangan) sudah ada ribuan,” kata General Manager Hotel Vila Ombak Gili Trawangan I Gusti Ngurah Arya Wirawan.
Zulkieflimansyah pun memahami keresahan pengelola hotel. ”Kita berada pada pilihan yang benar-benar susah. Tetapi, kalau kecolongan dan ada yang terjangkit, akan lebih susah lagi,” kata Gubernur NTB. Di Pulau Lombok, sejumlah agenda pertemuan di hotel-hotel pun diundur. Ada pula yang dibatalkan karena kekhawatiran terhadap Covid-19.
Kegiatan balap sepeda L’Etape Indonesia by Tour de France, yang sedianya berlangsung pada 3-5 April, diundur menjadi Agustus 2020. Direktur L’Etape Indonesia by Tour de France Zacky Badrudin mengatakan, sudah terdaftar 1.300 peserta dari 18 negara, antara lain Indonesia, Malaysia, Australia, dan Korea Selatan.
General Manager Hotel Santika Mataram Baharudin Adam mengatakan, pembatalan kamar dan pertemuan instansi ataupun lembaga pemerintah dan swasta menyusul imbauan pemerintah terkait pencegahan penyebaran Covid-19. Pembatalan itu membuat hotel rugi sekitar Rp 400 juta selama Maret-April dan tingkat hunian anjlok dari 73 persen menjadi 40 persen pada Rabu.
Malioboro disemprot
Di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, taman parkir di sekitar kawasan Malioboro disemprot disinfektan. Penyemprotan untuk mencegah penularan wabah Covid-19 mengingat kawasan tersebut masih ramai dikunjungi wisatawan. ”Ini upaya kami menjaga kebersihan Kota Yogyakarta karena saat ini masih banyak wisatawan yang datang ke sini,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di area parkir Senopati, Yogyakarta.
Adapun di Ambon, Maluku, untuk mencegah penularan Covid-19, Pemerintah Provinsi Maluku membatasi jumlah pegawai yang bekerja. Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Kasrul Selang di Ambon mengatakan, pegawai di level staf diperbolehkan bekerja dari rumah. Hanya pejabat struktural yang tetap masuk kantor. ”Kalau ada tugas yang mendesak bisa diatur tersendiri,” kata Kasrul.