Kasus Positif Bertambah, Warga Diminta Dukung Pemutusan Rantai Penularan
Kasus positif ”coronavirus disease 2019” atau Covid-19 di Sumatera Utara bertambah satu menjadi dua kasus. Warga diminta disiplin berada di rumah dan menjaga jarak untuk mendukung pemutusan rantai penularan.
Oleh
AUFRIDA WISMI WARASTRI
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kasus positif coronavirus disease2019 atau Covid-19 di Sumatera Utara bertambah satu menjadi dua kasus, sementara pasien dalam pengawasan bertambah dari 17 menjadi 19 orang. Warga diminta disiplin berada di rumah dan menjaga jarak dengan orang lain untuk mendukung pemutusan rantai penularan. Jika tidak, jumlah pasien diperkirakan akan membengkak.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara Alwi Muhajit Hasibuan mengatakan, kenaikan jumlah kasus terjadi karena orang dalam pengawasan (ODP) yang diminta secara sukarela tinggal di rumah tidak disiplin melakukan karantina mandiri. ”ODP-ODP yang kami minta secara sukarela tinggal di rumah tidak terlalu patuh,” kata Alwi dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara yang dilakukan secara live streaming di saluran Youtube, Kamis, (19/3/2020) petang.
Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakan Sumut disiplin melakukan pemutusan rantai penularan dengan beraktivitas di rumah, menjaga jarak dengan orang lain (sosial distancing), dan rajin mencuci tangan menggunakan sabun atau antiseptik pembersih tangan. ”Kalau upaya ini gagal, dua minggu lagi akan ada peningkatan (jumlah pasien),” katanya.
Terkait adanya satu pasien baru yang positif korona, Alwi mengatakan, pihaknya tengah melakukan penelusuran siapa saja yang berhubungan dengan pasien tersebut.
Pihaknya juga tengah menyiapkan rapid test untuk mempercepat deteksi penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu. Tes dilakukan untuk menyaring pasien. Jika rapid test positif, pasien akan dites menggunakan metode PCR (polymerase chain reaction) yang lebih akurat. ”Kami sedang memesan 1.000 (alat) rapid test,” kata Alwi.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut Riadil Akhir Lubis mengatakan, hingga Kamis petang, warga yang dinyatakan positif mengidap Covid-19 berjumlah dua orang, satu di antaranya meninggal pada Selasa (17/3/202) lalu. Pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 19 orang. Mereka dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut. Adapun ODP terdata sebanyak 53 orang. Sementara PDP yang dinyatakan sehat dan sudah pulang berjumlah tiga orang.
Kalau upaya ini gagal, dua minggu lagi akan ada peningkatan (jumlah pasien).
Sesuai keputusan Kementerian Kesehatan, terdapat lima RS rujukan Covid-19 di Sumut, yakni RSUP H Adam Malik di Medan, RS Djaseman Saragih di Pematang Siantar, RSUD Deli Serdang, RSUD Tarutung di Tapanuli Utara, dan RSUD Kabanjahe di Karo. Pemerintah Provinsi Sumut juga menyiapkan rumah sakit penyangga, seperti RS Universitas Sumatera Utara dan RS Haji Medan.
RSUP H Adam Malik dalam situsnya melaporkan, hingga Kamis pukul 16.00, RSUP H Adam Malik merawat 11 PDP, satu di antaranya dinyatakan positif Covid-19. Sementara PDP yang sudah pulang dan dinyatakan negatif Covid-19 berjumlah tiga orang. Adapun pasien positif Covid-19 yang telah dirawat di RSUP H Adam Malik sebanyak dua orang, satu di antaranya meninggal.
Sumut juga menambah rumah sakit rujukan, yakni RS GL Tobing di Tanjung Morawa atau RS PTPN II untuk penanganan pasien dalam pengawasan. Ruang isolasi tengah disiapkan di RS itu. RS disiapkan sebagai RS evakuasi utama Covid-19. Selain itu, rumah sakit swasta diminta menerima pasien yang berstatus ODP dan tidak boleh menolak pasien.
Riadil mengatakan, bupati dan wali kota juga harus mampu menangani keluhan warga di level desa/kelurahan dengan membuka jalur komunikasi. Sementara pintu-pintu masuk ke Sumut telah diperketat sesuai protokol perhubungan yang diterapkan.
Terkait ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi petugas kesehatan, pihaknya telah memesan 1.000 APD. Adapun terkait cairan pembersih tangan, Riadil mengatakan, pihaknya telah bekerjasama dengan Fakultas Farmasi dan Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara untuk menyediakan 1.000 liter hand sanitizer. Warga yang membutuhkan cairan itu bisa menghubungi satgas. Selain itu, tersedia call center terkait Covid-19 di nomor 0812-6490-2482.
Sejak 16 Maret lalu, Sumut telah menentapkan status Siaga Darurat Covid-19. Para pelajar dan mahasiswa juga telah belajar di rumah sejak Selasa (17/3/2020) hingga Jumat (3/4/2020). Langkah itu diikuti oleh sejumlah kota/kabupaten di Sumut, seperti di Kota Medan. Meski demikian, pantauan Kompas di Kota Medan, lalu lintas di jalanan Kota Medan tetap ramai. Kendaraan hanya sedikit berkurang, yang ditunjukkan dengan tidak terjadi kemacetan.
”Masih ramai sekali di dalam Kota Medan, cuma tidak macet. Yang sepi justru di kampung-kampung. Di kampung kami justru sepi,” kata Deni Saputra, warga Tanjungpura, Langkat, yang bekerja di Medan.
Dalam rapat penanggulangan Covid-19, Kamis siang, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi memerintahkan pimpinan organisasi perangkat daerah untuk berkoordinasi karena kondisi saat ini berlomba dengan waktu dan tidak cukup lagi waktu untuk berdiskusi. ”Saling berkordinasi, kadisperindag dan kadis ketahanan pangan harus cek kembali stok cadangan beras dan lainnya. Jangan barang sudah langka baru kita sibuk mencari,” ucapnya.
Gubernur juga mengarahkan satuan polisi pamong praja (satpol PP) agar rutin melakukan razia kepada anak-anak sekolah yang masih bekeliaran di luar rumah. Ia juga meminta satpol PP mengecek gudang-gudang para importir, jangan sampai ada yang menimbun masker dan alat pelindung diri.
Ia juga mengingatkan rumah sakit untuk tidak menolak warga yang memeriksakan diri. ”Jangan coba-coba ada rumah sakit yang menolak warga yang ingin periksakan diri. Masalah virus korona ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja. Harus sama-sama kita atasi masalah ini,” kata Edy. (*)