Setelah sel penjara, wabah Covid-19 kian merentang jarak bagi 157 narapidana dan tahanan Rumah Tahanan Kelas II Temanggung, Jawa Tengah, untuk bertemu dengan keluarga. Kesempatan bertemu langsung diganti ”video call”.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
Setelah sel penjara, wabah Covid-19 kian merentang jarak bagi 157 narapidana dan tahanan Rumah Tahanan Kelas II Temanggung, Jawa Tengah, untuk bertemu dengan keluarga. Tidak lagi diizinkan untuk bertemu secara fisik dan menerima kunjungan, kini mereka hanya diizinkan untuk berkomunikasi dengan keluarga melalui video call.
Johan Istanto (33), narapidana sekaligus warga Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, merupakan salah satu dari penghuni rutan yang kini terpaksa puas dengan ”pertemuan virtual” itu. Istrinya, Wahyu Arofah (33), yang biasa datang menjenguk setiap hari Rabu, sempat mengomel, kesal karena tidak bisa bertemu. Kejengkelan dia makin bertambah karena tayangan gambar tiba-tiba berhenti dan suara tidak terdengar lagi.
”Mungkin sinyal di tempatmu kurang bagus,” ujar Johan menghibur istrinya. Setelah itu, dia pun menyarankan istrinya bergeser tempat, mencari lokasi dengan tangkapan sinyal yang lebih bagus.
Gangguan serupa sempat terjadi beberapa kali, namun akhirnya komunikasi berlangsung lancar sehingga dia bisa berkomunikasi dengan ibu dan anak-anaknya.
Video call tersebut dilakukan menggunakan aplikasi percakapan Hangouts. Karena gangguan sinyal tersebut, Johan akhirnya memanfaatkan waktu berkomunikasi lebih dari 10 menit.
A’an (40), narapidana lain, justru memanfaatkan kesempatan video call untuk berkomunikasi dan bertatap muka dengan dua anaknya, Anzala (10) dan Arzeta (7). Biasanya, pada kunjungan rutin istrinya tiap Rabu, A’an melarang dua anaknya ikut karena suasana di rutan dikhawatirkan berdampak buruk pada kondisi psikologis anak.
Kegembiraan dua anak yang menyapanya tersebut, menurut dia, cukup bisa mengobati kekecewaan karena tidak bisa bertemu langsung dengan istrinya. Namun, dia pun memahami kondisi yang terjadi saat ini, saat sentuhan fisik dengan orang luar berpotensi menularkan penyakit Covid-19.
Kepala Rutan Kelas IIB Temanggung Tri Wahyu Santosa mengatakan, seiring dengan kegentingan situasi karena mewabahnya penyakit Covid-19, terhitung selama 16-31 Maret 2020, kegiatan kunjungan dari keluarga dan orang terdekat narapidana/tahanan rutan ditiadakan.
”Peniadaan kunjungan sengaja kami lakukan untuk meminimalkan kemungkinan penyebaran Covid-19 yang rawan menular melalui sentuhan fisik,” ujarnya.
Saat ini, rutan memiliki 157 narapidana/tahanan. Kunjungan bagi narapidana/tahanan dijadwalkan bergantian pada hari Senin-Rabu. Adapun jumlah orang yang datang berkunjung berkisar 10-30 orang per hari.
Selain kunjungan fisik, rutan sebenarnya juga memberi kesempatan bagi narapidana/tahanan untuk berkomunikasi dengan keluarga melalui telepon dan sejak sebulan lalu mulai membuka kesempatan untuk video call. Sebelumnya, video call dibatasi lima menit per orang. Namun, setelah adanya wabah Covid-19 dan peniadaan jam kunjungan, rutan tidak membatasi waktu per orang.
Peniadaan kunjungan sengaja kami lakukan untuk meminimalkan kemungkinan penyebaran Covid-19 yang rawan menular melalui sentuhan fisik.
Kesempatan untuk video call dibuka pukul 09.00-12.00. Setiap narapidana/tahanan biasanya akan membuat kesepakatan sendiri sehingga mereka bisa memanfaatkan waktu yang telah disediakan oleh rutan.
Sekalipun jam kunjungan ditiadakan, pengunjung tetap diberi kesempatan untuk datang dan menitipkan barang yang ingin diberikan kepada para narapidana/tahanan. Namun, kali ini, seleksi terhadap barang pun diberlakukan lebih ketat.
”Saat ini, setiap barang yang datang dari luar harus disterilisasi terlebih dahulu,” ujarnya.
Sterilisasi tersebut dilakukan oleh tim medis yang sudah siaga di rutan. Tri mengatakan, dirinya juga tidak terlalu memahami proses sterilisasi barang tersebut. Namun, dimungkinkan sterilisasi dilakukan dengan menyemprotkan cairan disinfektan atau memanaskannya pada suhu tertentu.
Covid-19 memang mengubah semuanya. Menjaga jarak antarsesama kini menjadi penting bagi semua warga, termasuk mereka, para narapidana/tahanan, yang sebenarnya sudah terisolasi dan tidak memiliki pilihan untuk pergi ke mana-mana lagi.