Lampung terus menggelar operasi pasar untuk mengantisipasi gejolak harga akibat ancaman Covid-19. Dalam operasi pasar itu diterapkan sejumlah cara guna mencegah pembelian di luar kewajaran.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Lampung terus menggelar operasi pasar untuk memastikan ketersediaan barang dan mengantisipasi gejolak harga akibat merebaknya ancaman Covid-19. Dalam operasi pasar itu diterapkan sejumlah cara guna mencegah pembelian di luar kewajaran.
Pada Kamis (19/3/2020), Tim Pengendalian Inflasi Daerah Lampung menggelar operasi pasar di dua lokasi, yakni Pasar Tugu di Bandar Lampung dan Pasar Natar di Lampung Selatan. Barang yang dijual dalam operasi pasar tersebut antara lain gula, beras, minyak goreng, dan tepung terigu. Rabu (18/3/2020), operasi pasar digelar di Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung.
Saat ini harga beras masih di atas harga eceran tertinggi Rp 9.450 per kilogram. Di beberapa daerah, seperti Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Pesawaran, harga beras medium menembus Rp 10.000 per kg. Di Metro, harga beras medium Rp 9.700 per kg.
Saat operasi pasar berlangsung, bahan pokok itu dijual dalam paket, terdiri dari gula, minyak goreng, dan tepung terigu, masing-masing 1 kg. Harganya dibanderol Rp 25.000. Petugas juga melayani pembelian eceran gula pasir Rp 12.500 per kg dan beras medium ukuran 5 kg (Rp 45.000). Adapun beras premium ukuran 5 kg seharga Rp 54.000 dan beras premium ukuran 10 kg (Rp 100.000).
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Lampung Satria Alam mengatakan, kegiatan operasi pasar akan dilakukan hingga akhir Maret 2020. Namun, kegiatan itu dapat diperpanjang untuk menghindari gejolak harga yang biasanya terjadi jelang Ramadhan.
Pemerintah daerah telah mengimbau pengelola ritel dan swalayan agar menerapkan pembatasan pembelian komoditas, khususnya gula. Satu orang hanya boleh membeli 1-2 kg untuk mengantisipasi ada pihak tertentu yang membeli secara berlebihan.
Satria mengimbau agar masyarakat tidak khawatir dan melakukan aksi memborong bahan pangan. Alasannya, pemerintah daerah akan terus berupaya memastikan stok bahan pangan di Lampung aman dan terkendali.
Pemerintah daerah telah mengimbau pengelola ritel dan swalayan agar menerapkan pembatasan pembelian komoditas, khususnya gula. Satu orang hanya boleh membeli 1-2 kilogram.
Kepala Seksi Sekretariat Umum dan Humas Bulog Divisi Regional Lampung Rafki Ismael mengatakan, selain melalui operasi pasar, beras Bulog juga dijual melalui toko-toko yang sudah bermitra. Dengan begitu, jangkauan beras murah diharapkan bisa lebih luas.
”Kami menyiapkan sekitar 1 ton beras kemasan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Rafki.
Hingga saat ini, stok beras di gudang Bulog Lampung mencapai 21.341 ton. Cadangan beras itu diperkirakan masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Lampung selama delapan bulan.
Dalam waktu dekat, Bulog juga bersiap menyerap gabah dan beras dari petani. Sentra pertanian di Lampung Tengah, Lampung Selatan, dan Pringsewu diperkirakan mulai panen pada April 2020.