Skenario Pembatasan di Sumsel Disiapkan jika Terjadi Aksi Borong
Hingga saat ini, ketersediaan sejumlah bahan pokok di Sumatera Selatan masih aman. Pemerintah akan membatasi jumlah pembelian jika ada aksi borong.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan membatasi pembelian sejumlah komoditas pangan apabila terjadi indikasi pembelian secara berlebihan di pasaran. Hingga saat ini, ketersediaan sejumlah bahan pokok masih aman, terkecuali gula yang kian menipis ketersediaannya.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Iwan Gunawan, Kamis (19/3/2020). Dia mengatakan, beras, minyak, telur, daging ayam, dan daging sapi masih ada. Hanya gula pasir yang stoknya terbatas. ”Untuk gula, sebenarnya aman untuk satu bulan mendatang. Namun, jika terjadi pembelian berlebihan, tentu stoknya akan habis,” katanya.
Sejumlah langkah antisipasi sudah disiapkan, termasuk membatasi pembelian apabila terjadi aksi borong di Sumsel. ”Ini merupakan antisipasi dari tim satgas pangan Mabes Polri. Hanya saja untuk saat ini kondisi itu belum terjadi,” katanya.
Pembatasan itu bukan untuk menakuti masyarakat, tetapi sebagai upaya pemerataan. Jangan sampai ada pihak yang dirugikan. ”Kalau terjadi panic buying, tentu akan berpengaruh terhadap ketersediaan barang di pasar,” ucapnya.
Untuk gula, sebenarnya aman untuk satu bulan mendatang. Namun, jika terjadi pembelian berlebihan, tentu stoknya akan habis.
Untuk itu, Iwan mengimbau masyarakat agar tidak panik dalam membeli bahan pokok. ”Sekarang, semua bahan pokok tersedia di pasar, tidak perlu memborong barang. Memang stok gula menipis, tetapi masih ada barangnya,” katanya.
Iwan mengatakan, untuk saat ini harga gula memang agak melonjak, yakni berkisar Rp 15.000-Rp 17.000 per kg. Angka ini jauh dari harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp 12.500 per kg.
Hanya saja, untuk gula yang beredar di pasar tradisional, memang tidak bergantung pada HET, tetapi sangat bergantung pada mekanisme pasar. Semakin banyak permintaan, maka harga komoditas tersebut akan meningkat.
Minggu ini, ujar Iwan, Bulog Divisi Regional Sumsel Babel diperkirakan akan menerima gula dari Semarang. Tidak hanya itu, gula mentah (raw sugar) akan diimpor dari lima negara, yakni Brasil, Thailand, Vietnam, India, dan Australia. ”Dengan kiriman tersebut, diharapkan harga gula akan berangsur membaik,” ucapnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Selatan Taufik Gunawan mengungkapkan, untuk saat ini, produksi sejumlah bahan pokok sudah melebih kebutuhan. Dia mencontohkan beras, saat ini sedang panen sehingga produksi beras masih surplus.
Produksi beras di Sumsel pada 2019 sekitar 4,8 juta ton. Dari jumlah tersebut, kebutuhan beras di Sumsel hanya 750.000 ton. Produksi itu sudah lebih dari kebutuhan.
Tidak hanya itu, untuk komoditas ternak juga aman. Kebutuhan akan daging juga telah disiapkan; pada bulan puasa dan Lebaran sudah disiapkan sekitar 3.200 ekor sapi. ”Dengan jumlah ini, maka stok daging diprediksi aman sampai dengan dua bulan ke depan,” ucap Taufik.
Adapun produksi ayam daging sekitar 126.000 ekor ayam per minggu. Sementara produksi telor ayam sekitar 1.750 ton per minggu. Dengan produksi ini, kebutuhan stok pangan Sumsel aman.