Sosialisasi Bahaya Virus Korona di Sidoarjo hingga Pedesaan
Sosialisasi tentang virus korona jenis baru dan pentingnya menjaga jarak untuk memutus mata rantai penyebaran virus itu terus dilakukan. Di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sosialisasi dilakukan hingga pelosok desa.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Sosialisasi tentang virus korona jenis baru dan pentingnya menjaga jarak satu sama lain untuk memutus mata rantai penyebaran virus itu terus dilakukan. Di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sosialisasi dilakukan hingga pelosok desa dan daerah pinggiran.
Seperti dilakukan anggota Polresta Sidoarjo. Mereka bergerak ke desa-desa yang jauh dari pusat kota. Salah satunya di Desa Segoro Tambak, Kecamatan Sedati. Desa itu berada di pesisir dengan mayoritas masyarakat bekerja sebagai petambak dan nelayan.
”Sosialisasi dilakukan informal. Kami menyapa dan mengobrol langsung dengan warga yang tengah berkumpul atau berkerumun,” ujar Ajun Inspektur Satu Purwanto, anggota Polsek Sedati, Kamis (19/3/2020).
Purwanto mengatakan, pihaknya melihat masih banyak warga yang belum mendapatkan informasi tentang virus korona dengan benar. Hal itu tecermin dari masih banyaknya warga berkerumun di pinggir jalan hingga warung kopi. Mereka kurang mematuhi anjuran pemerintah untuk menjaga jarak satu sama lain.
Kepada masyarakat, pihaknya menyampaikan tentang virus korona yang tengah merebak menjadi pandemi dan mengancam kesehatan masyarakat. Meski demikian, warga tidak perlu panik menyikapinya. Yang perlu mereka lakukan adalah mematuhi anjuran pemerintah.
Anjuran itu adalah menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan menerapkan pola hidup bersih dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun serta air yang mengalir. Masyarakat juga dikenalkan dengan hand sanitizer dan masker sebagai alat pelindung diri.
Penyemprotan tempat ibadah
Pemkab Sidoarjo juga menggelorakan gerakan menjaga kebersihan tempat ibadah, terutama masjid. Sejumlah masjid yang biasa digunakan masyarakat untuk beribadah disemprot cairan disinfektan untuk membunuh kuman dan bakteri.
Gerakan ini dimulai dengan membersihkan Masjid Besar Sidoarjo. Selanjutnya, gerakan pembersihan dan penyemprotan disinfektan ini akan dilakukan bertahap di semua masjid. Tanggung jawab penyemprotan disinfektan ini diserahkan kepada puskesmas karena mereka dianggap lebih menguasai wilayahnya.
Selain itu, penyemprotan cairan disinfektan sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus juga dilakukan di Bandara Juanda, Surabaya. General Manajer Bandara Juanda, Surabaya, Heru Prasetyo mengatakan, selain penyemprotan cairan disinfektan, upaya mencegah penyebaran virus dilakukan dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap penumpang. Para penumpang dicek suhu tubuhnya sebelum masuk area check in tiket.
Selain itu, penumpang yang baru tiba atau mendarat di Bandara Juanda juga diperiksa suhu tubuhnya oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Surabaya. Pemeriksaan tidak hanya dilakukan pada penumpang internasional, tetapi juga penumpang domestik karena virus korona saat sudah menyebar di sejumlah kota besar di Indonesia.