Tiga Pasien Positif Covid-19 di Kaltim Terkait Dua Acara di Bogor
Kasus pasien yang dinyatakan positif Covid-19 di Kalimantan Timur, Kamis (19/3/2020), bertambah dari semula satu orang menjadi tiga orang. Pasien-pasien itu diketahui terkait dua kegiatan berbeda di Bogor, Jawa Barat.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Kasus pasien yang dinyatakan positif coronavirus disease 2019 atau Covid-19 di Kalimantan Timur, Kamis (19/3/2020), bertambah dari semula satu orang menjadi tiga orang. Pasien-pasien itu terkait dua kegiatan berbeda di Bogor, Jawa Barat. Pemerintah Provinsi Kaltim menyiapkan anggaran Rp 17,1 miliar untuk membeli perlengkapan medis.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Andi M Ishak mengatakan, pasien positif Covid-19 pertama dinyatakan positif setelah mengikuti sidang majelis gereja di Bogor pada 26-29 Februari. Saat ini, pasien itu dirawat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.
Sementara pasien positif Covid-19 kedua memiliki kontak erat dengan pasien positif Covid-19 yang meninggal di Solo, Jawa Tengah. Pasien di Solo itu dinyatakan positif setelah menghadiri seminar di Bogor pada 29 Februari 2020. Pasien itu saat ini dirawat di RSUD Dr Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.
Adapun pasien positif Covid-19 ketiga di Kaltim memiliki jejak perjalanan ke Bogor untuk mengikuti sidang majelis gereja, sama seperti pasien positif Covid-19 pertama. Pasien terakhir itu saat ini dirawat di RSUD Aji Muhammad Parikesit, Kutai Kartanegara. ”Kondisi semua pasien saat ini dalam kondisi stabil dan membaik,” kata Andi di Samarinda ketika dihubungi.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim sudah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) sejak ada kasus positif Covid-19 pertama. Andi mengatakan, pemprov sudah menganggarkan Rp 17,1 miliar untuk membeli perlengkapan medis, seperti sarung tangan, kacamata medis, dan alat pelindung diri.
”Itu akan dialokasikan untuk berbagai kebutuhan menangani pasien Covid-19 di Kaltim. Namun, kami masih kesulitan mencari distributor alat medis,” kata Andi.
Pemprov sudah menganggarkan Rp 17,1 miliar untuk membeli perlengkapan medis, seperti sarung tangan, kacamata medis, dan alat pelindung diri.
Selain itu, Pemprov Kaltim juga tengah mengupayakan meminta bantuan alat pelindung diri dari pemerintah pusat sebagai tambahan. Pemprov Kaltim juga sudah menerima bantuan dari pihak swasta untuk beberapa peralatan medis.
Dengan demikian, hingga Kamis (19/3/2020) pukul 17.00 Wita, selain pasien positif Covid-19 bertambah, jumlah pasien dalam pengawasan di Kaltim juga bertambah, dari 34 pasien menjadi 39 pasien. Sementara jumlah orang dalam pemantauan yang mengisolasi diri di rumah masing-masing berjumlah 208 orang.
Setelah adanya kasus pertama pasien positif Covid-19, Pemkot Balikpapan akan memperketat pengawasan di ruang-ruang tunggu dan tempat makan. Satuan polisi pamong praja akan dikerahkan untuk mengawasi dan menyosialisasikan jarak tempat duduk di ruang-ruang publik.
Wali Kota Rizal Effendi mengatakan, dalam dua hari ke depan, ruang isolasi ditambah menjadi 25 ruangan dari sebelumnya hanya 17 ruangan. ”Selain itu, kami juga tengah berkoordinasi apakah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemkot Balikpapan nanti bisa juga digelontorkan jika anggaran dari pemerintah pusat dan provinsi kurang,” kata Rizal.
Satuan polisi pamong praja akan dikerahkan untuk mengawasi dan menyosialisasikan jarak tempat duduk di ruang-ruang publik.
Selain itu, bagi setiap anak buah kapal yang memasuki wilayah perairan Balikpapan tidak diizinkan turun ke darat. Mereka hanya boleh menurunkan atau mengangkut barang dari Balikpapan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarti mengatakan, saat ini pemerintah tengah berupaya melacak semua orang yang berhubungan dengan pasien positif Covid-19 di Balikpapan. ”Keluarga pasien sudah masuk dalam pengawasan dan kami melacak semua yang berhubungan dengan mereka,” kata Sri.