Belum Ada Positif Covid-19, Ibadah Bersama di Palembang Tetap Berjalan
Kegiatan peribadahan secara komunal di Palembang, Sumatera Selatan, masih terus berlangsung ditengah merebaknya Covid-19. Namun, selepas acara ibadah, pembersihan dengan disinfektan dilakukan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kegiatan peribadahan secara komunal di Palembang, Sumatera Selatan, masih terus berlangsung ditengah merebaknya Covid-19. Namun, selepas acara ibadah, pembersihan dengan disinfektan dilakukan.
Kegiatan shalat Jumat di Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I, Palembang, 20 Maret 2020, misalnya, masih berlangsung dan dipadati oleh jemaah. Shalat berlangsung khusyuk di masjid berkapasitas 20.000 orang itu.
Namun, pengurus tidak menggelar karpet sebagai alas shalat. Beberapa jemaah menggunakan sejadahnya sendiri. Walau demikian, terlihat tidak ada jarak antara satu jemaah dan jemaah yang lain.
Ketua Umum Yayasan Masjid Agung Palembang Kiagus Ahmad Sarnubi menuturkan, sejak awal muncul kasus Covid-19, pengurus membersihkan masjid secara rutin untuk meminimalisasi penularan Covid-19. Selain itu, dilakukan penyemprotan disinfektan secara rutin sebelum dan sesudah ibadah.
Kita tidak bisa melarang orang untuk beribadah.
Ahmad menerangkan, pihaknya hanya menyediakan fasilitas untuk beribadah. Terkait kesehatan umat, itu merupakan tanggung jawab pribadi dan juga pemerintah. ”Kita tidak bisa melarang orang untuk beribadah. Itulah sebabnya kegiatan peribadahan masih berlangsung,” katanya.
Namun, kegiatan yang sifatnya tidak wajib tidak digelar. Apalagi saat ini di Sumsel belum ada pasien yang positif terjangkit Covid-19. ”Jika ada yang terjangkit, tentu kami akan mengikuti instruksi dari pemerintah,” ujarnya.
Setiap kali shalat berjemaah berlangsung, pengurus masjid juga selalu mengimbau jemaah untuk menjaga kebersihan diri dan menjaga kesehatan.
Terkait pembersihan masjid, kata Ahmad, sejumlah remaja masjid membantu pembersihan. Mereka secara sukarela membersihkan masjid sebelum dan sesudah digunakan.
Bambang Kurniawan, Koordinator Relawan Nusantara dari Rumah Zakat Palembang, menuturkan, pihaknya akan rutin melakukan penyemprotan disinfektan dan pembersihan masjid. Tidak hanya Masjid Agung, penyemprotan disinfektan juga dilakukan di sejumlah tempat ibadah dan fasilitas umum lainnya.
Pembersihan dilakukan sukarelawan yang merupakan pelajar, mahasiswa, dan pekerja. Pembersihan akan terus dilakukan sampai dua minggu ke depan.
Namun, saat ini pihaknya terkendala dengan keberadaan disinfektan yang harganya melonjak jauh dari Rp 15.000 menjadi Rp 105.000 per liter. ”Namun, sampai saat ini, jumlahnya masih mencukupi,” katanya.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru tidak melarang acara yang melibatkan kerumunan. Hanya saja perlu disiapkan fasilitas pendukung untuk mencegah menularan, seperti masker, alat pengukur suhu tubuh, dan peralatan pendukung lainnya. ”Yang kita kurangi bukan kerumunan, melainkan virus korona,” ujarnya.
Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Sumsel terus bertambah. Terakhir, seorang tenaga kesehatan masuk ruang isolasi RSUP Dr Mohammad Hoesin (RSMH), Palembang. Pasien yang merupakan seorang pria (50) diketahui memiliki riwayat perjalanan ke Batam, Kepulauan Riau.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Selatan Yuwono menjelaskan, saat ini tenaga kesehatan tersebut sedang mendapatkan perawatan di ruang isolasi RSMH. Satu lagi adalah warga Palembang berusia (53) tahun. Dengan penambahan ini, total PDP yang sedang dirawat di RSMH sebanyak 6 orang.
Tiga sampel spesimen PDP itu sudah diambil untuk diperiksa di laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Jakarta. Hasilnya, tiga pasien, yakni RS (41), AS (13), dan AR (30), dinyatakan negatif.
Adapun jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sampai saat ini ada 88 orang. Sebanyak 76 orang di antaranya sudah dinyatakan sehat, sedangkan 14 orang lainnya masih dipantau. ”Orang yang pernah berinteraksi dengan PDP juga akan ditelusuri dan akan dipantau,” ujarnya.