Sebagian warga di kawasan pesisir pantai utara bagian barat Jateng tetap melaksanakan shalat Jumat. Masjid pun mengharuskan tangan warga disemprot disinfektan dan tak lagi menyediakan sajadah.
Oleh
KRISTI UTAMI
·2 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Meski sudah diimbau untuk menunda kegiatan keagamaan yang bersifat massal, (20/3/2020), sejumlah masyarakat di kawasan pesisir pantai utara bagian barat Jawa Tengah tetap melaksanakan shalat Jumat. Sejumlah antisipasi, seperti penyemprotan cairan disinfektan di area masjid, penggulungan karpet, dan penyemprotan cairan antiseptik, dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19.
Maraknya penyebaran virus korona jenis baru atau SARS-CoV-2 tidak menyurutkan antusiasme masyarakat pesisir pantura bagian barat Jateng untuk beribadah berjemaah. Di Kota Tegal, misalnya, berdasarkan pantauan Kompas, sekitar seribu orang berbondong-bondong mendatangi Masjid Agung Kota Tegal, Jumat siang, untuk menjalankan ibadah shalat Jumat.
Selain warga lokal, beberapa pengunjung dari luar kota juga turut serta dalam kegiatan tersebut. Saat akan memasuki kompleks masjid, masyarakat yang datang harus mengantre satu per satu untuk disemprot cairan pembersih pada telapak tangannya.
Biasanya, pihak pengelola masjid menyediakan karpet yang bisa dijadikan alas untuk beribadah. Jumat siang, seluruh karpet digulung. Jemaah diminta untuk membawa alas ibadah atau sajadahnya masing-masing.
”Saya tidak keberatan jika harus membawa sajadah sendiri. Yang terpenting adalah saya tetap bisa melaksanakan ibadah shalat Jumat,” ujar Ahmad Taufik (33), warga Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jabar, yang kebetulan mampir shalat Jumat di Masjid Agung Kota Tegal.
Meski ada ancaman penyebaran SARS-CoV-2 di kerumunan, jemaah tidak khawatir. Penyemprotan cairan antiseptik dan penyemprotan cairan disinfektan di seluruh masjid yang dilakukan pada Kamis, 19 Maret, dinilai sudah cukup untuk menangkal virus mematikan tersebut.
”Selama di Kota Tegal belum ada yang dinyatakan positif Covid-19, saya rasa tidak masalah apabila tetap melaksanakan shalat Jumat. Nanti jika ada yang positif, monggo kalau mau dilarang,” kata Wijayanto, jemaah asal Kota Tegal.
Selama di Kota Tegal belum ada yang dinyatakan positif Covid-19, saya rasa tidak masalah apabila tetap melaksanakan shalat Jumat. Nanti jika ada yang positif, monggo kalau mau dilarang.
Jumat pagi, Pemerintah Kota Tegal mengadakan rapat koordinasi dengan seluruh tokoh agama terkait penanganan wabah Covid-19. Dalam kesempatan itu, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono meminta para tokoh agama menunda atau membatalkan kegiatan keagamaan yang melibatkan banyak orang sampai situasi kembali aman.
Dedy meminta bantuan kepada para tokoh agama untuk menjelaskan kepada masyarakat terkait kebijkan social distancing atau pembatasan sosial untuk memutus rantai penularan Covid-19.
”Kebijakan ini tidak hanya untuk Kota Tegal, tapi juga bagi masyarakat di seluruh Indonesia, bahkan dunia. Kita harus kompak dan bersatu melawan virus ini dengan porsi kita masing-masing,” tutur Dedy.
Sementara itu, di Masjid Al-Hajj Slawi, Masjid Agung Kabupaten Tegal, dan sejumlah masjid di Kota Pekalongan, shalat Jumat juga tetap dilaksanakan. Masjid-masjid tersebut sudah disemprot dengan cairan disinfektan sejak Kamis siang hingga Jumat pagi. Jemaah juga diminta untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum memasuki masjid.