Pemerintah Kota Surabaya Luncurkan Laman Lawan Covid-19
Pemerintah Kota Surabaya meluncurkan laman Lawan Covid 19 untuk ruang konsultasi dan tindakan di tengah mewabahnya virus korona. Terobosan itu dengan menghadirkan laman www.lawancovid19.surabaya.go.id.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya meluncurkan laman Lawan Covid-19 untuk ruang konsultasi dan tindakan di tengah mewabahnya virus korona. Terobosan menghadirkan laman www.lawancovid19.surabaya.go.id hasil kolaborasi Dinas Komunikasi dan Informatika dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya M Fikser mengatakan, website atau laman tersebut bisa diakses melalui desktop atau komputer meja dan telepon pintar untuk sarana konsultasi seputar penyakit coronavirus disease (Covid)-19.
Informasi pada laman tersebut antara lain mulai dari pengertian virus tersebut, cara pencegahan sampai pada tataran tindakan yang langsung terhubung dengan petugas dari dinkes. ”Laman tersebut menjadi ruang bagi konsultasi-konsultasi antarwarga dengan dinas terkait di lingkungan Pemkot Surabaya,” kata Fikser di Surabaya, Jumat (20/3/2020).
Laman tersebut menjadi ruang bagi konsultasi-konsultasi antarwarga dengan dinas terkait di lingkungan Pemkot Surabaya. (M Fikser)
Ia menjelaskan, untuk dapat memiliki akun di laman yang digarap oleh pemkot, pengguna wajib mengisi identitas lengkap terlebih dahulu yang sesuai dengan pemilik akun. Alasannya, laman itu terkait dengan fasilitas dan upaya penanganannya. ”Jadi, sangat diharapkan data identitas dan berbagai pertanyaan diisi dengan jujur dan benar, tidak sekadar untuk disalahgunakan atau sekadar coba-coba,” ujarnya.
Setelah memiliki akun, pengguna akan mendapatkan berbagai macam pelayanan. Tidak hanya konsultasi, nantinya website ini dapat terhubung dengan Google Map. Dengan itu, admin laman dapat melihat lokasi rumah sakit dan puskesmas terdekat dari user. Selain itu, pemilik akun juga bisa memantau keberadaan ratusan wastafel yang tersebar di Surabaya untuk memperoleh hand sanitizer (cairan pembersih tangan).
Laman tersebut menurut Fikser akan memudahkan masyarakat dalam memperoleh cairan pembersih tangan. Sebab, di tiap wastafel selalu tersedia cairan itu. Jadi, aksesnya dekat, di posko mana saja dikumpulkan sehingga pemkot benar-benar bisa langsung memenuhi kebutuhan warganya terkait dengan virus korona.
Dari data tersebut, masyarakat juga mendapatkan pelayanan sepaket, yakni terkoneksi untuk mengurus pelayanan kependudukan melalui laman lampid.surabaya.go.id dan pelayanan perizinan di SSW.surabaya.go.id.
”Aplikasi ini tidak hanya untuk melihat terkait virus korona, tetapi juga bisa untuk warga yang ingin mendapatkan pelayanan kependudukan. Jadi, semua bisa diakses dengan online atau dalam jaringan melalui aplikasi ini,” katanya.
Laman tersebut segera dilengkapi fitur peta sebaran Covid-19. Harapannya, masyarakat bisa waspada dan antisipasi lokasi mana saja yang aman ataupun tidak. ”Semisal di satu wilayah tertentu bisa dimasukkan data orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan ( PDP) atau bahkan ada indikasi suspek. Hanya identitas dan alamat dirahasikan,” ujarnya.
Penyemprotan
Hingga Jumat malam Pemkot Surabaya semakin masif melakukan penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran virus korona yang menyebabkan penyakit Covid-19. Demi mengintensifkan dan memasifkan penyemprotan disinfektan itu, pemkot melakukan pengadaan 300 alat penyemprot untuk dibagikan kepada kecamatan dan kelurahan untuk diteruskan ke rukun warga (RW).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, selain membagikan alat penyemprotan, membuka dapur umum di Taman Surya, saat berada di dapur umum Taman Surya, pemkot juga membagikan profil tank dengan kapasitas 700-800 liter disertai cairan disinfektan.
Setiap kecamatan dan kelurahan itu berbeda-beda dalam mendapatkan alat semprot. Kelurahan yang penduduknya banyak diberi 2-3 alat. Begitu juga sebaliknya jika penduduknya sedikit maka hanya mendapatkan 1-2 alat. ”Setiap kelurahan mendapat satu alat penyemprot baru beserta profil tank,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan tata cara melakukan disinfeksi yang sudah disosialisasikan kepada jajaran kecamatan dan kelurahan. Pertama, petugas penyemprotan menggunakan alat pelindung diri yang lengkap seperti sarung tangan, masker, dan sepatu. Kedua dilarang makan, minum, dan merokok selama melakukan penyemprotan. Ketiga menyiapkan alat penyemprotan seperti tangki semprot dan perlengkapannya dipastikan dalam kondisi baik dan tidak bocor.
Keempat, kecepatan dan arah angin memengaruhi proses disinfeksi sehingga dianjurkan untuk melakukan penyemprotan searah dengan arah angin. ”Paling penting cuci tangan dan perlengkapan penyemprotan setelah selesai melakukan penyemprotan,” katanya.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantipasi penyebaran wabah Covid-19. Paling dianjurkan adalah tempat ibadah, sekolah, perkantoran, balai RT/RW/pos kamling, taman bermain (mainan anak), pasar krempyeng, sentra PKL, gang, kampung, kos-kosan, serta warung kopi dan warnet dan depot atau rumah. ”Sementara obyek yang harus disemprot adalah pegangan pintu, ruangan atau gudang, pegangan tangga, kursi dan meja, plafon, dan lantainya serta toilet,” ujar Edy.
Eddy memastikan penyemprotan secara masif ini akan terus dilakukan di berbagai titik di Kota Surabaya hingga akhirnya Kota Surabaya sudah dinyatakan aman oleh pemerintah pusat. Ia juga berharap masyarakat bisa lebih aktif mengusulkan lokasi-lokasi mana saja yang harus disemprot.
Syarat periksa gratis
Terkait biaya pemeriksaan tes swab (laboratorium) virus korona di Rumah Sakit Unair (RSUA) yang bisa ditanggung Pemkot Surabaya, warga yang hendak melakukan pemeriksaan gratis dikenakan beberapa syarat. Biaya uji swab gratis ini berlaku bagi warga dengan kartu tanda penduduk Surabaya yang termasuk orang dalam pemantauan (ODP). Artinya, ODP tersebut pernah pergi ke negara terjangkit atau pernah kontak dengan orang terjangkit, serta memiliki gejala awal tetapi tidak terindikasi penyakit Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, Pemkot Surabaya menjalin kerja sama dengan RSUA sebagai salah satu lembaga rujukan yang ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk melakukan tes swab virus korona.
Uji swab merupakan salah satu tahapan pemeriksaan untuk mendeteksi kandungan dalam spesimen lendir pasien sebelum ODP dinyatakan PDP (pasien dalam pengawasan) atau diagnosis positif terjangkit penyakit Covid-19. ”Jika ODP yang mempunyai gejala seperti Covid-19, maka biaya pemeriksaan swab di RSUA bisa dibayar Pemkot Surabaya,” kata Febria.
Bagi ODP yang tidak ada gejala dan ingin periksa mandiri ke RSUA, maka biaya uji swab ditanggung sendiri. Karena itu, ia mengimbau masyarakat agar sebelumnya bisa melakukan konsultasi dan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan ke rumah sakit atau puskesmas terdekat sebelum tes swab ke RSUA.
”Jadi kalau ODP tidak ada gejala seperti penyakit Covid-19 dan periksa sendiri (swab), maka biaya ditanggung sendiri,” katanya. Pemkot membayar uji swab bagi ODP dengan gejala Covid-19 sebesar Rp 1.560.000 per orang.
Sementara menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo, kebijakan belajar di rumah untuk penguatan karakter bersama keluarga dan persiapan ujian sekolah bagi peserta didik jenjang kelompok bermain, sekolah dasar, hingga SMP diperpanjang mulai Senin (23/3/2020) hingga Sabtu (28/3/2020). ”Anak-anak diajurkan benar-benar memanfaatkan waktu belajar di rumah, bukan diajak pergi ke luar rumah, apalagi luar kota,” kata Supomo.
Untuk memberikan semangat bagi semua anak didik di jenjang kelompok bermain, SD dan SMP, Dinas Pendidikan Kota Surabaya menggelar lomba vlog, artikel, dan fotografi terkait selama mereka belajar di rumah sejak mewabahnya virus korona.