Seorang PDP Meninggal di Bantul, Hasil Uji Laboratorium Belum Keluar
Seorang pasien dalam pengawasan terkait Covid-19 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meninggal dunia. Pemerintah Kabupaten Bantul menyediakan anggaran lebih dari Rp 9 miliar untuk penanganan Covid-19.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
BANTUL, KOMPAS — Seorang pasien dalam pengawasan terkait coronavirus disease 2019 atau Covid-19 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilaporkan meninggal dunia. Namun, pasien tersebut belum diketahui apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak. Hasil uji laboratorium belum diterima Pemerintah Kabupaten Bantul.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso, Jumat (20/3/2020), mengatakan, pasien tersebut meninggal pada Rabu (18/3/2020). Pasien itu berasal dari Bekasi, Jawa Barat.
”Ini pasien yang impor dari Bekasi. Pasien ini sampai di Bantul untuk pindah rumah sakit. Sebelum meninggal, pasien tersebut dirawat di Rumah Sakit Panembahan Senopati,” kata Sri.
Sri menjelaskan, pasien tersebut meninggal dengan gejala sepsis. Gejala tersebut berupa infeksi sistemik yang menyerang seluruh tubuh. Infeksi itu bisa disebabkan bakteri, virus, hingga jamur. ”Kalau Covid-19-nya masih dalam pengujian (sampel). Kami belum bisa mengatakan dia itu positif atau negatif,” katanya.
Selanjutnya, Sri menyampaikan, hingga Jumat ini, pukul 14.00, menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, terdapat sembilan pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di Kabupaten Bantul, DIY. Dari jumlah itu, seorang PDP dilaporkan meninggal dunia. Lalu ada satu orang PDP lainnya yang dinyatakan positif Covid-19.
”Contact tracing juga terus kami lakukan kepada orang-orang yang berkontak erat dengan PDP. Saat ini, dilaporkan ada 121 orang. Itu tidak hanya di Kabupaten Bantul, tetapi juga di daerah lainnya,” kata Sri.
Dalam penanganan Covid-19, terdapat empat rumah sakit rujukan yang telah ditunjuk di Kabupaten Bantul. Keempat rumah sakit itu adalah Rumah Sakit Panembahan Senopati, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Rumah Sakit Angkatan Udara Hardjolukito, dan Rumah Sakit Santa Elizabeth.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul Helmi Jamharis mengatakan, pemerintah kabupaten telah menyiapkan dana untuk mengoptimalkan pencegahan dan penanganan Covid-19. Total ada dana lebih dari Rp 9 miliar yang disiapkan. Rinciannya, sebesar Rp 3,26 miliar akan disalurkan untuk RS Panembahan Senopati, sedangkan Rp 6 miliar akan digunakan Dinas Kesehatan Bantul.
”Anggaran ini disiapkan untuk menindaklanjuti kegiatan yang mendesak dan harus dilaksanakan perangkat daerah. Kami akan mengakomodasi berbagai masukan yang diberikan kepada kami terkait penanganan ini,” kata Helmi.
Sementara itu, Sri menyatakan, secara garis besar, anggaran yang tersedia itu akan dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk pengadaan alat-alat medis yang habis pakai. Alat-alat tersebut yaitu alat pengaman diri, peralatan laboratorium, sterilisator, dan peralatan rumah sakit lainnya yang dibutuhkan.
”Sejauh ini, untuk penanganan layanan kesehatan secara umum, persediaan alat perlindungan diri bagi tenaga kesehatan masih mencukupi. Kami telah menyiapkan langkah agar kebutuhan tersebut selalu tercukupi,” ujar Sri.
Langkah antisipasi berupa pembersihan ruang-ruang publik juga terus dilakukan jajaran Pemerintah Kabupaten Bantul. Jumat ini, sebanyak lima pasar besar di daerah tersebut disemprot disinfektan. Kelima pasar itu adalah Pasar Imogiri, Pasar Bantul, Pasar Niten, Pasar Piyungan, dan Pasar Barongan.
”Penyemprotan dilakukan setelah aktivitas pasar selesai. Harapannya, geliat ekonomi warga bisa terus dilakukan. Mohon kepada semua pihak tidak panik dengan suasana yang terjadi. Mari bersama-sama memproteksi diri sesuai protokol yang sudah dianjurkan,” kata Helmi.