Sejumlah daerah menggelar operasi pasar, di antaranya untuk memastikan stok dan harga komoditas terkendali. Dampak pandemi Covid-19 pada sektor pangan diantisipasi sejak dini.
Oleh
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sejumlah daerah menggelar operasi pasar, di antaranya untuk memastikan stok dan harga komoditas terkendali. Dampak pandemi Covid-19 pada sektor pangan diantisipasi sejak dini.
Di Surabaya, operasi pasar oleh Dinas Perdagangan akan digelar hingga Lebaran, 25 Mei 2020. Bahkan, dimulai sejak awal tahun ini. Operasi pasar tak hanya menyediakan bahan pokok seperti beras, gula, telur, dan minyak goreng. Komoditas yang harganya melonjak juga disediakan, yakni bawang putih, ayam potong, daging sapi, dan cabai. Operasi pasar digelar di 31 kecamatan, masing-masing di tiga lokasi. ”Operasi pasar digelar sampai harga kebutuhan pokok normal,” ujar Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati, Kamis (19/3/2020).
Pada operasi pasar, masyarakat bisa membeli gula sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp 12.500 per kg, di tengah harga yang mencapai Rp 18.500 per kg. Bawang putih yang umum dijual Rp 70.000 per kg, pada operasi pasar dijual Rp 40.000 per kg. Selain operasi pasar rutin, Satuan Tugas Pangan juga melakukan inspeksi mendadak ke pasar tradisional. ”Jika harga tak sesuai aturan pemerintah, kami peringatkan,” katanta.
Sejumlah cara dilakukan guna mencegah pembelian di luar kewajaran.
Sejak pandemi Covid-19, aktivitas pasar tradisional belum terimbas. Warga masih memadati pasar, termasuk pasar kaget yang buka hingga pukul 08.00 WIB, seperti di Kecamatan Gunung Anyar yang berbatasan dengan Sidoarjo. Secara terpisah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memastikan persediaan bahan pokok aman. Masyarakat diminta tidak panik dengan berbelanja berlebihan, apalagi menimbun.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan, beras masih surplus 2,3 juta ton dan belum ada permintaan pendistribusian ke luar Jatim. Stok gula mencapai 71.000 ton, sementara konsumsi masyarakat hanya 37.000 ton per bulan. Operasi pasar juga digelar di Lampung untuk memastikan ketersediaan barang dan mengantisipasi gejolak harga akibat wabah Covid-19. Sejumlah cara dilakukan guna mencegah pembelian di luar kewajaran.
Kemarin, Tim Pengendalian Inflasi Daerah Lampung menggelar operasi pasar di dua lokasi, Pasar Tugu di Bandar Lampung dan Pasar Natar di Lampung Selatan. Sejumlah barang dijual, yaitu gula, beras, minyak goreng, dan tepung terigu. Saat ini, harga beras di atas HET Rp 9.450 per kg. Di beberapa daerah, seperti Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Pesawaran, harga beras medium Rp 10.000 per kg. Di Metro, harga beras medium Rp 9.700 per kg.
Skenario pembatasan
Di Palembang, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan membatasi pembelian sejumlah komoditas pangan jika ada indikasi pembelian berlebihan di pasaran. Hingga kini, ketersediaan sejumlah bahan pokok masih aman, kecuali gula. Pembatasan bukan untuk menakuti masyarakat, tetapi upaya pemerataan. ”Kalau terjadi panic buying tentu akan berpengaruh terhadap ketersediaan barang di pasar,” kata Kepala Dinas Perdagangan Sumsel Iwan Gunawan.
Hingga kini, sejumlah bahan pokok masih aman, seperti beras, minyak, telur, daging ayam, dan daging sapi. ”Untuk gula sebenarnya aman untuk satu bulan mendatang, tetapi jika terjadi pembelian berlebihan tentu akan habis,” katanya. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel Taufik Gunawan mengungkapkan, saat ini produksi sejumlah bahan pokok surplus, termasuk beras.
Kebutuhan daging juga telah disiapkan untuk bulan puasa dan Lebaran. Di Kota Cirebon, Jabar, pemkot memastikan informasi pasar tutup akibat wabah Covid-19 tidaklah benar. ”Itu hoaks. Kami tidak akan menginstruksikan penutupan pasar. Ini urat nadi perekonomian,” kata Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis. (ETA/BRO/RAM/VIO/IKI)