Tetap Berangkatkan Siswa Studi Banding, Kepala Sekolah di Jambi Diberi Teguran
Dinas Pendidikan Provinsi Jambi mengeluarkan surat peringatan kepada Kepala SMA 1 Kota Jambi karena tetap memberangkatkan 68 siswa dan gurunya ”jalan-jalan” ke sejumlah kota besar di tengah merebaknya pandemi Covid-19.
Oleh
Irma Tambunan
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Dinas Pendidikan Provinsi Jambi mengeluarkan surat peringatan kepada Kepala SMA 1 Kota Jambi karena tetap memberangkatkan 68 siswa dan gurunya ”jalan-jalan” ke sejumlah kota besar di tengah merebaknya pandemi Covid-19. Acara studi banding itu mengabaikan peringatan pemerintah agar sekolah mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Syahran menjelaskan, ia telah mengeluarkan surat kepada Kepala SMA 1 Jambi agar menunda perjalanan studi banding itu. Alasannya, sedang terjadi pandemi Covid-19.
Kami langsung memberi surat teguran.
Studi banding itu mengunjungi sejumlah lokasi kampus dan tempat wisata serta pusat perbelanjaan di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang. Nyatanya, kepala sekolah mengabaikan peringatan dan tetap memberangkatkan siswanya. ”Kami langsung memberi surat teguran,” kata Syahran, Jumat (20/3/2020).
Para siswa berangkat studi banding menggunakan dua bus selama 11 hari sejak 10 Maret 2020. Ketua Komite SMA 1 Kota Jambi Aruffi menyesalkan panitia pelaksana yang tetap memberangkatkan siswa.
Padahal, pihak komite telah dua kali menyurati ketua panitia studi banding sekaligus kepala sekolah agar menunda jadwalnya. ”Sebagian besar orangtua sebenarnya menolak anak-anak mereka ikut studi banding dalam situasi seperti ini,” katanya.
Pada rapat terdahulu, lanjut Aruffi, para orangtua juga sudah sepakat acara studi banding ditunda. ”Namun, beberapa hari kemudian, tiba-tiba diputuskan tetap berangkat,” katanya.
Pada Jumat pagi, kepulangan para siswa dari acara studi banding itu disambut orangtua mereka dengan tangis. Para orangtua menyaksikan dari kejauhan saat anak mereka menjalani tes suhu tubuh dan penyemprotan disinfektan. Setelah itu, siswa pulang bersama orangtua masing-masing.
Eva, salah satu orangtua, mengatakan masih dilema menghadapi kepulangan anaknya yang ikut dalam studi banding itu. Ia khawatir jika ternyata putrinya tertular Covid-19 selama perjalanan studi banding dan dapat menularkannya kepada saudara-saudaranya. ”Sampai sekarang saya masih bingung putri saya mau dikarantina di mana,” katanya.
Juru bicara penanganan Covid-10 Provinsi Jambi, Johansyah, mengatakan, semua siswa tersebut akan mengisolasi dirinya di rumah. Orangtua diminta mengabarkan secepatnya apabila anaknya mengalami masalah kesehatan yang menunjukkan tanda-tanda penyakit Covid-19.
”Kami pun meminta orangtua melaporkan perkembangan kondisi anaknya ke puskesmas terdekat,” ujar Johansyah.