Pasien dengan pengawasan virus korona di Papua bertambah dua orang pada Sabtu (21/3/2020). Kini total sebanyak sembilan pasien dengan status pasien dalam pengawasan.
Oleh
FABIO LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pasien dengan pengawasan virus korona di Papua bertambah dua orang pada Sabtu (21/3/2020). Kini total sembilan pasien dengan status pasien dalam pengawasan.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Virus Korona Provinsi Papua Silwanus Sumule di Jayapura, Papua, Sabtu sore. Silwanus mengatakan, tambahan dua pasien dengan status dalam pengawasan berdomisili di Kota Jayapura dan Kabupaten Biak Numfor. Pasien ini pun telah menjalani perawatan di Rumah Sakit TNI AD Marthen Indey.
Dengan demikian, rincian domisili 9 pasien dengan pengawasan (PDP) di Papua adalah 5 orang di Kota Jayapura, 2 orang Merauke, dan 2 orang di Biak Numfor. Sementara itu, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Papua juga terus bertambah dari 333 orang menjadi 472 orang.
”Saat ini kondisi sembilan pasien ini masih stabil. Mereka terus menjalani perawatan di ruang isolasi empat rumah sakit di Kota Jayapura,” kata Silwanus.
Ia menuturkan, Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua mulai resmi meneliti sampel dari PPD di laboratorium yang berada di Kota Jayapura. ”Hingga saat ini kami belum mendapatkan hasil pemeriksaan empat sampel PDP yang telah dikirimkan ke Jakarta pekan lalu. Karena itu, kami belum dapat menginformasikan hasil tersebut kepada masyarakat di Papua,”ujarnya.
Silwanus menambahkan, Dinkes Papua akan memberikan obat antimalaria chloroquine sebagai langkah pencegahan penularan korona bagi warga dengan status ODP. Hal ini berdasarkan kajian dari Ikatan Dokter Indonesia dan dokter ahli paru bahwa chloroquine dinilai ampuh untuk mencegah terjangkit korona.
”Rencananya kami akan menyiapkan prosedur pemberian chloroquine bagi warga dengan status ODP. Total sebanyak 226.000 tablet chloroquine yang dimiliki Dinkes Papua,” tambahnya.
Rencananya kami akan menyiapkan prosedur pemberian chloroquine bagi warga dengan status ODP.
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Papua Antonius Oktavian saat dikonfirmasi membenarkan kegiatan pemeriksaan sampel PDP sudah dimulai pada Sabtu ini.
Ia mengungkapkan, sebanyak lima tenaga Balitbangkes Papua yang bertugas di laboratorium untuk memastikan PDP tersebut negatif atau positif terjangkit PDP.
”Tim bekerja di laboratorium milik Balitbangkes Papua yang dekat Rumah Sakit Umum Daerah Dok II Jayapura. Mereka akan memeriksa dua sampel terlebih dulu,” kata Antonius.