Pembangunan Pusat Observasi dan Isolasi di Pulau Galang Capai 60 Persen
Pembangunan rumah sakit khusus penyakit menular di Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, mencapai 60 persen pada Sabtu (21/3/2020). Pembangunan RS itu diharapkan selesai pekan depan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pembangunan rumah sakit khusus penyakit menular di Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau, mencapai 60 persen pada Sabtu (21/3/2020). Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau berharap fasilitas kesehatan tersebut bisa segera digunakan untuk melayani pasien Covid-19 yang kini terus bertambah.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Wilayah Kepri Albert Reinado, Sabtu (21/3), mengatakan, perlengkapan kesehatan bagi 360 ruang observasi dan 20 ruang isolasi yang dipesan tiba hari ini.
”Ada 1.500 pekerja yang menggarap proyek ini. Mereka dibagi dalam tiga giliran dan bekerja setiap hari dari pukul 08.00 hingga 04.00,” kata Albert.
Pembangunan rumah sakit khusus itu dimulai pada Rabu (4/3) dan ditarget selesai dalam tiga minggu pada Sabtu (28/3). Agar proses pengerjaannya cepat, fasilitas kesehatan tersebut dibangun menggunakan model modular meniru rumah sakit khusus Covid-19 di Wuhan, Hubei, China.
Sesuai dengan rencana, bangunan itu akan berdiri di atas lahan seluas 8 hektar di lahan bekas kamp pengungsi Vietnam. Bangunan bekas rumah sakit tua warisan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang masih ada akan dipugar kembali untuk digunakan sebagai mes tenaga kesehatan. Adapun gedung observasi dan isolasi dibangun baru memakai material sandwich panel yang mudah dibongkar pasang dengan cepat.
Fasilitas kesehatan yang terletak 45 kilometer dari pusat Kota Batam itu dibagi dalam tiga zona. Zona A meliputi mes tenaga kesehatan, gedung farmasi, gedung gizi, tempat cuci, gudang, dan pembangkit listrik. Selanjutnya zona B, terdiri dari ruang observasi, ruang isolasi, laboratorium, dan landasan helikopter. Yang terakhir adalah zona utilitas, yaitu tempat pengolahan limbah dan instalasi air bersih.
”Pasokan air bersih kami ambil dari waduk di Pulau Rempang sebanyak 5 liter per detik. Semuanya sudah dipikirkan dengan matang, termasuk juga akses telekomunikasi dan transportasi,” ujar Albert.
Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas Gubernur Kepulauan Riau Isdianto berharap fasilitas kesehatan itu bisa rampung sesuai dengan jadwal. Hal itu sangat diperlukan mengingat jumlah pasien positif Covid-19 di provinsi ini terus bertambah.
Di Kepulauan Riau, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 439 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) ada 46 orang. Sebanyak 21 PDP sudah dipulangkan, 21 PDP menunggu hasil uji laboratorium, dan 4 PDP dinyatakan positif mengidap Covid-19.
”Semoga jumlah pasien positif Covid-19 tidak bertambah lagi. Warga tidak perlu panik karena, jika seandainya bertambah pun, sekarang kita sudah punya rumah sakit khusus di Pulau Galang,” kata Isdianto.
Sejumlah alat kesehatan yang dipesan oleh para pengusaha di Batam juga tiba pada hari ini. Yang diutamakan untuk menerima bantuan ini adalah petugas kesehatan di dua fasilitas kesehatan rujukan, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah dan RS Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Presiden Direktur PT Sat Nusapersada Abidin Fan, selaku perwakilan pengusaha di Batam, mengatakan, alat kesehatan yang sudah tiba adalah sebuah polymerase chain reaction (PCR) thermocyclers dan ratusan alat pelindung diri bagi petugas kesehatan untuk menagani pasien positif Covid-19.
”Kami ingin tenaga kesehatan di Batam terjamin dulu kesehatannya. Yang sudah datang sekarang memang jumlahnya belum mencukupi, kami sedang usahakan untuk mencari lagi. Setelah itu, kami juga akan membeli 5 juta lembar masker bagi masyarakat umum,” ujar Abidin.
Dana yang terkumpul dari para pengusaha itu saat ini sebanyak Rp 10 miliar. Menurut Abidin, targetnya minggu ini bisa terkumpul total Rp 20 miliar. Jika masih kurang, para pengusaha akan berkumpul lagi bersama pemerintah untuk menentukan kembali berapa banyak lagi dana yang dibutuhkan.