Umat Katolik Banyuwangi Khusyuk Ikuti Misa ”Streaming” dari Rumah
Umat Katolik di Banyuwangi, Jawa Timur, tetap khusyuk mengikuti misa secara daring dari rumah masing-masing. Ini dilakukan sesuai imbauan Uskup Malang mengurangi kerumunan banyak orang dalam kegiatan misa di gereja.
Oleh
ANDREAS BENOE ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Umat Katolik Gereja Maria Ratu Damai Banyuwangi, Jawa Timur, mengikuti misa secara daring dari rumah masing-masing. Hal ini dilakukan sesuai imbauan Uskup Malang untuk mengurangi kerumunan banyak orang dalam kegiatan misa atau perayaan Ekaristi.
Umat dapat mengikuti misa dari rumah melalui siaran langsung atau live streaming via Youtube. Misa juga disiarkan secara langsung melalui Radio Mandala.
Misa secara daring itu disiarkan langsung dari Pastoran (tempat tinggal Romo) Maria Ratu Damai Banyuwangi. Misa dimpimpin RD Bernardus Winuryanto, Minggu (22/3/2020).
”Misa secara streaming ini kami lakukan untuk mendukung program pemerintah membatasi kegiatan mengumpulkan banyak orang selama masa pandemi Covid-19 ini. Umat Katolik Banyuwangi yang masuk dalam wilayah Keuskupan Malang juga mengikuti imbauan uskup agar meniadakan kegiatan peribadatan di gereja,” kata Winur.
Di Pastoran, Romo RD Winuryanto menggelar misa dengan 10 umat saja. Umat yang mengikuti misa hanya petugas paduan suara gereja serta pembaca doa dan kitab suci.
Adapun umat lainnya mengikuti misa dari rumah masing-masing. Sejak Jumat, RD Winuryanto sudah mengumumkan agar umat tidak datang ke gereja karena misa tidak diselenggarakan di sana.
Ketua Dewan Pastoral Paroki Maria Ratu Damai Banyuwangi Arnoldus Jansen mengungkapkan, misa streaming berjalan dengan lancar. Sedikitnya, ada 268 gawai yang mengakses misa secara daring tersebut melalui kanal Youtube.
”Mungkin satu keluarga mengikuti misa secara bersama dari satu gawai. Apabila satu keluarga diasumsikan terdiri dari empat orang, maka ada 1.072 orang yang mengikuti misa secara daring tersebut. Jumlah tersebut tergolong banyak karena total umat di Paroki Maria Ratu Damai sekitar 2.600 orang,” ujarnya.
Jansen mengatakan, misa streaming ini pertama kali dilakukan di Banyuwangi. Ia berharap kondisi ini tidak mengurangi kekhusyukan umat dalam beribadah.
Salah satu umat yang mengikuti misa streaming, Lidwina Tukini (54), mengatakan, ia dan anaknya memilih misa dari rumah dan melihat siaran langsung dari komputer jinjing yang diletakkan di meja bersama salib dan lilin yang menyala.
”Kami bersyukur masih bisa mengikuti misa di tengah ancaman pandemi Covid-19. Kendati misa dalam kondisi yang terbatas, kami masih bisa beribadah dengan nyaman,” katanya.
Misa secara daring ini sesuai anjuran Uskup Malang Henricus Pidyarto, O.Carm. Anjuran tersebut tertuang dalam Surat Uskup Malang yang diterbitkan Jumat (20/3/2020). ”Kami selaku Uskup Keuskupan Malang memutuskan meniadakan Ekaristi Kudus di seluruh wilayah Keuskupan Malang terhitung mulai 21 Maret hingga 3 April 2020,” tulis Henricus dalam suratnya tersebut.
Dalam surat tersebut dinyatakan, keputusan tersebut didasarkan berbagai hal, antara lain, surat Satgas BNPB, rekomendasi Komunitas Medik Katolik Malang. Selain itu, keputusan tersebut juga diambil sebagai bentuk kesadaran umat Katolik sebagai anak bangsa.
Lebih lanjut, ia menyatakan agar para romo mengadakan misa privat atau misa bersama para romo di komunitas secara live streaming yang bisa diikuti umat dari rumah masing-masing. Henricus juga berpesan agar umat menjaga hidup sehat dan bersih. ”Bertekunlah dalam hidup doa tanpa harus merasa panik,” pesan Henricus.
Dalam surat tersebut, Keuskupan Malang juga melampirkan sejumlah pendoman teknis hidup rohani. Sejumlah doa yang dapat dijadikan panduan juga disertakan untuk membantu umat menghayati kondisi saat ini.