Wali Kota Instruksikan Tutup Semua Warung Kopi di Banda Aceh
Semua warung kopi di Banda Aceh diminta tutup sementara selama masa darurat pandemi Covid-19. Instruksi wali kota ini diambil setelah anjuran pembatasan sosial termasuk kebiasaan nongkrong di warung kopi tak dihiraukan.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menginstruksikan semua warung kopi di Banda Aceh ditutup sementara selama masa darurat pencegahan penyebaran virus korona jenis baru. Penutupan warung kopi perlu dilakukan agar imbauan pembatasan sosial dipatuhi warga.
Instruksi penutupan warung kopi dikeluarkan Aminullah Usman pada Minggu (22/3/2020) merespons surat dari Pelaksana Tugas Gubernur Aceh. Selain warung kopi, lokasi wisata juga ditutup.
Permintaan penutupan warung kopi karena imbauan pembatasan jarak atau social distancing dengan cara menghindari keramaian belakangan tak berjalan efektif. Tempat publik, seperti warung kopi, masjid, lokasi wisata, dan pasar, masih ramai.
Permintaan penutupan warung kopi karena imbauan pembatasan jarak atau social distancing dengan cara menghindari keramaian belakangan tak berjalan efektif.
”Kami ambil kebijakan ini karena imbauan menjauhi keramaian belum mendapat perhatian serius warga. Padahal, ini langkah antisipasi untuk menjaga diri, keluarga, dan sesama. Mari sayangi diri, keluarga, dan semuanya,” kata Aminullah.
Kebijakan penutupan warung kopi mulai diterapkan Senin (23/3/2020). Untuk memastikan kebijakan itu ditaati, pemerintah menurunkan satuan polisi pamong praja setempat untuk mengawasi warung-warung kopi yang selama ini jamak digunakan warga Aceh untuk berkumpul.
Pantauan Kompas, Minggu siang, suasana warung kopi di Banda Aceh masih ramai. Warga menghabiskan waktu libur dengan menikmati kopi dan bercengkerama dengan komunitasnya.
Khairul (35), warga Banda Aceh yang kerap menghabiskan waktu di warung kopi, mengatakan tidak khawatir terhadap penyebaran virus korona penyebab Covid-19. Terlebih, hingga saat ini belum ada warga di Aceh yang positif Covid-19. Namun, dia tetap menjaga kebersihan tangan dan menghindari kontak langsung dengan orang lain.
Kalau pemerintah menganggap ini jalan terbaik mencegah virus korona, kami akan ikuti.
Khairul berdalih, budaya ngopi sukar ditinggalkan. Biasanya, dia menghubungi teman-temannya untuk menikmati kopi pada pagi atau sore hari. Meski demikian, ia mendukung kebijakan pemerintah menutup warung kopi selama masa darurat Covid-19.
Pengelola Warung Kopi Romen, Din (45), menuturkan akan mematuhi kebijakan penutupan warung kopi. ”Kalau pemerintah menganggap ini jalan terbaik mencegah virus korona, kami akan ikuti,” ucap Din.
Juru bicara pencegahan Covid 19 Provinsi Aceh, Saifullah Abdulgani, mengatakan, imbauan mengindari keramaian tidak direspons serius oleh warga. Padahal, pembatasan jarak adalah cara efektif untuk menghindari paparan Covid-19.
Di Lhokseumawe, Langsa, dan Banda Aceh, petugas kesehatan, Polri, dan TNI melakukan sosialisasi ke pasar, lokasi wisata, dan desa-desa agar warga menerapkan perilaku hidup sehat dan membatasi hadir di keramaian.
Hingga Minggu, 125 warga Aceh menjadi orang dalam pemantauan (ODP) dan 5 pasien dalam pengawasan (PDP). Namun, belum ada warga Aceh yang positif terpapar Covid-19.
Saifullah mengatakan, petugas kesehatan di kabupaten/kota dan provinsi bersiaga menghadapi kemungkinan terjadi lonjakan pasien. Dua rumah sakit rujukan di Banda Aceh dan Aceh Utara disiapkan untuk perawatan pasien Covid-19.