Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu (22/3/2020) terlihat jauh lebih sepi dibandingkan dengan akhir pekan sebelumnya. Hal itu karena sebagian besar masyarakat di kota itu, memilih untuk menerapkan pembatasan sosial
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu (22/3/2020) terlihat jauh lebih sepi dibandingkan dengan akhir pekan sebelumnya. Hal itu karena sebagian besar masyarakat di kota itu, memilih untuk menerapkan pembatasan sosial dengan tetap berada di rumah dan tidak mengunjungi area publik sebagai langkah antisipasi Covid-19.
Pantauan Kompas, taman-taman kota di Mataram yang biasanya ramai oleh warga terlihat sepi. Taman Udayana yang setiap Minggu digunakan untuk kegiatan hari bebas kendaraan (Car Free Day), tampak berbeda. Penutupan kegiatan itu untuk sementara waktu, membuat taman terbuka hijau itu sepi.
Hari ini sepi karena orang lebih memilih di rumah. Apalagi tidak ada Car Free Day. Hari ini, saya sudah berjualan dari jam 07.00 pagi di sini, tetapi hingga siang ini, kurang dari lima botol yang terjual. Biasanya lebih dari sepuluh kalau sudah siang (Muhtar)
Di taman Udayana, lebih banyak terlihat para pedagang makanan atau minuman keliling di pinggir jalan. Sementara di area untuk olahraga, taman bermain anak, hanya terlihat beberapa orang. Pada kegiatan hari bebas kendaraan, semua titik itu termasuk ruas jalan biasanya sesak oleh warga.
"Hari ini sepi karena orang lebih memilih di rumah. Apalagi tidak ada Car Free Day. Hari ini, saya sudah berjualan dari jam 07.00 pagi di sini, tetapi hingga siang ini, kurang dari lima botol yang terjual. Biasanya lebih dari sepuluh kalau sudah siang," kata Muhtar (66), pedagang susu kedelai yang setiap hari berjualan di Taman Udayana.
Menurut Muhtar, penjualannya memang menurun. Tetapi ia paham bahwa kondisi itu karena warga tidak berani keluar untuk mencegah Covid-19. "Mau bagaimana lagi. Itu juga bagus sehingga tidak tertular," kata Muhtar yang hari itu terlihat menggunakan masker.
Selain Taman Udayana, taman lain seperti Taman Sangkareang juga lengang. Di area parkir taman yang berada tepat di pusat kota Mataram itu, kurang dari sepuluh sepeda motor yang terlihat. Di area taman bermain, hanya terlihat seorang ibu bersama anaknya yang sedang bermain ayunan. Satu-satunya kerumuman di taman itu adalah sekelompok anak muda yang tengah melakukan pengambilan gambar.
Tidak hanya taman-taman kota, pusat perbelanjaan di Kota Mataram juga terpantau sepi. Hal itu terlihat dari area parkir yang masih banyaknya slot area parkir baik motor maupun mobil yang tetap kosong sejak dibuka hingga sore hari. Pada akhir pekan sebelumnya, slot parkir pada siang hari biasanya sudah penuh.
Di dalam pusat perbelajaan, yang lebih banyak terlihat adalah karyawan atau petugas keamanan yang lalu-lalang. Jika pun ada pengunjung, hanya ke swalayan dan begitu selesai langsung pulang.
Tempat ibadah seperti Masjid Islamic Center juga sepi. Shalat Zuhur berjamaah yang biasanya dipadati warga, hanya terisi satu saf. Warga juga terlihat tidak lagi berkumpul seperti biasa, tetapi langsung pulang begitu selesai shalat berjamaah.
Sepinya area publik di Mataram membuat arus lalu lintas juga terpantau lancar. Jalan-jalan utama di Mataram yang biasanya penuh kendaraan, sejak pagi hingga sore lebih lengang.
Menurut warga, tinggal di rumah dan tidak keluar menjadi cara terbaik untuk mencegah Covid-19.
"Saya pekerja di bidang penyelenggara acara atau Event Organizer. Saat ini memang tidak bisa kerja karena semua acara ditunda. Tetapi untuk keluar pun, takut. Saya tidak mau tertular dan jadi penular. Pemerintah juga kan sudah menghimbau demikian," kata Kinon Rahman (35).
Himbauan pemerintah
Pada Kamis (19/3/2020) lalu, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Idham Azis telah mengeluarkan maklumat tentang Kepatuhan Terhadap Kebijakan Pemerintah Dalam Penanganan Penyebaran Covid-19. Salah satunya isinya adalah agar masyarakat tidak mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan yang menyebabkan berkumpulnya massa dalam jumlah banyak, baik di tempat umum maupun lingkungan sendiri.
Pemerintah Provinsi NTB juga menghimbau hal serupa. Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah meminta warganya untuk tinggal di rumah dan tidak keluar jika tidak perlu.
"Ini masa-masa sulit. Mari perbanyak doa dan zikir. Tinggal di rumah. Jaga jarak dan jauhi kegiatan yang mengumpulkan banyak orang. Ini kesempatan kita menyalamatkan diri, keluarga, dan dunia," kata Sitti.
Terkait kepatuhan warga, menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTB Komisaris Besar Artanto mengatakan, sebagai tindaklanjut maklumat Kapolri, patroli bersama antara Polisi dan TNI untuk menghimbau masyarakat terus dilakukan. Himbauan itu agar tetap waspada, tidak melakukan kegiatan yang berkerumun dalam jumlah besar, dan menerapkan pola hidup sehat.