Antisipasi Lonjakan Jumlah Pasien, Pemkot Pekalongan Siapkan Hazmat dan Ruang Isolasi
Pemerintah Kota Pekalongan menyiapkan sebanyak 250 hazmat bagi petugas medis di sejumlah rumah sakit dan puskesmas di Kota Pekalongan, Jateng.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS - Pemerintah Kota Pekalongan menyiapkan sebanyak 250 hazmat bagi petugas medis di sejumlah rumah sakit dan puskesmas di Kota Pekalongan, Jateng. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya lonjakan pasien dalam pengawasan di Kota Pekalongan.
Hingga, Senin (23/3/2020) belum ada pasien dalam pengawasan yang dirawat di Kota Pekalongan. Meski demikian, sejumlah persiapan seperti pengadaan 250 hazmat dan penyiapan dua ruang isolasi dilakukan untuk mengantisipasi adanya lonjakan jumlah pasien.
Dalam konferensi video bersama dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto mengatakan, akan mendistribusikan hazmat mulai Senin sore.
"Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bendan di Kota Pekalongan ditunjuk oleh pemerintah provinsi sebagai rumah sakit lini kedua untuk menangani pasien Covid-19. Sehingga, penyiapan hazmat dan ruang isolasi ini penting," kata Slamet saat dihubungi, Senin petang.
Slamet mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Pekalongan berupaya membeli hazmat dengan harga yang cukup mahal. Belakangan, harga hazmat melambung hingga Rp 300.000 per lembar. Tak hanya mahal, ketersediaan hazmat di pasaran juga terbatas.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bendan di Kota Pekalongan ditunjuk oleh pemerintah provinsi sebagai rumah sakit lini kedua untuk menangani pasien Covid-19. Sehingga, penyiapan hazmat dan ruang isolasi ini penting (Slamet Budiyanto)
Keterbatasan pasokan hazmat membuat sejumlah rumah sakit terpaksa memodifikasi jas hujan plastik sebagai pengganti hazmat. Di RSUD dr Soeselo Kabupaten Tegal misalnya, sejak Kamis (19/3/2020) petugas medis yang merawat pasien dalam pengawasan menggunakan jas hujan plastik sebagai pengganti hazmat.
"Sebenarnya ini tidak standar, tapi kami tidak punya pilihan lain. Bantuan hazmat dari pemerintah juga sudah habis padahal kami sudah mencoba menyiasati dengan sehari pakai hazmat sehari pakai jas hujan," ujar Direktur RSUD dr Soeselo Guntur Muhammad Taqwin.
Menurut Guntur, RSUD dr Soeselo sudah mendapat bantuan sebanyak 20 hazmat dari Pemerintah Provinsi Jateng, pekan lalu. Namun, hazmat bantuan tersebut sudah habis Senin sore. Senin malam, ada enam pasien dalam pengawasan yang dirawat di RSUD dr Soeselo. Untuk merawat enam orang tersebut diperlukan sedikitnya 12 lembar hazmat dalam sehari.
Persoalan serupa juga dialami oleh RSUD Kardinah Kota Tegal, RSUD Brebes, dan RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Persediaan hazmat di tiga rumah sakit tersebut hanya cukup hingga dua hari ke depan.
"Kami khawatir karena tenaga medis ini kan langsung berhadapan dengan pasien, risiko tertularnya pasti tinggi. Sehingga, ketersediaan hazmat ini penting sekali," tutur Direktur RSUD Brebes Oo Suprana.
Sementara itu, jumlah pasien dalam pengawasan di daerah pantura barat Jateng terus bertambah. Hingga Senin malam, sebanyak enam pasien dalam pengawasan dirawat di Kabupaten Brebes, tujuh pasien di Kota Tegal, enam pasien di Kabupaten Tegal, dan dua pasien di Kabupaten Pekalongan.
Adapun di daerah pantura barat Jateng ada satu pasien dinyatakan terinfeksi Sars-CoV-2 dan saat ini dirawat di RSUD Kraton. Pasien berusia 73 tahun tersebut berasal dari Jakarta Selatan. Pasien tersebut sakit saat sedang berkunjung ke rumah anaknya di Kabupaten Pemalang.