Delapan dari 30 petugas medis yang pernah merawat pasien positif Covid-19 pertama di Kalimantan Barat dinyatakan negatif Covid-19. Status petugas medis lainnya masih menunggu hasil laboratorium.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Delapan dari 30 petugas medis yang pernah merawat pasien positif Covid-19 pertama di Kalimantan Barat dinyatakan negatif Covid-19. Status petugas medis lainnya masih menunggu hasil laboratorium.
Sebelumnya, seorang pasien positif Covid-19 yang saat ini diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso, Pontianak, pernah dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Pontianak, 4-10 Maret. Sebanyak 30 petugas medis yang pernah kontak langsung dengan pasien diperiksa spesimennya.
”Delapan orang ini terdiri dari tiga dokter dan sisanya perawat. Hasil semuanya negatif Covid-19. Sisanya 22 orang masih menunggu hasil laboratorium dan diharapkan hasilnya juga negatif,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson, Senin (23/3/2020).
Untuk pasien dalam pengawasan (PDP), ada satu orang lagi yang baru masuk di RSUD Sambas. Pasien itu laki-laki berusia 37 tahun, bekerja di Sibu, Malaysia, sejak 15 Juli 2019. Saat sakit, 10 Maret 2020, yang bersangkutan pulang ke Indonesia dari Kuching melalui perbatasan Biawak-Aruk.
”Karena masa berlaku paspornya habis, dia pulang ke Indonesia melewati jalur ’tikus’ antara Biawak dan Aruk tanggal 19 Maret. Dia berjalan kaki kemudian sampai ke Sambas,” ungkap Harisson.
Pasien ini kemudian dibawa keluarganya ke puskesmas dan rumah sakit. Tanggal 21 Maret, dia masuk di RSUD Sambas karena mengalami batuk, pilek, dan pembengkakan di kaki sehingga ditetapkan sebagai PDP.
Kemudian, di Ketapang ada tambahan dua PDP sehingga total terdapat tiga PDP. Salah satu dari dua PDP baru itu adalah pasien perempuan berusia 39 tahun di Ketapang setelah melakukan perjalanan 21-23 Februari ke Jakarta. Pasien tersebut ada kontak erat dengan PDP sebelumnya yang juga diisolasi di RSUD Agoesdjam, Ketapang. Pasien baru itu mulai diisolasi Senin (23/3/2020).
Hari Senin dijadwalkan akan ada lagi bantuan dari Kementerian Kesehatan, hanya jumlahnya terbatas, yakni alat pelindung diri lengkap 20 unit.
Pasien kedua di Ketapang adalah laki-laki berusia 32 tahun. Riwayat perjalanan mengikuti pertemuan Basarnas di Bojonegoro, Jawa Timur, 9-16 Maret. Pulang ke Pontianak pada 16 Maret, sehari kemudian kembali ke Ketapang. Pasien mengeluh demam, batuk, dan sesak. Kemudian, dia dirawat di RSUD Agoesdjam tanggal 23 Maret.
Tak hanya itu, ada satu PDP laki-laki 25 tahun di Kabupaten Kubu Raya. Pernah ke Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Surabaya (Jawa Timur), dan Jakarta. Dia mengalami batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. Pasien dirawat di RS Kartika Husada tanggal 22 Maret.
Secara keseluruhan, saat ini jumlah PDP yang masih diisolasi 24 orang. Mereka dirawat di RSUD Soedarso Pontianak (5), satu di antaranya positif Covid-19. Lalu, di RSUD Abdul Aziz Singkawang (6), satu di antaranya positif Covid-19. Di RS Pemangkat 1 orang, RSUD Sambas (3), RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang (2), RSUD Melawi (1), RS Kartika Husada (2), Mitra Medika Pontianak (1), dan RSUD Agoesdjam Ketapang (3).
Alat pelindung diri
Untuk alat pelindung diri (APD), kemarin Kalbar mendapat bantuan dari pengusaha sebanyak 100 buah. Semua sudah dibagikan ke rumah sakit yang merawat PDP.
Hari Senin dijadwalkan akan ada lagi bantuan dari Kementerian Kesehatan, hanya jumlahnya terbatas, yakni APD lengkap 20 unit. Kemudian, ada APD tidak lengkap, hanya kacamata (goggle) dengan sepatu saja 50 unit. Kemudian, baju menutup kepala sampai kaki 200 buah. Masker bedah sebanyak 5.000 buah.
APD itu juga segera dibagikan ke rumah sakit yang menangani PDP. Dalam waktu dekat, Kementerian Kesehatan juga akan mengirimkan APD lagi. ”Kami juga berusaha mendapatkan dari pihak swasta, misalnya Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalbar,” ujar Harisson.
Sejauh ini kabupaten/kota yang menetapkan kejadian luar biasa (KLB) adalah Kota Pontianak, Singkawang, dan Kabupaten Kapuas Hulu. Dalam waktu dekat beberapa kabupaten lain juga akan menetapkan KLB karena Gubernur Kalbar Sutarmidji sudah menetapkan KLB. Dengan demikian, kabupaten/kota bisa lebih fokus menangani Covid-19.
Adapun alat tes cepat (rapid test) akan tiba di Kalbar hari Jumat pekan ini. Alat itu merupakan bantuan dari Kadin sebanyak 600 alat. Sementara dari Kementerian Kesehatan belum datang. Oleh karena itu, yang diutamakan dalam pemeriksaan nantinya adalah orang dalam pemantauan (OPD) dan PDP. Jika dari hasil tes ada yang positif, pasien diisolasi di rumah terlebih dahulu sambil menunggu hasil spesimen.
Sementara itu, Sutarmidji meminta masyarakat menaati protokol keselamatan dengan bekerja dari rumah. Ia telah meminta aparat keamanan untuk mengontrol di lapangan agar tidak ada kerumunan orang di warung dan tempat umum.