Beragam Kegiatan Keagamaan di Kalsel Ditiadakan Sementara
Para pemuka agama di Kalimantan Selatan mendukung kebijakan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran penyakit Covid-19 yang disebabkan virus SARS-Cov-2 atau korona jenis baru.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Para pemuka agama di Kalimantan Selatan mendukung kebijakan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran penyakit coronavirus disease 2019 atau Covid-19 yang disebabkan virus SARS-Cov-2 atau korona jenis baru. Semua kegiatan keagamaan yang melibatkan banyak orang ditiadakan untuk sementara waktu.
Sehubungan dengan status Tanggap Darurat penanganan Covid-19 di Kalsel sejak 20 Maret 2020, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengimbau semua masyarakat Kalsel untuk menerapkan social distancing (pembatasan sosial). Sedapat mungkin masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah dan menghindari kegiatan yang menghadirkan orang banyak atau massal.
Sampai Senin (23/3/2020), Gugus Tugas Pencegahan, Pengendalian, dan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalsel melaporkan, sebanyak 416 orang dalam pemantauan (ODP). Selain itu, ada delapan pasien dalam pengawasan (PDP) dan seorang di antaranya positif Covid-19. Semua PDP menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Ulin, Banjarmasin.
”Melihat keadaan di Kalsel, terutama di sekitar Kota Banjarmasin, kita semua harus terus waspada dengan wabah virus korona yang mulai menyebar. Untuk itu, semua kegiatan pengajian dan majelis ta’lim bersama ulun (saya) diliburkan,” kata KH Ahmad Zuhdiannoor, ulama Kalsel yang dikenal dengan panggilan Guru Zuhdi, di Banjarmasin, Senin (23/3/2020).
Kegiatan pengajian rutin bersama Guru Zuhdi selama ini selalu dihadiri ribuan anggota jemaah. Pada Kamis (19/3/2020) malam, acara pengajian rutin bersama Guru Zuhdi sekaligus peringatan Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW 1441 H di Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin, masih dihadiri ribuan anggota jemaah.
Menurut Guru Zuhdi, masyarakat harus membantu petugas yang bekerja pagi-sore dan siang-malam untuk mengatasi pandemi Covid-19. Salah satu cara membantu petugas adalah dengan cara membatasi kegiatan sosial. ”Selain berusaha seperti itu, kita juga tetap selalu berdoa dan memohon kepada Allah agar kita cepat terhindar dari bala dan musibah ini,” katanya.
Guru Zuhdi juga memohon kepada masyarakat Banjar agar jangan keluar rumah, kecuali untuk urusan penting, serta jangan berjalan-jalan atau berkumpul di suatu tempat tanpa alasan yang penting. ”Bahkan, sesungguhnya di rumah sambil berzikir dan membaca istigfar adalah salah satu langkah yang baik dan terbaik buat menghadapi ini semua. Marilah kita bersama-sama mencari solusi, bukan saling menyalahkan,” tuturnya.
Bahkan, sesungguhnya di rumah sambil berzikir dan membaca istigfar adalah salah satu langkah yang baik dan terbaik buat menghadapi ini semua. Marilah kita bersama-sama mencari solusi, bukan saling menyalahkan.
Dua minggu
Hal yang sama dikatakan Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Kalsel Abdul Haris Makkie dalam surat edarannya pada 22 Maret 2020. Dia mengimbau pengurus cabang sampai pengurus ranting NU se-Kalsel menyosialisasikan penundaan pengajian, tahlilan, yasinan, majelis ta’lim, dan kegiatan lainnya yang mengumpulkan banyak orang hingga dua minggu ke depan.
Pengurus cabang sampai pengurus ranting NU juga diimbau menginisiasi gerakan meminimalkan shalat berjemaah di masjid, langgar, dan mushala, atau lebih aman melakukan shalat di rumah. ”Langkah ini sebagai bentuk peran NU memutus rantai penularan agar penyakit ini berhenti menyebar dalam dua minggu ini,” kata Haris.
Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr Petrus Boddeng Timang melalui surat gembala pada 21 Maret 2020 juga memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan semua ibadat dan pertemuan langsung atau tatap muka yang menghadirkan umat katolik. Pelaksanaaannya, Senin (23/3/2020)-Jumat (3/4/2020).
Kepala Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus, Veteran, Banjarmasin, Romo Lorentius Tata Priyana mengatakan, dengan adanya surat gembala itu, maka seluruh kegiatan di gereja dan juga di komunitas-komunitas dihentikan atau ditiadakan. ”Semua kegiatan peribadatan, doa, rapat, latihan-latihan, dan perkumpulan dihentikan atau ditiadakan untuk sementara,” ujarnya.
Menurut Tata, peniadaan kegiatan itu dalam rangka solidaritas kepada semua masyarakat yang berupaya mengatasi pandemi Covid-19. Semua umat Katolik diharapkan tetap tinggal di rumah serta berdoa dan beribadah di rumah masing-masing. ”Kita mohon kepada Tuhan semoga segera menghentikan dan menyingkirkan wabah virus korona ini dari seluruh muka bumi,” katanya.