Ribuan Pekerja Migran Pulang dari Malaysia lewat Karimun
Lebih kurang 6.000 pekerja migran dari Malaysia tiba di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, untuk transit sebelum menuju daerah asal masing-masing. Mereka pulang karena pabrik di Malaysia menutup operasinya.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Sejak Rabu (18/3/2020), lebih kurang 6.000 pekerja migran dari Malaysia tiba di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, untuk transit sebelum menuju daerah asal masing-masing. Lima di antaranya sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Muhammad Sani karena demam.
Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana, Senin (23/3/2020), mengatakan tidak tahu sampai kapan gelombang kepulangan pekerja migran itu akan berlangsung. Terkait hal itu, pemerintah provinsi akan mengirim surat kepada Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Johor Bahru, Malaysia.
Sejak 18-22 Maret 2020, tercatat ada 5.985 pekerja migran tiba di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun dari Pelabuhan Kukup dan Pelabuhan Puteri, Johor Bahru. Mereka mayoritas berasal dari Riau.
Sejak Malaysia menerapkan pembatasan mobilitas pada Rabu (18/3/2020), sebagian pabrik di Johor Bahru menghentikan produksi. Akibatnya, banyak di antara para buruh yang merupakan pekerja migran asal Indonesia memutuskan pulang ke Tanah Air.
Saat datang di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, selain dicek suhu tubuh dan diharuskan mengisi kartu kewaspadaan kesehatan, mereka juga disemprot disinfektan. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjung Balai Karimun telah menghubungi dinas kesehatan di daerah asal setiap pekerja migran agar selanjutnya memantau kesehatan yang bersangkutan.
”Tadinya memang ada lima orang yang dibawa ke RSUD Muhammad Sani Karimun karena suhu badannya lebih dari 37 derajat celsius. Namun, mereka sudah boleh keluar karena ternyata hanya demam biasa,” kata Tjetjep.
Adapun 206 pekerja migran yang sempat ditampung satu malam di Gelanggang Olahraga Badang Perkasa Karimun pada Minggu (22/3/2020), kini juga sudah diberangkatkan ke Riau. Agar hal serupa tidak terulang, mulai hari ini kapal yang datang dari Malaysia dibatasi hanya boleh datang hingga pukul 12.00.
Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan kelas I Tanjung Balai Karimun Marganda mengatakan, ada sembilan trip kapal per hari dari Karimun ke Malaysia. Para pekerja migran transit di Karimun karena pelabuhan di Riau sudah tidak menerima kapal asing.
Sementara itu, satu pasien positif Covid-19 di Batam yang sempat menjalani perawatan selama delapan hari di RSUD Embung Fatimah akhirnya meninggal pada Minggu (22/3/2020). Jenazah dikuburkan pada hari yang sama di Tempat Pemakaman Umum Sei Temiang, Kecamatan Sekupang.
”Pasien meninggal karena infeksinya meluas dan juga karena ia mengidap penyakit lain,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi.
Sebelumnya, Wali Kota Batam Muhammad Rudi menyatakan, pasien perempuan berusia 45 tahun itu diduga terinfeksi SARS-CoV-2 saat menghadiri Persidangan Sinode Tahunan (PST) Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) di Kota Bogor, Jawa Barat, pada 25-28 Februari 2020.
Rantai penyebaran Covid-19 kluster Bogor terungkap setelah satu pasien perempuan berusia 62 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek, Bandar Lampung, positif terjangkit Covid-19. Ia tercatat menghadiri PST GPIB. Sebanyak tiga pasien positif Covid-19 di Kalimantan Timur juga terhubung dengan kluster ini.
Hingga hari ini, tercatat ada lima kasus positif Covid-19 di Kepri yang tersebar di Batam (3), Tanjung Pinang (1), dan Karimun (1). Selain itu, tercatat ada 54 pasien dalam pengawasan dan 621 orang dalam pemantauan.