Skenario Cadangan untuk Tangani Covid-19 di Sulteng
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyiapkan sejumlah skenario cadangan guna menghadapi kemungkinan terburuk akibat pandemi Covid-19. Selain rumah sakit, sejumlah gedung disiapkan untuk merawat pasien.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyiapkan sejumlah skenario cadangan guna menghadapi kemungkinan terburuk akibat pandemi Covid-19. Selain rumah sakit, sejumlah gedung disiapkan untuk merawat pasien.
”Kami sudah putuskan semua gedung untuk pendidikan dan latihan akan dicadangkan untuk membanturumah sakit yang akan merawat pasien tertular Covid-19. Itu dibuatkan SK (surat keputusan)-nya. Nanti pengelolanya dilatih dinas kesehatan,” kata Gubernur Sulteng Longki Djanggola di Palu, Sulteng, Senin (23/3/2020).
Gedung-gedung yang disiapkan antara lain gedung Badan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Sulteng, gedung Badan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Sulteng, gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sulteng, dan wisma haji. Gedung-gedung tersebut bisa menampung hingga 600 pasien. Gedung-gedung tersebut disiapkan untuk pasien yang diisolasi, tetapi tidak dalam kondisi kritis.
Penyiapan gedung-gedung tersebut merupakan skenario lanjutan setelah sebelumnya Longki menandatangani surat keputusan tentang enam rumah sakit pendukung penanganan pasien Covid-19. Hal itu dilakukan karena dua rumah sakit rujukan di Palu memiliki kapasitas yang terbatas. Di Rumah Sakit Undata, misalnya, hanya disiapkan 24 tempat tidur. Di RSU Anatapura, jumlah tempat tidur bahkan hanya 12 unit.
Ketua DPRD Sulteng Nila Sari menyatakan, skenario penambahan ruang perawatan perlu dipersiapkan. Namun, ia meminta skenario lain mulai dipikirkan, seperti rekrutmen sukarelawan kesehatan. Tujuannya, menjaga kemungkinan tingginya kebutuhan petugas kesehatan dalam menangani pasien Covid-19.
Sejauh ini, Sulteng masih bebas dari Covid-19. Berdasarkan data Dinkes Sulteng, ada 10 orang dalam pemantauan (ODP) yang tersebar di Kota Palu, Kabupaten Poso, Tojo Una-Una, dan Kabupaten Morowali Utara. Sementara pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah enam orang. Mereka diisolasi di rumah sakit rujukan Covid-19 di Palu, Tolitoli, dan Kolonodale.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sulteng Saleh Amin mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan spesimen dari enam PDP. Hasil pemeriksaan spesimen dua pasien untuk tahap pertama sudah diterima dengan hasil negatif. Hasil pemeriksaan spesimen kedua bersama dengan spesimen tahap pertama PDP lainnya masih diproses di Kementerian Kesehatan.
Meskipun belum ditemukan kasus positif, sejumlah pihak terus berupaya mengantisipasi merebaknya penularan Covid-19. Di Palu, sejumlah lembaga dan instansi menyemprotkan disinfektan di berbagai fasilitas umum. Penyemprotan dilakukan personel Kepolisian Daerah Sulteng, Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap Cabang Sulteng, serta Dinas Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palu.
Meskipun belum ditemukan kasus positif, sejumlah pihak terus berupaya mengantisipasi merebaknya penularan Covid-19. Di Palu, sejumlah lembaga dan instansi menyemprotkan disinfektan di berbagai fasilitas umum.
Dinkes Sulteng juga bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Umum Sulteng dan pengembang teknologi informasi menyebar perangkat pemeriksa cepat kondisi kesehatan. Perangkat tersebut disebar melalui aplikasi percakapan Whatsapp.
Penggunanya akan ditanya riwayat kontak dengan pasien yang positif Covid-19, bepergian ke negara atau kota di Indonesia yang sudah melaporkan kasus positif, serta suhu tubuh sekitar 38 derajat celsius.
Jika syarat tersebut terpenuhi, pengguna disarankan segera datang ke pusat layanan kesehatan. Sementara jika tak terpenuhi, pengguna tak perlu memeriksakan diri ke layanan kesejatan, tetapi tetap menjaga jarak dengan orang lain dan rutin mencuci tangan.