Terdampak Ekonomi karena Korona, Warga Banyuwangi Dapat Jaring Pengaman Sosial
Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, memberikan jaringan pengaman sosial bagi warga berpenghasilan harian yang terdampak kebijakan bekerja di rumah.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menjamin pendapatan warga yang bekerja harian di tengah krisis pandemi Covid-19. Pemkab menggunakan dana darurat dan bekerja sama dengan lembaga sosial untuk menjalankan sistem jaminan itu.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, social distancing, work from home, membatasi keluar rumah, dan pengalihan belajar ke rumah untuk ratusan ribu pelajar, berdampak ke warga yang mengandalkan pendapatan harian. Warga itu di antaranya tukang becak, penjual makanan di lingkungan sekolah, serta para pedagang kaki lima skala mikro. Mereka biasa bekerja hari ini untuk makan hari ini juga.
Di sisi lain, rata-rata mereka belum masuk dalam skema program sosial pemerintah pusat maupun daerah karena dinilai masih produktif secara ekonomi.
Guna memastikan kesejahteraan warga berpendapatan harian tersebut, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyalurkan jaring pengaman ekonomi. Hal itu dilakukan dengan membagi sejumlah kebutuhan pokok bagi warga yang mengandalkan pekerjaan berpendapatan harian
“Ada anggaran kedaruratan yang bisa dialokasikan untuk Jaring Pengaman Sosial. Kami juga bekerjasama dengan lembaga amal zakat dan pihak swasta untuk turut serta dalam kegiatan ini,” ujar Anas di Banyuwangi, Senin (23/3/2020)
Sejumlah skema jaring pengaman ekonomi sudah mulai dijalankan Banyuwangi. Skema itu antara lain pemberian paket sembako yang terdiri atas beras 10 kilogram, minyak goreng, dan tepung.
Salah satu pengemudi becak yang menerima jaring pengaman itu adalah Bambang (52) yang bisa mangkal di SD 2 Tukang Kayu, Banyuwangi. Pembatasan sosial yang diterapkan membuat ia benar-benar kehilangan penghasilan.
Ia mengaku bisa mendapat Rp 50.000 per hari saat anak-anak sekolah masih masuk sekolah seperti biasa. Sejak anak-anak belajar di sekolah, ia harus berpindah pangkalan ke Taman Blambangan.
“Ini membantu sekali. Cukup untuk kebutuhan beberapa hari. Semenjak anak-anak sekolah belajar di rumah, penghasilan saya tidak sampai setengahnya dari hari biasa,” ujarnya.
Ini membantu sekali. Cukup untuk kebutuhan beberapa hari. Semenjak anak-anak sekolah belajar di rumah, penghasilan saya tidak sampai setengahnya dari hari biasa
Secara terpisah Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Widji Lestariono menegaskan hingga kini belum ada warga Banyuwangi yang positif Covid-19. Kendati demikian ia terus mengimbau agar warga tetap menjaga jarak sosial dan kebersihan diri untuk mencegah persebaran virus SARS-CoV-2.
"Hingga hari ini tercatat sudah ada 54 masuk dalam kategori ODP (orang dalam pemantauan), 16 orang di antaranya selesai tahap pemantauan, 38 lainnya masih terus dipantau. Hingga saat ini belum pernah ada kasus PDP (pasien dalam pengawasan), dan kami berharap tidak pernah ada," ujarnya.