Stok APD Rumah Sakit Mulai Menipis di Bantul dan Sleman
Stok APD di sejumlah rumah sakit di Kabupaten Bantul dan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menipis. Beragam cara dilakukan untuk menyiasatinya, seperti membuka donasi hingga menurunkan anggaran tak terduga.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
BANTUL, KOMPAS—Stok alat perlindungan diri di sejumlah rumah sakit di Kabupaten Bantul dan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menipis. Beragam cara dilakukan untuk menyiasatinya, seperti membuka donasi, menurunkan anggaran tak terduga APBD hingga menggeser alokasi anggaran dinas.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Bantul Sri Wahyu Joko Santoso menyatakan, stok alat perlindungan diri (APD) diperkirakan habis akhir Maret ini. Data Dinkes Bantul hingga 21 Maret 2020, menyebutkan persediaan masker bedah sebanyak 195.750 unit, cairan pencuci tangan (1.562 botol), masker N95 (1.063 unit), sarung tangan (180.000 pasang), dan cairan alkohol (1.697 botol). Selain itu, ada juga jubah panjang (48 unit) dan pakaian pelindung (48 unit).
“Hari ini, kami sudah melakukan pengadaan barang. Harapannya, pekan ini sudah bisa terealisasi dan barang segera didapatkan. Setelah itu, bisa langsung didistribusikan ke rumah sakit,” katanya di Kantor Dinas Kesehatan Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (24/3/2020).
Penambahan yang diajukan, kata Sri Wahyu, adalah masker N95 sebanyak 4.200 unit, sarung tangan (17.500 pasang), masker bedah (35.000 buah), dan alkohol (300 botol). Selain itu, ada juga jubah panjang (12.000 unit) dan baju perlindungan (1.000 unit).
Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Sulistyanto menyampaikan, sejumlah distributor telah menyanggupi pengadaan APD itu. Pihaknya berharap, pemenuhannya bisa segera dilakukan. Tujuannya, menjamin tenaga medis bekerja nyaman dan terlindungi keselamatannya.
"Semuanya akan segera distribusikan kalau pengadaannya sudah selesai,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul, Helmi Jamharis telah menyiapkan dan tak terduga Rp 9,4 miliar untuk penanganan Covid-19. Sebanyak Rp 6 miliar dialokasikan untuk Dinkes Bantul dan Rp 3,4 miliar untuk Rumah Sakit Panembahan Senopati, rumah sakit rujukan Covid-19 di Bantul.
“Kami telah mencairkan anggaran tak terduga itu hari ini. Kami berharap kedua institusi itu segera memanfaatkannya,” kata Helmi.
Helmi menambahkan, pemenuhan APD tidak mudah di tengah tingginya permintaan. Oleh karena itu, Rumah Sakit Panembahan Senopati, kata dia, membuka dan menerima uluran tangan donator untuk pengadaan APD.
Kami telah mencairkan anggaran tak terduga itu hari ini. Kami berharap kedua institusi itu segera memanfaatkannya
Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo mengungkapkan, menipisnya APD dialami sejumlah rumah sakit di Sleman. Jumlah rincinya tak disebutkan. Namun, menurut pencatatannya, apabila tidak dilakukan pengadaan, stoknya bisa habis dalam tiga hari ke depan.
“Saat ini, kami sedang merekap kebutuhan APD dari semua rumah sakit untuk 10 hari ke depan. Ini kami lakukan sambil memesan 1.000 paket APD. Masing-masing rumah sakit juga berupaya memperoleh APD melalui jaringan masing-masing, termasuk membuka donasi,” kata Joko.
Joko menambahkan, menggeser alokasi anggaran untuk pemenuhan APD. Hasilnya, Dinkes Sleman mampu memeroleh Rp 2,7 miliar untuk penanganan Covid-19.