Tenaga medis di Sumatera Selatan kekurangan alat pelindung diri. Dari 1.050 APD yang sudah diajukan ke pemerintah pusat, baru 30 unit APD yang diterima.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Tenaga medis di Sumatera Selatan kekurangan alat pelindung diri. Ada lima rumah sakit rujukan yang memiliki peralatan cukup lengkap, rumah sakit lainnya menggunakan peralatan seadanya.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy, Selasa (24/3/2020). ”Sebenarnya dana yang disiapkan untuk pembelian alat sudah tersedia. Hanya barangnya yang tidak ada,” kata Lesty.
Menurut dia, kurangnya alat pelindung diri (APD) membuat risiko tertular petugas medis sangat besar. Risiko besar tertular itu bahkan membuat seorang tenaga medis mengisolasi diri sendiri setelah menangani salah satu pasien dalam pengawasan (PDP) agar tidak menularkan ke orang lain atau menjadi carrier.
Terkait bantuan dari pemerintah pusat, lanjut Lesty, dari 1.050 APD yang sudah diajukan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Sumsel, baru 30 unit APD yang disalurkan. ”Bantuan lebih banyak disalurkan ke wilayah Jawa dan Bali,” ungkapnya.
Untuk saat ini, pihaknya akan bekerja sama dengan pihak swasta seperti perusahaan konfeksi untuk turut berperan membuat APD yang layak bagi tenaga kesehatan yang menangani PDP Covid-19 di Sumsel.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, pihaknya telah menganggarkan dana cadangan Rp 100 miliar untuk menanggulangi Covid-19. Dana ini merupakan hasil dari realokasi dan refokusing APBD 2020.
Pihaknya akan bekerja sama dengan pihak swasta seperti perusahaan konfeksi untuk turut berperan membuat APD. (Lesty Nurainy)
Dana ini bisa digunakan untuk sejumlah kebutuhan, termasuk untuk membeli peralatan yang dibutuhkan. Walau demikian, pembelian harus sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Herman menambahkan, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan juga telah menyiapkan setidaknya 2.000 ruang isolasi untuk menangani orang dalam pemantauan (ODP). Langkah ini dilakukan untuk menangkal dan mencegah penyebaran Covid-19.
Ruangan itu berada di dua tempat, yakni di Wisma Atlet Jakabaring dan Asrama Haji Palembang. ”Tempat ini dibuka untuk merawat ODP, sedangkan untuk pasien PDP tetap dirawat di lima rumah sakit rujukan Covid-19 yang ada di Sumsel,” katanya.
Ahmad Suhaimi dari Humas RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang mengatakan, sampai saat ini, pihaknya sedang menyiapkan ruang isolasi tambahan untuk menampung PDP. Sejumlah petugas kesehatan juga disiapkan. Terkait APD, ujar Ahmad, sampai saat ini masih cukup untuk beberapa minggu ke depan.
Pangdam II/Sriwijaya Mayor Jenderal Irwan menuturkan, pihaknya sudah mengusulkan bantuan terkait kebutuhan APD. Namun, sembari menunggu bantuan datang, seluruh pihak bisa lebih kreatif untuk membuat APD sendiri. Misalnya, dengan memanfaatkan jas hujan yang disandingkan dengan sepatu bot dan masker. Bahkan, di rumah sakit miliki Kodam, ujar Irwan, ruang isolasi dibuat hanya dengan tenda yang menggunakan plastik sebagai sekat dan penutup.
Untuk membuat ruang tetap steril, pihaknya menggunakan kipas angin yang bisa digunakan untuk menyemprotkan cairan disinfektan. ”Jangan sampai kendala peralatan membuat kita terhambat melakukan penanganan Covid-19 sesegera mungkin,” ungkapnya.