Jalanan Kota Ambon Mulai Sepi

KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Suasana jalanan di Kota Ambon, Maluku, yang mulai sepi. Pada Rabu (25/3/2020), volume kendaraan mulai berkurang.

AMBON, KOMPAS — Suasana di Kota Ambon, Maluku, perlahan mulai sepi. Namun, kegiatan masyarakat di sektor perekonomian masih sulit dikendalikan.

Berdasarkan pemantauan Kompas, Rabu (25/3/2020), aktivitas belajar-mengajar dihentikan. Layanan perkantoran dibatasi. Sejumlah toko dan rumah kopi ditutup. Volume kendaraan di jalanan pun berkurang.

Selain itu, semakin banyak warga yang menggunakan masker sebagai alat pelindung diri. Kesadaran untuk mencegah penyebaran virus korona jenis baru semakin bertumbuh jika dibandingkan pada hari-hari sebelumnya.

Kawasan rumah kopi di sepanjang Jalan Sam Ratulangi, Yos Sudarso, AY Patty AM Sangaji, dan Jalan Anthony Rebok, misalnya, ditutup. Rumah kopi di kawasan pusat kota dan perkantoran itu biasanya penuh pelanggan setiap hari kerja,  sejak pukul 07.00 hingga 20.00 waktu setempat.

Begitu pula toko-toko yang berdiri di Jalan AY Patty dan sudut kota yang lainnya. Tempat penjualan telepon genggam juga telah mengurangi pekerja.

Baca juga : Jakarta, Mulai dari Seruan sampai Tanggap Darurat Korona

HUMAS POLDA MALUKU

Mobil water cannon milik Polda Maluku menyemprotkan disinfektan di jalanan Kota Ambon, Maluku, pada Senin (23/3/2020). Penyemprotan itu bertujuan untuk mencegah peredaran virus korona jenis baru.

Volume kendaraan turun drastis. Angkutan kota berkurang seiring orang-orang memilih tidak bepergian. Antrean kendaraan di sekitar lampu pengatur lalu lintas yang biasanya mengular hingga 70 meter, kini tidak lebih dari 20 meter. Itu pun didominasi angkutan kota dan truk pengangkut bahan pokok dan barang bangunan serta komoditas pertanian.

Di jalanan semakin banyak warga yang mengenakan masker, baik yang berada di atas kendaraan maupun yang berjalan kaki. ”Kemarin, banyak orang menganggap remeh virus ini. Setelah tahu banyak orang yang meninggal, baru mereka takut,” kata Kace Manuputty (41), warga Kota Ambon.

Kerumunan orang banyak kini hanya ada di Pasar Mardika. Baik pembeli maupun penjual tidak menjaga jarak aman. Padahal, secara rutin petugas melalui pengeras suara menyampaikan tentang bahaya virus korona jenis baru itu. Petugas menyampaikan hal itu di tengah kerumunan orang.

Petugas dari dinas perhubungan setempat juga mengatur naik turun penumpang angkutan kota yang masuk dalam Terminal Pasar Mardika. Setiap angkutan yang biasa membawa 12 penumpang, kini hanya diperbolehkan mengangkut enam penumpang. Tujuannya, agar ada jarak yang aman di dalam angkutan kota.

Kemarin, banyak orang menganggap remeh virus ini. Setelah tahu banyak orang yang meninggal, baru mereka takut.

KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Pemeriksaan suhu tubuh di Hotel Amaris Ambon, Maluku. Hingga Selasa (24/3/2020), hotel tersebut sudah steril. Sebelumnya, ada seorang warga yang positif terinfeksi virus korona menginap di hotel tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Meikyal Pontoh dalam keterangan pers yang diterima Kompas melaporkan, hingga Rabu pukul 12.00 WIT, jumlah orang dalam pemantauan Covid-19 di Maluku sebanyak 96 orang. Selain itu, pasien dalam pengawasan sebanyak empat orang dan pasien positif Covid-19 (satu orang). Belum ada pasien yang sembuh dan meninggal dunia.

Sementara itu, stok alat pelindung diri, seperti masker, cairan pembersih tangan, sarung tangan, dan alkohol, di semua apotek habis. Warga meminta pemerintah daerah agar membantu mendatangkan alat pelindung diri.

”Gubernur bisa minta bantuan ke Kimia Farma, sebagai badan usaha milik negara,” ujar Benediktus Sarkol, Ketua Komnas HAM Provinsi Maluku.

Baca juga : Kasus Positif Mencapai 790 Orang, Jaga Jarak Jadi Kunci