Jumlah Pasien Positif Covid-19 di DIY Melonjak Jadi 18 Orang
Jumlah pasien positif Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami lonjakan, Rabu (25/3/2020). Pasien positif Covid-19 di DIY yang sebelumnya hanya enam orang, kini menjadi 18 orang.
Oleh
HARIS FIRDAUS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Jumlah pasien yang positif penyakit Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami lonjakan, Rabu (25/3/2020). Pasien positif Covid-19 di DIY yang sebelumnya hanya enam orang, kini menjadi 18 orang. Dari 12 pasien baru itu, dua orang di antaranya meninggal.
Lonjakan jumlah pasien positif Covid-19 itu diumumkan oleh Juru Bicara Pemerintah Daerah (Pemda) DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih, melalui keterangan tertulis, Rabu sore. ”Berikut kami sampaikan hasil laporan rumah sakit rujukan Covid-19 hari ini di DIY. Pasien positif sebanyak 18 orang,” kata Berty.
Pada Selasa (24/3/2020), jumlah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 di DIY sebanyak enam orang. Artinya, ada tambahan 12 pasien baru yang dinyatakan positif Covid-19 di DIY pada Rabu ini. Berdasarkan data Pemda DIY, 12 pasien baru itu berasal dari sejumlah kabupaten/kota.
Lonjakan angka hari ini merupakan akumulasi uji laboratorium sebelumnya yang belum keluar. (Ditya Nanaryo Aji)
Dari 12 pasien baru itu, 6 orang berasal dari Kabupaten Sleman, 2 orang dari Kota Yogyakarta, 1 orang dari Kabupaten Bantul, 1 orang Kabupaten Kulon Progo, 1 orang Kabupaten Gunung Kidul, dan 1 orang berasal dari Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Satu orang warga Kebumen itu ikut masuk dalam daftar kasus di DIY karena tengah dirawat di rumah sakit di Kota Yogyakarta.
Sementara itu, dari 12 pasien baru tersebut, ada dua orang di antaranya yang meninggal. Satu pasien yang meninggal itu adalah lelaki berusia 69 tahun asal Sleman yang dirawat di Rumah Sakit (RS) Bethesda Yogyakarta. Adapun satu pasien lain yang juga meninggal adalah laki-laki berusia 54 tahun asal Kebumen yang dirawat di RS Panti Rapih, Yogyakarta.
Dengan adanya dua pasien yang meninggal itu, total jumlah pasien positif Covid-19 di DIY yang meninggal menjadi tiga orang. Satu pasien positif Covid-19 di DIY yang meninggal sebelumnya adalah Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Iwan Dwiprahasto.
Berty memaparkan, dari total 18 pasien positif Covid-19 di DIY, ada satu orang yang dinyatakan sembuh, yakni seorang anak balita laki-laki berusia 3 tahun. Sang balita telah diperbolehkan pulang ke rumah, sementara kedua orangtuanya dinyatakan negatif Covid-19.
Akumulasi
Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah DIY Ditya Nanaryo Aji menjelaskan, lonjakan jumlah pasien positif Covid-19 di DIY itu terjadi karena adanya hasil pemeriksaan laboratorium beberapa pasien yang keluar dalam waktu berdekatan. ”Lonjakan angka hari ini merupakan akumulasi uji laboratorium sebelumnya yang belum keluar,” katanya.
Ditya menambahkan, beberapa waktu sebelumnya, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta sempat mengalami kekosongan primer atau bahan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan sampel pasien terduga Covid-19. BBTKLPP Yogyakarta merupakan instansi yang bertanggung jawab memeriksa sampel pasien dari DIY dan Jawa Tengah.
Kekosongan primer itu membuat pemeriksaan sampel menjadi lebih lama. Namun, setelah kebutuhan primer terpenuhi, pemeriksaan sampel bisa dilakukan sehingga hasil pemeriksaan sampel bisa diketahui.
Sementara itu, hingga Rabu, ada 64 pasien dalam pengawasan (PDP) di DIY yang masih menunggu hasil pemeriksaan. Dari jumlah tersebut, dua orang PDP meninggal.
Penelusuran
Dalam kesempatan terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan, dari 12 pasien baru di DIY yang diumumkan hari ini, Dinas Kesehatan Bantul melakukan tracing atau penelusuran terhadap dua pasien. Penelusuran dilakukan untuk mengetahui siapa saja yang melakukan kontak dengan mereka.
Pasien pertama yang ditelusuri adalah seorang anak laki-laki berusia 7 tahun asal Kecamatan Bambanglipuro, Bantul. Pasien itu kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati, Bantul.
Sri Wahyu menuturkan, pasien berusia 7 tahun tersebut sempat berkontak dengan ayahnya yang baru saja bepergian dari Bogor, Jawa Barat. ”Saat ini, pasien tersebut diisolasi bersama dengan kedua orangtuanya,” katanya.
Sri Wahyu menambahkan, pasien kedua yang juga ditelusuri kontaknya adalah seorang laki-laki berusia 71 tahun yang tengah dirawat di RS Panti Rapih. Dalam data Pemda DIY, pasien itu secara administratif merupakan warga Kota Yogyakarta.
Namun, pasien itu sebenarnya berdomisili atau tinggal di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Bantul juga melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang pernah berkontak dengannya. ”Pasien berusia 71 tahun ini memiliki riwayat perjalanan dari Singapura,” ungkap Sri Wahyu.