Kluster Positif Covid-19 di Sidoarjo Bertambah, Bilik Steril Dioptimalkan
Hingga Rabu (25/3/2020), ada lima orang positif terjangkit Covid-19 di Sidoarjo, Jawa Timur. Ada tiga kluster penularan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, bertambah dari tiga orang menjadi lima orang. Penambahan pasien baru ini merupakan kluster baru yang tidak terkait kasus sebelumnya. Upaya membendung sebaran virus pun digiatkan, salah satunya mengoptimalkan bilik sterilisisasi di Bandar Udara Juanda, Surabaya.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman, Rabu (25/3/2020), mengatakan, Dinas Kesehatan Provinsi Jatim mengumumkan ada dua tambahan baru pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di wilayahnya. Namun, pihaknya belum bisa menyampaikan informasi secara detail karena petugas sedang menelusuri.
Tim penelusur bertugas mengetahui riwayat pasien serta orang-orang yang melakukan kontak dekat. Mereka berpacu dengan waktu untuk mencegah agar virus tidak semakin menyebar. Informasi sementara, dua orang terkonfirmasi positif Covid-19 ini merupakan kluster baru.
Dua kecamatan ditetapkan sebagai zona merah, yakni Kecamatan Candi dan Sidoarjo.
”Mereka (positif baru) merupakan kluster tersendiri. Artinya tidak terkait dengan dua kluster sebelumnya, yakni kluster kasus positif pertama dan positif kedua,” ujar Syaf Satriawarman, Rabu (25/3/2020).
Dari tiga kasus positif sebelumnya, kluster pertama adalah satu warga Kecamatan Candi yang diduga terjangkit virus korona sepulang dari Jakarta. Kluster kedua merupakan dua warga Kecamatan Sidoarjo yang terjangkit seusai bepergian dari luar kota. Kasus kedua ini tak terkait kasus pertama.
Seiring adanya dua kasus itu, dua kecamatan ditetapkan sebagai zona merah, yakni Kecamatan Candi dan Sidoarjo.
Meningkatnya jumlah warga Sidoarjo yang terkonfirmasi positif Covid-19 mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Upaya memutus rantai penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 pun semakin digalakkan.
Salah satunya Bandar Udara Juanda, Surabaya, di Sidoarjo sebagai salah satu pintu gerbang Jatim dari luar provinsi dan luar negeri. Ada sejumlah upaya yang dilakukan pengelola bandara, yakni memasang pemindai suhu tubuh, menyediakan sarana yang memudahkan masyarakat menerapkan pola hidup bersih, serta menyemprotkan cairan disinfektan untuk membunuh virus.
Communication and Legal Section Head Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro mengatakan, baru-baru ini pihaknya mendapat bantuan bilik sterilisasi dari Pemkot Surabaya. Alat ini dipasang di terminal kedatangan internasional dan terminal kedatangan domestik, Minggu lalu. Untuk sementara, petugas Linmas Pemkot Surabaya yang mengoperasikannya.
”Ada dua bilik sterilisasi dengan tipe yang berbeda. Bilik pertama tipe tunnel yang diletakkan di terminal kedatangan domestik (T1),” kata Yuristo.
Penggunaannya sederhana. Penumpang atau petugas bandara hanya perlu jalan melewati alat. Saat lewat itulah alat akan menyemprotkan cairan disinfektan yang bentuknya berupa embun ke tubuh penumpang atau petugas.
Bilik sterilisasi kedua tipenya seperti bilik ruangan (chamber). Cara kerjanya, penumpang atau petugas bandara harus masuk ke dalam bilik satu per satu. Bilik lantas ditutup rapat pintunya dan petugas akan menyalakan mesin yang menyemprotkan cairan disinfektan. Orang yang berada di dalamnya cukup memutar tubuh selama sekitar 18 detik agar tersemprot merata.
Yuristo menambahkan, sebagai pintu gerbang lalu lintas orang dan barang ke Jatim, Bandara Juanda sejak awal telah mengantisipasi masuknya virus korona galur baru dengan berbagai upaya. Bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya, saat ini telah terpasang alat pemindai suhu tubuh di terminal kedatangan internasional dan domestik.
Pada saat bersamaan, upaya meminimalkan penyebaran virus korona melalui pembatasan sosial dan pembatasan fisik juga digencarkan. Masyarakat yang punya hajatan diimbau menunda kegiatan. Kegiatan lomba burung berkicau di Sidoarjo yang tetap berlangsung di tengah pandemi Covid-19 juga dibubarkan secara paksa oleh aparat.