Dinkes Sidoarjo Bentuk Tim Khusus Tangani Pemakaman Positif Covid-19
Dinas Kesehatan Sidoarjo menyiapkan pembentukan tim khusus untuk menangani pemakaman orang terkonfirmasi positif Covid-19 yang meninggal dunia.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Dinas Kesehatan Sidoarjo menyiapkan pembentukan tim khusus untuk menangani pemakaman orang terkonfirmasi positif Covid-19 yang meninggal dunia. Hal itu didasari pengalaman sulitnya mengurus pemakaman karena masyarakat menolak keras untuk terlibat meskipun secara tidak langsung.
Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, tim khusus yang menangani pemakaman orang terkonfirmasi positif Covid-19 ini akan direkrut dari para sukarelawan. Mereka dibekali dengan pengetahuan yang cukup tentang penatalaksanaan pengurusan jenazah positif Covid-19.
”Hal itu karena jenazah positif Covid memerlukan perlakuan khusus, salah satunya harus segera dimakamkan. Bahkan, yang paling baik waktunya tidak lebih dari 4 jam setelah meninggal,” ujar Syaf Satriawarman, Kamis (26/3/2020).
Seorang pasien dalam pengawasan yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Sidoarjo meninggal dunia, Rabu (25/3) sekitar pukul 19.00. Pasien yang dirawat di salah satu rumah sakit rujukan ini berjenis kelamin laki-laki dan berusia 70 tahun. Dia tidak pernah bepergian, tetapi menerima kunjungan dari anaknya yang baru pulang dari Malaysia.
Hal itu karena jenazah positif Covid memerlukan perlakuan khusus, salah satunya harus segera dimakamkan. Bahkan, yang paling baik waktunya tidak lebih dari 4 jam setelah meninggal.
Saat meninggal, jenazah pasien langsung diurus oleh rumah sakit sesuai dengan standar penanganan terhadap orang yang terinfeksi penyakit menular. Jenazah sudah dibungkus rapat dan dipeti agar tidak berpotensi menularkan virus kepada orang di sekitarnya. Namun, persoalan terjadi saat hendak dimakamkan.
Keluarga dan masyarakat menolak meskipun hanya sebagai saksi. Tukang gali kubur juga menolak bekerja. Penguburan akhirnya dilakukan oleh Pelaksana Tugas Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin dengan arahan langsung dari dokter spesialis paru yang juga Direktur Utama RSUD Sidoarjo. Mereka dibantu unsur pimpinan daerah lainnya.
Sesuai dengan protokol kesehatan, tim yang memakamkan jenazah Covid-19 ini mengenakan alat pelindung diri, termasuk baju pelindung (hazmat). Proses pemakaman selesai subuh. Pemakaman berlangsung di Taman Makam Umum Praloyo di Jalan Lingkar Timur, bukan di pemakaman desa tempat tinggal korban.
Syaf mengatakan, hingga kini jumlah orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Sidoarjo sebanyak 8 orang, satu di antaranya meninggal dunia dan sisanya masih dirawat. Selain itu ada 41 pasien dalam pengawasan (PDP) di wilayahnya serta 23 orang dengan pemantauan (ODP).
”Jumlah itu diprediksi bertambah. Untuk PDP yang 41 orang itu, hanya 19 yang dirawat di rumah sakit rujukan di Sidoarjo karena terbatasnya kapasitas ruang isolasi,” kata Syaf.
Sebanyak 22 PDP lainnya dirawat di rumah sakit di Surabaya dan isolasi mandiri di rumah. Lima rumah sakit rujukan Covid-19 di Sidoarjo adalah RSUD Sidoarjo, RS Mitra Keluarga, RS Siti Hajar, RS Anwar Medika, dan RS Siti Khodijah. Total kapasitas ruang isolasi yang tersedia 19 kamar dan sekarang sedang dilakukan penambahan.
Perketat pembatasan sosial
Syaf mengatakan, dengan meningkatnya jumlah pasien dan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, pihaknya meminta masyarakat mematuhi imbauan pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial dan pembatasan fisik. Jangan keluar rumah, jangan berkerumun, dan lebih baik berdiam di dalam rumah untuk memutus rantai penyebaran virus korona galur baru.
Kepala Polresta Sidoarjo Kombes Sumardji mengatakan, pihaknya akan memperketat pengawasan terhadap aktivitas sosial masyarakat. Hal itu karena masyarakat di Sidoarjo masih banyak yang tidak patuh. Banyak yang masih berkerumum di warung kopi, bahkan masih ada yang menggelar perlombaan burung dara.
”Patroli rutin terhadap tempat nongkrong dan tempat hiburan terus dilakukan untuk mengingatkan masyarakat pentingnya berdiam di rumah demi mencegah penyebaran virus,” ucap Sumardji.