Keluarga Terduga Teroris di Batang Tertutup sejak Pulang dari Malaysia
Keluarga terduga teroris yang ditangkap di Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (25/3/2020), dinilai menjadi lebih tertutup sejak pulang dari Malaysia tiga tahun lalu.
Oleh
KRISTI UTAMI
·2 menit baca
BATANG, KOMPAS — Keluarga terduga teroris yang ditangkap di Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Rabu (25/3/2020), dinilai menjadi lebih tertutup sejak pulang dari Malaysia tiga tahun lalu. Mereka juga menolak beribadah di satu masjid yang sama dengan aparatur sipil negara.
Rabu petang, anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menggerebek rumah milik S (47), warga Kecamatan Subah. Selain menangkap S, petugas juga sempat menangkap istri dan anak S, yakni R (42)dan A (11). R dan A kemudian dipulangkan ke rumah mereka pada Rabu malam.
Adapun MM (40), adik S, tewas tertembak setelah melawan petugas saat hendak ditangkap. Jenazahnya langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. Petugas juga menyita beberapa botol cairan kimia, kabel, catatan dokumen, serta sejumlah senjata tajam, seperti parang, sangkur, golok, dan pedang.
Para tetangga menilai keluarga S berubah menjadi tertutup setelah pulang dari Malaysia, tiga tahun lalu. Sebelum pergi ke Malaysia, keluarga S mau berbaur dan bersosialisasi dengan masyarakat. ”Pulang dari Malaysia, keluarga S berubah dari segi penampilan dan cara bersosialisasi. Mereka tiba-tiba menjadi semacam anti dengan aparatur sipil negara,” kata Muhamimin (40), tetangga, Kamis (26/3/2020).
Muhamimin menjelaskan, S dan keluarganya tidak mau shalat berjemaah di masjid yang sama dengan aparatur sipil negara. S pernah menuturkan kepada para tetangganya bahwa beribadah di tempat yang sama dengan aparatur sipil negara termasuk haram. Sebab, aparatur sipil negara dianggap sebagai pembela negara.
”Sehari-hari, S bekerja sebagai pembuat sangkar burung. Sementara MM sering mendapat pesanan untuk melukis di beberapa taman kanak-kanak (TK),” ucap Nasru (42), warga lain.
Menurut Nasru, MM dulu bekerja sebagai pegawai harian lepas di Dinas Perhubungan Kabupaten Batang. Setelah beberapa bulan bekerja, MM memutuskan mengundurkan diri karena, menurut dia, bekerja di instansi pemerintahan adalah haram.
MM sering mendengar atau menonton ceramah bertema jihad di ponselnya. Tak hanya itu, beberapa bulan belakangan, MM juga sering mengunggah tulisan yang mengatakan bahwa orang yang tidak sealiran dengannya kafir.
Selain menangkap S, Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri juga menangkap beberapa terduga teroris lain di wilayah Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang. Penangkapan di Kecamatan Tulis juga dilakukan pada Rabu petang.