Munculnya kebijakan menjaga jarak dengan orang lain atau social distancing terkait penyebaran wabah Covid-19 membuat jumlah penumpang bus di Terminal Arjosari, Malang, Jawa Timur, turun hingga 70 persen.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Munculnya kebijakan menjaga jarak dengan orang lain atau social distancing terkait penyebaran wabah Covid 19 membuat jumlah penumpang bus di Terminal Arjosari, Malang, Jawa Timur, turun hingga 70 persen dibandingkan dengan hari biasa. Penurunan juga terjadi pada moda transportasi kereta api yang ada di wilayah PT Kereta Api Daerah Operasi 8 Surabaya.
Kepala Tata Usaha Terminal Arjosari Agus Ruskandi, Kamis (26/3/2020), mengatakan, penurunan penumpang bus cukup terasa sejak sepekan lalu, baik penumpang turun maupun naik. ”Penumpang sepi. Jika biasanya jumlah penumpang berkisar 15.000-16.000 orang per hari, beberapa hari terakhir jumlahnya hanya 5.000-an orang,” ujarnya.
Menurut Agus, penurunan penumpang tidak hanya terjadi pada bus jarak dekat, tetapi juga jarak jauh, seperti bus yang melayani trayek Jakarta-Malang. Adapun bus jarak dekat yang masih banyak mengangkut penumpang berasal dari Surabaya.
Turunnya jumlah penumpang ini berimbas pada bus yang beroperasi. Jika pada hari biasa jumlah bus antarkota dalam provinsi dan antarkota antarprovinsi yang beroperasi lebih dari 350 rit, saat ini tinggal sekitar 125 rit. Itu pun masih banyak bangku kosong.
Jika pada hari biasa jumlah bus antarkota dalam provinsi dan antarkota antarprovinsi yang beroperasi lebih dari 350 rit, saat ini tinggal sekitar 125 rit.
”Untuk bus yang melayani trayek Jakarta-Malang, jika biasanya ada lima yang beroperasi, sekarang tinggal dua. Begitu pula jarak jauh yang lain, tinggal separo yang beroperasi,” ucapnya.
Pembatalan KA
Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 8 Surabaya mulai 26 Maret-30 April 2020 membatalkan tiga perjalanan kereta api (tahap I) guna mendukung langkah pemerintah memutus penularan Covid-19. Tiga kereta yang dibatalkan adalah Kereta Api Songgoriti rute Surabaya-Malang, Kereta Api Sembrani relasi Pasar Turi-Gambir, dan Kereta Api Gumarang rute Pasar Turi-Pasar Senen.
Adapun tahap II (1-30 April) ada empat kereta yang dibatalkan, meliputi Kereta Api Sancaka Utara relasi Surabaya Pasar Turi-Solo-Kutoarjo, Kereta Api Mutiara Timur Surabaya Gubeng-Ketapang, Kereta Api Logawa relasi Jember-Surabaya Gubeng-Purwokerto, dan Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan Surabaya Gubeng-Pasar Senen.
Selain membatalkan perjalanan kereta, PT KAI Daop 8 juga memperpendak jarak pada 1-30 April 2020. Kereta yang mengalami pemangkasan jarak adalah Kereta Api Argo Wilis rute Surabaya Gubeng-Bandung-Gambir (menjadi Surabaya Gubeng-Bandung), Kereta Api Mutiara Selatan relasi Malang-Surabaya Gubeng-Bandung-Gambir (menjadi Malang-Surabaya Gubeng-Bandung), dan Kereta Api Turangga relasi Surabaya Gubeng-Bandung-Gambir (menjadi Surabaya Gubeng-Bandung).
Selain itu, ada Kereta Api Malabar rute Malang-Bandung- Pasar Senen (menjadi Malang-Bandung) dan Kereta Api Lokal Ekonomi Sbi/BJ yang biasa melayani Surabaya Pasar Turi-Babat-Bojonegoro menjadi Surabaya Pasar Turi-Babat. ”Kebijakan ini untuk mendukung social distancing yang ditetapkan oleh pemerintah di saat masyarakat diminta mengurangi mobilitas,” kata Manajer Humas PT KAI Daop 8 Suprapto.
Menurut Suprapto, kebijakan ini tentu berdampak pada turunnya jumlah penumpang. Selama rentang 1-22 Maret 2020, jumlah penumpang di Daop 8 hanya 649.825 orang. Jumlah itu hanya 60,95 persen dari target program sebesar 1.066.109 penumpang.
Suprapto menambahkan, pihaknya berusaha menurunkan kapasitas penumpang kereta lokal. Jika sebelumnya kapasitas kereta lokal mencapai 150 persen, saat ini diturunkan menjadi 75 persen. Setiap hari terdapat 46 perjalanan kereta api lokal di Daop 8 dengan kapasitas 25.564 tempat duduk (100 persen) dan toleransi tiket berdiri 12.782 (50 persen).
”Jadi total kapasitas kereta lokal di Daop 8 mencapai 38.346 orang. Dengan penurunan kapasitas penumpang, saat ini daya angkut kereta di Daop 8 sebanyak 19.182 orang per hari,” katanya.
Akibat kebijakan pengurangan daya itu, banyak masyarakat yang kemudian membatalkan tiket. Pada periode 1-24 Maret di wilayah Daop 8 terjadi pembatalan 25.435 tiket oleh penumpang.